Wali Songo merupakan para ulama yang menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa. Sebab jasa dan warisannya yang begitu besar terhadap bangsa Indonesia, sampai sekarang makam Wali Songo ramai dikunjungi para peziarah. Berikut nama-nama dan lokasi makam Wali Songo yang tersebar di Pulau Jawa sebagaimana dituliskan Agus Sunyoto di buku Atlas Wali Songo (2016)
1. Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim. Diperkirakan lahir di Samarkand, Asia Tengah pada abad ke-14. Sunan Gresik merupakan wali tertua dari Sembilan Wali yang berdakwah di tanah Jawa. Pada tahun 1419 setelah selesai membangun dan manata pondokan, tempat belajar agama di Leran, ia wafat. Lokasi makam Sunan Gresik berada di desa Gapura Wetan, Gresik, Jawa Timur.
2. Sunan Ampel atau Raden Rahmat. Lahir sekitar tahun 1401 di Champa. Sunan Ampel adalah tokoh utama penyebaran Islam di tanah Jawa, khususnya wilayah Surabaya dan daerah-daerah sekitarnya. ia adalah putera Sunan Maulana Malik Ibrahim dengan ibu puteri Champa bernama Dewi Candra Wulan. Lokasi makam Sunan Ampel berada di dalam komplek Masjid Jami Ampel Surabaya, Jawa Timur. Tepatnya di Jalan Nyemplungan.
3. Sunan Bonang atau Raden Makhdum Ibrahim. Lahir tahun 1465 M. Ia adalah putera sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila. Sunan Bonang banyak menggubah karya sastra berbentuk suluk atau tembang tamsil dan menggunakan alat musik tradisional dalam menyampaikan dakwahnya. Tembang Tamba Ati yang sering dilantunkan di langgar-langgar saat menunggu shalat berjamaah merupakan salah satu karya sunan Bonang. Mengenai lokasi makam sunan Bonang terdapat 4 versi makam. Ada yang menyebut dimakamkan di Rembang, ada yang mengatakan di Tuban, ada pula yang menyebut dimakamkan di Cirebon, bahkan ada yang mengatakan dimakamkan di Pulau Bawean. Namun yang lebih banyak diziarahi adalah makam yang berada di kota Tuban.
4. Sunan Drajat atau Raden Qasim. Lahir pada tahun 1470 M. Ia adalah putera sunan Ampel, dan bersaudara dengan sunan Bonang. Ketika dewasa Sunan Drajat mendirikan Pesantren Dalem Dhuwur di desa Drajat, Paciran Lamongan. Tempat ini diberikan oleh kerajaan Demak. Ia diberikan gelar Sunan Mayang Madu oleh Raden Patah. Lokasi Makam Sunan Drajat berada di desa Drajat kecamatan Paciran Lamongan, Jawa Timur.
5. Sunan Kudus atau Sayyid Jakfar Shadiq. Lahir sekitar tahun 1400an M. Ia adalah putra dari pasangan Sunan Ngudung dan Nyai Anom Manyuran yang merupakan putri Sunan Ampel. Sebab keahliannya di dalam ilmu agama, pemerintahan dan kesusasteraan, ia menduduki jabatan-jabatan penting di masa Karajaan Demak Bintoro. Di dalam berdakwah Sunan Kudus menggunakan cara-cara yang bijaksana dengan melihat situasi dan kondisi masyarakat setempat. Lokasi makam sunan Kudus berada di Desa Kauman kecamatan Kota Kudus, Jawa Tengah.
6. Sunan Giri atau Raden Paku. Lahir di Blambangan tahun 1442. Ia adalah pendiri Kerajaan Giri Kedaton, Gresik, Jawa Timur. Sunan Giri adalah putera dari pasangan Maulana Ishak, seorang mubaligh yang datang dari Asia Tengah dan Dewi Sekardadu, putri bangsawan Menak Sembuyu dari wilayah Kerajaan Blambangan. Lokasi makam Sunan Giri berada di Desa Giri, Kebomas Gresik, Jawa Timur.
7. Sunan Kalijaga atau Raden Said. Lahir sekitar tahun 1450 M. Ia adalah putera Adipati Tuban, Tumenggung Wilatikta. Nama lain sunan Kalijaga adalah Lokajaya, Syekh Malaya, Pangeran Tuban, dan Raden Abdurrahman. Dalam satu riwayat, Sunan Kalijaga disebutkan menikah dengan Dewi Saroh binti Maulana Ishak, dan mempunyai tiga putera: R. Umar Said (Sunan Muria), Dewi Rakayuh, dan Dewi Sofiah. Lokasi makam Sunan Kalijaga terletak di Desa Kadilangu, dekat Demak Bintoro.
8. Sunan Muria atau Raden Umar Said. Lahir sekitar abad 15, menurut beberapa riwayat dia adalah putera dari sunan Kalijaga yang menikah dengan Dewi Soejinah, puteri Sunan Ngudung. Nama Sunan Muria berasal dari nama Gunung Muria, sebelah utara Kudus yang menjadi pusat kekuatan dakwahnya sekaligus tempat iia dimakamkan. Lokasi makam sunan Muria terletak di desa Colo, Kecamatan Dawe Kudus, Jawa Tengah, sekitar 30 kilometer arah utara dari Kompleks Masjid Menara Kudus.
9. Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah. Ia lahir pada tahun 1448 M. Ia adalah putera Syarif Abdullah Umdatuddin bin Ali Nurul Alam bin Syekh Jamaluddin Akbar. Pada Syekh Jamaluddin Akbar ini, bertemulah garis nasab Sunan Ampel dan Sunan Gunung Jati. Ibundanya adalah Nyai Rara Santang, puteri keturunan keraton Pajajaran, puteri Sri Baduga Maharaja, atau dikenal juga sebagai Prabu Siliwangi dari perkawinannya dengan Nyai Subang Larang. Lokasi makam sunan Gunung Jati berada di Desa Astana Kecamatan Cirebon Utara, Jawa Barat, sekitar 6 km dari Cirebon.
Baca juga:
Peneguhan Kembali Nasionalisme dan-Corak Islam Kultural ala Nahdlatul Ulama