tebuireng.co – Uwais Al-Qarni adalah seorang mukhadramun atau seorang yang sudah beriman pada zaman Nabi, tetapi tidak pernah bertemu langsung dengan Nabi Muhammad SAW.
Uwais pernah dipuji dan ditinggikan kedudukannya oleh Rasulullah SAW meskipun tidak pernah bertatap langsung dengan Rasulullah SAW. Karena itulah, beberapa ulama berpendapat bahwasanya Uwais Al-Qarni termasuk dari golongan sahabat Rasulullah SAW.
Pada suatu riwayat hadis Rasulullah SAW kepada para sahabatnya berbunyi jika pada suatu saat nanti di antara mereka ada yang bertemu dengan pemuda Yaman bernama Uwais Al-Qarni maka mintalah doa darinya dan sertakan mintalah agar Uwais memohonkan pengampunan kepada Allah SWT
Uwais hanyalah seorang pemuda biasa yang berasal dari kota Qarm di negara Yaman dan tinggal berdua bersama sang ibu. Saat itu, sang ibu telah memasuki usia senja dan mengalami kelumpuhan serta menderita kebutaan.
Uwais Al-Qarni dikenal dan dipuji di bumi dan di langit bukan karena kepahlawanannya dalam perang melainkan karena kesetiaannya dalam menemani orang tua dan hal tersebut termasuk ajaran Nabi Muhammad.
Uwais hebat juga bukan karena ketangkasannya dalam bermain pedang maupun kepiawaiannya dalam membidik menggunakan busur panah. Namun, yang membuat ia istimewa dan dipuji di langit bahkan bumi melainkan karena bakti dan ketaatannya pada sang ibu.
Uwais al-Qarni tidak pernah mengeluh sekalipun saat mengurus ibunya yang telah telah tua renta, disertai dengan lumpuh dan kebutaan. Semua kebutuhan sang ibu selalu bisa dipenuhi oleh Uwais. Bahkan Uwais Al-Qarni memenuhi keinginan sang ibu untuk menunaikan ibadah haji dengan menggendongnya.
Pada suatu ketika sang ibu berkata kepada Uwais Al-Qarni, “Wahai anakku, mungkin ibu tidak lama lagi hidup bersamamu, ikhtiar kan lah ibu agar bisa menunaikan ibadah haji,” pinta sang ibu.
Mendengar perkataan sang ibu, pemuda Uwais terdiam dan merenung karena perjalanan ke Mekkah sangatlah jauh. Melewati padang tandus yang panas dan gurun pasir yang membentang.
Umumnya, kala itu orang akan melaksanakan haji menggunakan unta sebagai kendaraan sekaligus tempat menaruh perbekalan akomodasi dan lain-lain.
Lantas Uwais berpikir bagaimana itu bisa dilakukan oleh seorang pemuda sepertinya yang miskin dan tidak memiliki kendaraan?
Kemudian muncul di benak Uwais al-Qarni suatu ide yang cemerlang, ia membeli seekor lembu dan ia bikinkan kandang di puncak bukit yang mana setiap hari Uwais Al-Qarni akan menggendong lembu itu turun naik bukit.
Saban hari, anak lembu makin besar dan semakin besar pula tenaga yang dibutuhkan Uwais untuk membawa lembu tersebut. Setelah 8 bulan melakukan kegiatan menggendong lembu naik turun bukit dan kini membuahkan hasil. Uwais lebih bertenaga untuk mengangkat barang yang lebih berat, ternyata tujuan Uwais tak lain dan tak bukan adalah persiapan untuk menggendong sang ibu ke tanah suci Makkah.
Baca Juga: Kisah Kiai Hasyim Menggendong Nabi Khidir
Ketika musim haji, mulai lah perjalanan Uwais al-Qarni menggendong sang ibu dari Yaman ke Makkah. Semua ia lakukan atas wujud dari cinta dan bakti seorang anak kepada sang ibu. Ia rela menempuh perjalanan jauh dan medan yang sulit demi memenuhi keinginan sang ibu berhaji.
Ia terus mendampingi ibunyas sampai semua rangkaian ibadah haji dilakukan dengan sempurna dan kembali lagi ke rumahnya. Uwais tidak mengeluh selama perjalanan. Rasa bahagia menyelimuti Uwais al-Qarni tatkala sang ibu terharu dan bercucuran air mata melihat baitullah.
Mereka berdua berdoa, “Ya Allah, ampuni semua dosa ibuku,” ujar Uwais.
Sang ibu heran dan berkata kata-kata, “Bagaimana dengan dosamu?”
Uwais menjawab, “Dengan terampuninya dosa ibu, maka ibu akan masuk surga. Cukup ridho dari ibu yang akan membawaku ke surga nanti.”
Itulah kisah Uwais Al-Qarni, seorang pemuda yang tulus dan penuh cinta kepada sang ibu. Allah SWT lalu membuat Uwais sembuh dari penyakit sopaknya yang ia derita dari kecil.
Hanya tersisa bulatan putih di tengkuknya, bulatan putih inilah yang menjadi tanda dari seorang pemuda Quraisy yang pernah diceritakan Rasulullah SAW kepada para sahabatnya.
Lewat tanda ini pula sahabat Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib menemukan Uwais Al-Qorni. Ketika bertemu dengan Uwais, Umar merasa sangat bahagia karena telah bertemu dengan sosok yang pernah diceritakan Rasulullah SAW. I pun menjalankan wasiat yang telah diberikan Rasulullah meminta doa pada Uwais Al-Qarni.
Badar/Abdurrahman