KH Aniq Muhammadun merupakan sosok ulama dari daerah Pati yang dikenal ahli dalam fikih dan bahtsul masail.
Putra ketujuh dari pasangan KH Muhammadun dengan Nyai Nafisatun ini lahir pada tanggal 30 Desember 1952 di daerah Pati tepatnya di Desa Pondohan, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
KH Aniq Muhammadun menempuh pendidikan dasar di Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Pondohan, kemudian melanjutkan pendidikan menengah di Madrasah Tsanawiyah Salafiyah Pondohan dan dilanjutkan pada Madrasah Aliyah di Matholiul Falah Ka jen Pati.
Setelah selesai menempuh pendidikan formalnya,ia kembali belajar dan mengkaji kitab kepada ayahnya KH Muhammadun di Desa Pondohan. Dalam perjalanan hidupnya, Ia menikahi Nyai. Hj. Salamah putri dari pasangan K. Zubair Dahlan dan Ibu Nyai. Hj. Aisyah. Dan dikaruniai 7 anak.
KH Aniq Muhammadun mewarisi keahlian dalam ilmu nahwu dan sharraf (arabic grammar) dari ayahnya. Hal ini kemudian membuat ia juga unggul dalam mengkaji ilmu fikh dan membahas persoalan masyarakat yang dikemas dalam bahtsul masail.
Ulama asal Pati yang menjabat sebagai Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini juga seringkali mengadakan pengajian kitab yang disiarkan secara online melalui Facebook. Diantara kitab yang biasa dikaji adalah Syarah Ibn Aqil dan Ihya’ Ulumuddin. Serta beberapa kitab lainnya seperti Shahih Bukhari, Fathul Mu’in, Tafsir Munir, Kanz al-Raghibin dan lain-lain.
Dalam kesibukannya sebagai pengasuh Pondok Pesantren dan Rais Syuriyah PBNU, KH Aniq Muhammadun yang dikenal ahli dalam bidang ilmu fikh juga turut aktif mengikuti kegiatan bahtsul masail di beberapa kota.
Keikutsertaannya dalam berbagai forum bahtsul masail dimulai saat usianya masih tergolong muda. Saat itu ia bersama kiai-kiai di daerah Tayu,Pati diminta untuk mendiskusikan permasalahan masyarakat untuk mencari titik terang dan hukum yang jelas. KH Aniq Muhammadun akhirnya mulai aktif dalam kegiatan bahtsul masail dan banyak belajar untuk merumuskan dan menyimpulkan permasalahan-permasalahan yang dibahas didalamnya.
Sejak saat itu, Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Ulum Pakis, Rayu, Pati ini mulai diundang untuk mengikuti kegiatan bahtsul masail dalam forum besar seperti acara Munas dan Muktamar di berbagai wilayah bahkan kerap ditunjuk sebagai mushohih.
Baca juga: Biografi Gus Ahmad Kafabihi Lirboyo