Berjarak kurang lebih 40 KM dari pusat Kota Semarang, Dauroh Badlan Al-Masruriyy yang bergerak di bidang tahfidzul Qur’an dan bahasa Arab ini terletak di kaki gunung Unggaran. Tepatnya di jalan Pangeran Diponegoro, Dusun Ngonto, Desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang.
Pesantren ini memiliki keunikan tersendiri, karena menyediakan dauroh (kursus) bisa berbahasa Arab selama dua bulan. Di pesantren ini, santri dan asatidz terlihat aktif berbicara bahasa Arab fushah dengan metode Badlan.
Secara akidah, Badlan Al-Masruriyy berpegang pada ahlussunnah wal jama’ah dan mengikuti mazhab Syafi’i dalam bidang fikih. Selain bahasa Arab, juga ada program tahfidz.
Menurut owner Badlan, Ustadz Andika Mustaqim, lembaga yang dipimpinnya sudah meluluskan ribuan santri dan tersebar di seluruh Indonesia. Bahkan ada juga yang berasal dari Malaysia, Kamboja, Filipina, Thailand dan lain sebagainya.
“Insya Allah, jika mengikuti arahan Badlan, santri yang datang ke sini bisa berbahasa Arab selama dua bulan. Kita buka program setiap bulan pada tanggal 10. Ada yang dari Medan, Jambi, Padang, Kalimantan, Sulawesi, Papua, Lombok, dan mancanegara,”jelasnya, Selasa (22/10/2024).
Udara yang dingin dan segar menambah semangat untuk belajar. Hal tersebut bisa dirasakan ketika berada di Dauroh Badlan Al-Masruriyy. Udaranya berada di angka 18-25 derajat celcius.
Badlan Al-Masruriyy mulai dirintis pada 1 Maret 2018. Saat itu, ada beberapa santri putra yang ingin belajar bahasa Arab ke Ustadz Andika Mustaqim. Karena belum ada asrama, santri tersebut ikut tinggal bersama santri tahfidz tempat Ustadz Mustaqim belajar.
Karena tidak bisa full belajar bahasa Arab, santri tersebut diminta pulang dua minggu terlebih dahulu, karena Ustadz Andika akan mencari kontrakan terlebih dahulu.
Dengan izin Allah, dua minggu kemudian santri yang diminta pulang terlebih dahulu tersebut datang kembali untuk belajar. Selanjutnya, mereka dididik untuk tersebut mempraktikkan bahasa Arab di setiap tempat dan waktu oleh Ustadz Andika Mustaqim. Setelah dua bulan belajar di Badlan, para santri tersebut menunjukkan perkembangan yang signifikan.
“Intinya di Badlan, kita tekankan praktik berbahasa Arab di mana saja. Karena ada banyak santri yang punya hafalan mufrodat banyak, tapi tidak bisa ngomong. Karena kurang praktik dan lingkungan yang mendukung,” ujarnya.
Ustadz Andika Mustaqim menerapkan sistem bagaimana setiap santri banyak mendengar kosa kata bahasa Arab terlebih dahulu. Oleh karenanya, Ustadz Mustaqim akan menyebutkan kosa kata di depan santri dan bicara bahasa Arab. Meskipun santri belum pada paham. Kemudian diminta sedikit demi sedikit berbicara bahasa Arab, semampunya.
“Belajar bahasa Arab akan mudah kalau santri terbiasa mendengar kosa kata bahasa Arab dan praktik di lingkungannya. Badlan menyediakan lingkungan berbahasa Arab sejak bangun tidur hingga tidur lagi,” imbuh Ustadz Andika Mustaqim.
Tokoh asal Jambi ini menambahkan, kunci seseorang bisa berbahasa Arab yaitu memiliki rasa penasaran tinggi. Sehingga ia tidak malu bertanya apa bahasa Arab sesuatu. Selanjutnya, harus memiliki sifat cerewet, yaitu tanpa rasa takut untuk mengucapkan kata-kata bahasa Arab.
Sebenarnya ini adalah metode yang diajarkan oleh setiap ibu kepada anaknya. Seorang ibu dalam mendidik anak agar bisa bicara yaitu terus ngomong di depan anak tanpa rasa bosan. Meskipun sang hanya diam, kadang meringis atau tersenyum saja. Namun, sang ibu tetap cerewet di depan anak. Dengan begitu, tanpa terasa anak memiliki banyak kosa kata.
Setelah anak bisa ngomong, meskipun cara penyebutannya salah. Seorang ibu tidak menyalahkan anaknya. Malah tersenyum dan semakin rajin bicara depan anaknya.
“Kebanyakan guru bahasa Arab tidak berbahasa Arab di depan santri, alhasil santri tidak terbiasa mendengarkan kosa kata bahasa Arab. Terkadang malah menyalahkan anak karena salah dari segi qowaid. Intinya, tahu bahasa Arab sesuatu, maka diucapkan di mana-mana,” ujar Ustadz Andika.
Selain itu, kata Ustadz Andika Mustaqim, untuk mendukung agar santri bisa berbahasa Arab yaitu menggabungkan tempat tinggal santri baru dan lama.
Dengan tujuan agar santri lama bisa membimbing dan ada tempat praktik bicara. Sedangkan santri baru punya pembimbing dan mengetahui kosa kata baru karena sering mendengar santri lama bicara.
Tahap belajar bahasa Arab di Badlan supaya bisa aktif biacar yaitu istima’ (mendengar) dulu lalu kalam (bicara). Kalau bahasa Arab pasif, hanya untuk membaca, maka lewat qiroah dan kitabah (menulis).
“Kita di Badlan berbahasa Arab karena cinta pada nabi dan agama Islam. Langkah awal, santri kita ajarkan kosa kata yang sering dipakai atau yang ada di sekitar. Biar terus diucapkan dan ingat,” kata Ustadz Andika Mustaqim.
Ustadz Mustaqim menyebutkan, para santri yang ingin belajar bahasa Arab dan didukung oleh lingkungan maka Badlan Al-Masruriyy adalah solusinya. Karena Badlan memiliki bukti nyata yaitu berhasil membuat anak kecil hingga orang dewasa bisa bahasa Arab.
Sebab lingkungan bahasa Arab sudah disediakan sebelum santri datang ke Badlan. Oleh karenanya santri yang datang tidak perlu khawatir sulit belajar bahasa Arab. Para santri juga didampingi belajar dan ngomong oleh mu’awin atau pendamping yang juga alumni Badlan.
Selain diajarkan bahasa Arab, santri di Dauroh Badlan Al-Masruriyy juga diajarkan terbiasa berbicara dengan fi’il, bisa menghitung hingga milyaran, uslub, ibaroh qosiroh, nahwu-shorof, matematika bahasa Arab, dan lain sebagainya.
“Bagi yang merasa kurang paham materi setelah dua bulan, boleh mengulang sampai paham dan gratis. Cukup bayar sekali, di depan. Di sini untuk makan beli sendiri, harganya berkisar Rp. 6000-8000,” tandasnya.
Penulis: Syarif Abdurrahman
Baca juga: Ini Amal Berbakti ke Orang Tua ketika Keduanya Sudah Lama Wafat