• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Mengenal Sosok Ulama Inspiratif KH Asrori Ahmad

Thowiroh by Thowiroh
2025-04-29
in Inspirasi, Tokoh
0
Mengenal Sosok Ulama Inspiratif KH Asrori Ahmad. (Ist)

Mengenal Sosok Ulama Inspiratif KH Asrori Ahmad. (Ist)

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

KH Asrori Ahmad merupakan sosok ulama inspiratif dari Magelang, Jawa Tengah yang juga dikenal sebagai sosok yang produktif dalam menulis.

Dalam cerita putranya yang bernama KH Ahmad Said Asrori seperti yang diunggah dalam kanal youtube NU Online, diceritakan bahwa sejak kecil, KH Asrori telah banyak menempuh perjalanan mencari ilmu di berbagai pesantren. Ia dipondokkan oleh ayahnya di beberapa pesantren di Magelang. Diantaranya yakni Pondok Pesantren (PP) Al-Asnawi di Bandungan, PP Al-Asy’ari di Tempuran lalu di PP Termas.

Selang beberapa lama di Termas, KH Asrori melanjutkan mencari ilmu di Lasem mengaji kepada KH Ali Ma’sum. Tak cukup sampai disitu, KH Asrori juga sempat pindah dan belajar di PP Tebuireng Jombang. Tepatnya saat Jepang masuk ke Indonesia, hingga keadaan menjadi lebih kondusif. Ia pun memutuskan untuk kembali ke Lasem.

KH Asrori menikah dengan putra KH Cholil Harun Rembang bernama ma’munatun. Setelah menikah, Ia pulang ke Magelang, di sebuah desa yang bernama Desa Wonosari.

Dalam pernikahannya, ia dikaruniai 9 anak, 6 putra dan 3 putri. Meski dalam keadaan yang serba prihatin, KH Asrori tetap berjuang untuk menyekolahkan dan memondokan semua anaknya.

KH Asrori dikenal sebagai sosok yang tegas dalam mendidik. Konon, ia akan sangat marah dan mengusir anaknya saat pulang ke rumah agar segera kembali dan mengaji lagi ke pondok.

Sekitar tahun 1947-1948, KH Asrori mulai merintis dan membangun Pesantren mengikuti perintah gurunya, KH Ali Ma’sum. Dalam ceritanya, konon pada saat pembagunan pertama, KH Ali Ma’sum bahkan menemani langsung dan membantu mengukur luas tanah yang akan dibangun pondok. Kemudian, Pondok Pesantren  yang telah dibangun tersebut diresmikan pada tahun 1950 dan diberi nama Raudhatut Tullab.

KH Asrori merupakan sosok ulama yang sangat mandiri dan memiliki semangat yang tinggi, disamping mengajar santri dan mengelola pesantren, ia juga bekerja sebagai petani dan jual beli kayu.

Ia juga dikenal sangat produktif dalam menulis. Awal mula proses KH Asrori produktif dalam menulis yakni karena bimbingan dari KH Bisri Mustafa yang dikenal telah memiliki banyak karya salah satu yang populer adalah terjemah Alfiyah ibn Malik.

KH Asrori pun dibimbing untuk mulai menerjemah kitab-kitab dasar seperti menerjemah kitab Safinatun Najah dalam bahasa jawa. Hal ini dilakukan karena kebutuhan saat itu agar masyarakat mudah memahami isi kitab dasar yang penting untuk dipelajari.

Dari situlah, akhirnya tumbuh rasa nyaman  dan nikmat dalam menulis sehingga KH Asrori terus menulis dan menerjemahkan kitab-kitab hingga menghasilkan banyak karya. Diantaranya Tashil al-Rafiq fi Tarjamati Sullam al-Taufiq, Tarjamah Riyadl al-Shalihin, Tarjamah Irsyad al-Ibad, serta Tarjamah Risalah al-Muawanah. 

Pada usia ke 72 tahun, tepatnya di hari senin 1 Agustus 1994 KH Asrori Wafat. Setelah wafatnya, banyak sekali kitab-kitabnya yang diterbitkan hingga saat ini lebih dari 100 kitab karya KH Asrori yang telah terbit dan disebarkan.

Bakat dan kegemarannya dalam menulis kemudian diteruskan oleh putranya yang bernama Ma’ruf Asrori yang rajin dan telaten dalam menulis bahkan saat ini, ia memiliki penerbitan sendiri dan telah berhasil menerbitkan banyak karya termasuk keputusan-keputusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sejak muktamar pertama hingga muktamar di Jombang yang berjudul Ahkamul Fuqaha.

KH Asrori Ahmad menjadi sosok ulama yang sangat inspiratif dan patut diteladani, bukan hanya dalam semangat belajar dan mencari ilmu juga dalam hal kerja keras dan  menulis banyak karya sebagai salah satu amal jariyahnya.

Baca juga: Profil KH Aniq Muhammadun,Pakar Bahtsul Masail dari Pati

Previous Post

Pengasuh Pesantren Madrasatul Qur’an: Istiqamah Kunci Kesuksesan

Next Post

Perjanjian Hudaibiyah, Diplomasi Rasulullah dengan Kaum Quraisy di Bulan Dzulqa’dah

Thowiroh

Thowiroh

Menulis untuk keabadian. Alumni Ma'had Aly Hasyim Asy'ari Pesantren Tebuireng.

Next Post
Perjanjian Hudaibiyah, Diplomasi Umat Islam dan Musyrikin Quraisy di Bulan Dzulqa'dah. (Ist)

Perjanjian Hudaibiyah, Diplomasi Rasulullah dengan Kaum Quraisy di Bulan Dzulqa'dah

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Kesunahan saat Meminum Air Zamzam menurut Sayyid Abu Bakar Syatha
  • Keutamaan Air Zamzam, Benarkah Bisa Menjadi Sebab Terkabulnya Doa?
  • 7 Kesunahan dalam Ibadah Haji
  • Pengertian Mahram dan Macam-macamnya
  • Buka Sidang PUIC ke-19, Prabowo Ungkap Kepemimpinan Tokoh Islam sebagai Teladan

Komentar Terbaru

  • Universitas Islam Sultan Agung pada Perluas Dakwah NU, LD PBNU Kirim 34 Dai ke 8 Negara dan 8 Provinsi di Indonesia
  • Visit Website pada Sikap Buya Arrazy Hasyim Terkait Pengeras Suara
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Ijazah Pelancar Rezeki dari Gus Baha
  • IT Telkom pada Ingin Anak Hebat? Ini Cara Tirakatnya
  • Sutrisno pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng