tebuireng.co – Pengasuh Pondok Pesantren AL-Mardliyah Bahrul Ulum KH M Yahya Husnan al-Hafidz menjelaskan hubungan tirakatan orang tua dengan kehebatan anak.
Hal ini disampaikannya dalam peringatan Nuzulul Al-Qur’an Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Hidayatu Al-Qur’an, Ahad (24/4/2022).
“Di balik anak yang hebat pasti terdapat orang tua yang ahli tirakat,” jelasnya.
Kiai Yahya menjelaskan rahasia kehebatan dari tokoh Nahdlatul Ulama (NU) KH Wahab Chasbullah, salah satunya karena peran KH Chasbullah Sa’id yang ahli tirakat dan dermawan.
Karena tirakat KH Chasbullah membuat ia memiliki dzuriyyah seperti KH Wahab Chasbullah yang ahli ilmu, terkenal bahkan menjadi pendiri dan pelopor berdirinya organisasi keagamaan terbesar di dunia, yaitu Nahdlatul Ulama’ (NU).
Baca Juga: Tirakatan Seorang Santri
“Orang tuanya Mbah Wahab adalah orang yang sangat dermawan. Sebab itulah putra-putri Mbah Chasbullah semuanya menjadi orang yang ahli ilmu, sholih-sholihah terkenal dan menjadi tokoh,” imbuh Kiai Yahya.
Kiai Yahya menambahkan, Kiai Chasbullah juga punya keturunan hebat bernama KH Abdul Hamid Chasbullah, adik KH Wahab Chasbullah. Kiai Hamid adalah santri pertama KH Munawir Krapyak Yogyakarta yang ahli Al-Quran dan hafal Al-Qur’an.
Selain itu, KH Chasbullah juga punya putra bernama Abdurohim Chasbullah, seorang yang ahli mendidik santri, dari tangannya lahir banyak ulama hebat. Ada juga Nyai Nur Khodijah Chasbullah, istri KH Bisri Syansuri Denanyar Jombang, pendiri Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar.
“Dermawannya orang tua itu bawa kehebatan untuk anak. Istri KH Chasbullah, Nyai Latifah juga ahli tirakat dengan cara berpuasa saat hamil. Cerita ini didapatkan dari KH M Djamaluddin, santri asli Bahrul Ulum,” tegas Kiai Yahya.
Dikatakan, Nyai Latifah tidak hanya puasa, selama mengandung juga mengkhatamkan Al-Quran sebanyak 90 kali. Sehingga ketika diperinci maka satu bulan khatam 10 kali (1 bulan 30 hari, wanita mengandung 9 bulan. Seingga 30 x 9 = 270 hari).
“Maka tak heran tokoh yang lahir dari rahimnya menjadi orang yang ahli ilmu, salih-salihah,” ujarnya.
Kiai Yahya menambahkan, kehebatan tokoh karena tirakatan orang tuanya juga dialami oleh KH Ahmad Djazuli Ploso yang dikenal ahli fikih dan memiliki santri ahli fikih di mana-mana.
Orang tua KH Ahmad Djazuli, Raden Mas M Ustman, juga dikenal ahli sedekah. Raden Mas Utsman yang pada kala itu menjadi Na’ib di daerahnya setiap hari Kamis selalu menyembelih ayam dan di masak menjadi makan yang sangat enak.
Kemudian makanan itu dihantarkan kepada ulama-ulama seperti KH Hasyim Asy’ai dan Mbah Manaf Lirboyo.
“Sebab perilaku dermawan Raden Mas Ustman dan istri menjadi salah satu sebab kealiman putranya. Akhirnya memiliki pesantren yang melahirkan banyak tokoh ahli agama,” katanya.
Lebih lanjut, KH M Yahya Husnan menceritakan ijazah KH Ulin Nuha Al-Hafidz Kudus untuk mendapatkan keturunan hebat. Ijazah nirakati anak tersebut, yaitu dengan melaksanakan salat hajat empat rakaat di setiap nisfi lail (pukul 00:01 WIB ke atas).
Ketentuan lainnya rakaat pertama, membaca Al-Fatihah, dilanjut dengan membaca surat Al-Baqarah ayat 128 sebanyak 10 X.
رَبَّنَا وَٱجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِن ذُرِّيَّتِنَآ أُمَّةً مُّسْلِمَةً لَّكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَآ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ.
Rakaat kedua, setelah membaca Al-Fatihah dilanjut membaca surat Ibrahim ayat 40 sebanyak 10 X:
رَبِّ ٱجْعَلْنِى مُقِيمَ ٱلصَّلَوٰةِ وَمِن ذُرِّيَّتِى ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَآءِ.
Rakaat ketiga, setelah membaca Al-Fatihah membaca surat Al-Furqan ayat 74 sebanyak 10 X.
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ
Rakaat ke empat, setelah membaca Al-Fatihah membaca surat Al-Naml ayat 19 sebanyak 10 X.
رَبِّ أَوْزِعْنِىٓ أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ ٱلَّتِىٓ أَنْعَمْتَ عَلَىَّ وَعَلَىٰ وٰلِدَىَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صٰلِحًا تَرْضَىٰهُ وَأَدْخِلْنِى بِرَحْمَتِكَ فِى عِبَادِكَ ٱلصّٰلِحِينَ
Sedangkan ijazah dari KH Ulil Albab (Mbah Bab) yaitu setiap usai menunaikan salat fardhu, putra-putri dipanggil serta di bacakan
إِلى حَضْرَةِ رُوحِى وَ جَسَدِي dilanjut menyebutkan nama anak, misalkan إِلى حَضْرَةِ رُوحِى وَ جَسَدِي فُلَانِ بن فُلَانٍ dibacakan satu-persatu pada setiap anak. Minimal satu hari dibacakan 1 (satu) kali.
“Ijazah dari KH Subadar di Pesantren Besuk Pasuruan, dawuhi agar setiap sambang untuk membawa air mineral, sebelumnya dibacakan surat al-Fatihah sebanyak 40 kali. Di lanjut dengan membaca Basmalah sebanyak 786 kali,” tandas Kiai Yahya.
Itulah beberapa penjelasan hubungan tirakat orang tua