Cara mencegah demensia bagi jemaah haji lanjut usia (lansia) penting untuk diketahui, sebab kondisi fisik menjadi faktor penting dalam ibadah haji.
Melansir kemkes.go.id, jumlah jemaah haji asal Indonesia yang lansia atau usia di atas 60 tahun mencapai 45% dari 200 ribuan kuota jemaah haji tahun ini. Menurut kepala bidang kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi dr. M. Imran mengatakan, terkait dengan jemaah haji lansia yang mengalami disorientasi seperti kasus jemaah haji minta pulang saat di pesawat, kemudian terdapat beberapa kasus jemaah haji yang sudah tiba di Tanah Suci masih menganggap berada di kampungnya, biasanya terjadi karena demensia.
Ia mengatakan, bahwa demensia ini merupakan fenomena jemaah haji Indonesia yang terjadi di tahun ini. Seperti diketahui di tahun ini bahwa jumlah jemaah Lansia lebih banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
fenomena demensia ini mempunyai beberapa faktor. Kepala Seksi Layanan Lansia, Disabilitas, dan PKP3JH Dokter Leksmana Arry Chandra dari Tim Media Center Haji (MCH) menceritakan bahwa terdapat jemaah lansia yang mengalami kelupaan saat sedang menunaikan ibadah haji, baik lupa nama, keluarga. Menurutnya, gangguan ini secara umum dipicu oleh dua hal, baik karena faktor sosial atau psikososial maupun faktor pribadi atau psikologis. Namun juga bisa juga dipicu oleh faktor biologis.
Ia juga menyebutkan bahwa demensia biasanya diikuti oleh gangguan cara berpikir, seperti disorientasi tempat, disorientasi waktu, dan disorientasi orang-orang di sekitarnya. Gejala yang bisa terlihat di awal biasanya seperti mudah lupa, terutama untuk kejadian-kejadian yang baru saja dialami. Kemudian, sulit mempelajari hal baru, sulit konsentrasi, termasuk sulit mengingat waktu dan tempat, utamanya setelah mereka berpindah dari kampungnya.
Untuk solusi awal mencegah demensia ini, dr M. Imran menjelaskan, bahwa jemaah lansia masih bisa dicegah terjadinya demensia, artinya jangan sampai menimbulkan gejala disorientasi. Salah satu pencegahannya adalah dengan stimulasi kognitif, caranya bisa dengan mengajak jemaah haji itu bercerita. Para pendamping jemaah juga diimbau untuk selalu mengajak mereka bersosialisasi, berdoa, berzikir bersama, kemudian menghindari aktivitas yang bisa menyebabkan jemaah lansia menjadi lelah. Sehingga apabila terjadi gejala demensia, petugas kesehatan biasanya akan langsung dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat
Hal itu senada dengan pendapat dokter spesialis kejiwaan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), dr. Ahmad Andi Sameggu. Sp.Kj yang mengatakan bahwa terdapat beberapa tips jika bertemu dengan penderita penyakit ini. Pertama adalah menenabgkan mereka, jangan sampai membuat mereka makin panik. Bisa dengan mengajak mereka menepi dan memberikan rasa aman.
”Orang tua di manapun itu butuh sentuhan. Tanyakan perasaannya. Temenin ngobrol, kalau bisa disuap makan,” terangnya.
Kementerian Agama (Kemenag) juga sudah memutuskan bahwa pasien demensia harus mendapatkan badal haji alias hajinya diwakilkan apabila kondisi mereka tidak memungkinkan. Namun, hukum ini bisa berubah jika dalam beberapa hari menjelang puncak haji kondisi mereka membaik.
Penulis: Muh Sutan Alambudi
Editor: Thowiroh