Melihat LGBT dari sisi kesehatan dapat merujuk pada pendapat dokter spesialis kulit dan kelamin, dr Dewi Inong Irana yang memaparkan secara detail tentang bahaya LGBT dari sisi psikologi dan kesehatan. LGBT bisa membahayakan kesehatan, pendidikan dan moral seseorang.
LGBT merupakan singkatan dari Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender. Kaum LGBT memiliki sebuah lambang berupa bendera pelangi yang menjadi cikal bakal mereka untuk bergerak, atau yang dikenal dengan sebutan gerakan pelangi.
Gay adalah sebutan khusus untuk laki-laki yang memiliki orientasi seks terhadap sesama jenis. Lesbian adalah sebutan untuk perempuan yang menyukai sesama jenis. Biseksual adalah sebutan untuk orang yang bisa tertarik kepada laki-laki atau perempuan
Transgender adalah merupakan istilah yang digunakan untuk orang yang cara berperilaku dan berpenampilan berbeda atau tidak sesuai dengan jenis kelaminnya. Bisa menyerupai laki-laki ataupun perempuan.
Menurut Inong Irana, kelompok lelaki seks dengan lelaki (LSL) atau yang dikenal sebagai LGBT maka 60 kali lipat lebih mudah tertular HIV-AIDS dan penularan yang paling mudah melalui dubur.
Data CDC pada 2013 di Amerika Serikat, dari screening gay (pemeriksaan terhadap kaum gay) yang ber usia 13 tahun ke atas, 81 persen di antaranya telah terinfeksi HIV dan 55 persen di antaranya terdiagnosis AIDS, penularan termudah HIV-AIDS.
Selain HIV-AIDS, ada penyakit lain akibat LGBT yang tak kalah berbahayanya, contohnya, sarkoma kaposi, sebuah penyakit baru yang belum ada penawarnya.
LGBT juga membuat pelakunya mudah terkena kanker anal atau dubur. Para gay melakukan hubungan sek anal sehingga mereka memiliki resiko tinggi terkena penyakit kanker anal.
Selain itu, mereka juga bisa dengan mudah terkena kanker mulut. Kebiasaan melakukan oral seks bisa menyebabkan kanker mulut. Sebab, faktanya rokok bukanlah satu-satunya penyebab kanker mulut terjadi. Hal ini sesuai dengan studi di New England Journal of Medicine yang dimuat di situs Dallasvoice.
Bila melihat LGBT dari sisi kesehatan lebih mendalam, LGBT juga bisa menyebabkan meningitis. Meningitis atau radang selaput otak terjadi karena infeksi mikroorganisme, kanker, penyalahgunaan obat-obatan tertentu dan mengalami peradangan tubuh.
Namun, hal lain diungkapkan dalam tulisan di DetikHealth bahwa meningitis terjadi karena penularan hubungan seks yang dilakukan oleh LGBT.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC) memperingatkan mereka yang mengidentifikasi diri sebagai gay, biseksual, queer atau trans, bahwa mereka perlu mendapatkan vaksin yang dapat mencegah mereka terkena penyakit meningokokus.
Penyakit meningokokus, termasuk meningitis, adalah infeksi bakteri pada lapisan otak dan sumsum tulang belakang.
CDC melaporkan ada wabah yang sedang berlangsung di Florida yang CDC gambarkan sebagai “salah satu wabah penyakit meningokokus terburuk di antara pria gay dan biseksual dalam sejarah AS.
CNN melaporkan dari data CDC hingga Jumat, ada 26 kasus dan tujuh kematian akibat penyakit tersebut di antara pria yang berhubungan seks dengan pria. Enam dari kematian juga merupakan bagian dari komunitas LGBTQ. Setengah dari kasus terjadi pada pria yang diidentifikasi sebagai Hispanik.
Dalam Islam, sikap terkait LGBT sangat jelas, Allah menegaskan dalam firman yang artinya:
“Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia dan kamu tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Al-Syu’ara/26:165-166).
Dalam hadis, Rasulullah menegaskan bahwa orang-orang yang melakukan LGBT adalah orang-orang yang menyimpang dan dilaknat oleh Allah, sebagaimana sabda Rasulullah: “Dilaknat orang yang melakukan perbuatan kaum Luth (homoseksual,” (HR. At-Tirmidzi dan Ahmad dari Ibnu Abbas).