Bubur Muhdor merupakan salah satu kuliner khas Tuban yang identik dengan Bulan Ramadan. Tradisi penyajian bubur ini telah diwariskan secara turun-temurun, tidak hanya sebagai hidangan berbuka puasa, tetapi juga sebagai simbol kebersamaan dan warisan sejarah yang panjang.
Tradisi memasak Bubur Muhdor berasal dari Kampung Arab, Kelurahan Kutorejo, Kecamatan/Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Sejak pertama kali dibuat pada tahun 1937, bubur ini tetap menjadi sajian khas yang dinanti-nantikan masyarakat Tuban setiap Ramadan hingga saat ini.
Hidangan ini merupakan hasil akulturasi kuliner Timur Tengah yang dibawa oleh Syeikh Habib Abdul Qodir bin Alwi Assegaf. Pada masa penjajahan Belanda, bubur ini dijadikan siasat untuk menghadapi krisis pangan yang berkepanjangan.
Sebagai kuliner khas Ramadan, Bubur Muhdor biasanya disajikan sebagai takjil gratis yang dibagikan kepada masyarakat sekitar. Seiring waktu, antusiasme masyarakat untuk menikmati bubur ini semakin meningkat. Proses pembuatannya dilakukan secara gotong royong menggunakan kuali besar dan kayu bakar, mencerminkan semangat kebersamaan yang kuat.
Bahan utama Bubur Muhdor terdiri dari beras, santan kelapa, daging kambing, serta aneka rempah-rempah khas seperti bumbu gulai yang menghadirkan cita rasa autentik Timur Tengah. Perpaduan bahan-bahan ini menciptakan tekstur lembut dan rasa gurih yang khas.
Bubur Muhdor bukan sekadar makanan, tetapi juga mengandung nilai sosial dan budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi. Tradisi ini mencerminkan semangat berbagi, kepedulian sosial, serta kehangatan Ramadan yang selalu dinantikan masyarakat Tuban. Tak heran, banyak orang rela datang dari berbagai daerah hanya untuk mencicipi kelezatan bubur khas ini.
Sebagai salah satu tradisi unik Ramadan di Indonesia, Bubur Muhdor terus dilestarikan dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Tuban. Kehadirannya bukan hanya sekadar kuliner berbuka puasa, tetapi juga bentuk akulturasi budaya yang memperkaya khazanah tradisi lokal.
Bagi siapa pun yang berkunjung ke Tuban saat Ramadan, mencicipi Bubur Muhdor bisa dijadikan pengalaman yang tak boleh dilewatkan. Dengan cita rasa gurih yang khas dan nilai historis yang mendalam, Bubur Muhdor menjadi bukti bahwa kuliner dapat menjadi sarana menjaga kebersamaan dan mempererat ikatan sosial dalam masyarakat.
Baca juga: Berkah Ramadan bagi Pegiat UMKM