Pentingnya menjaga silaturahmi telah menjadi salah satu pembahasan khusus yang ditulis oleh Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari dalam kitabnya yang berjudul At-Tibyaan Fin Nahyi ‘An Muqatha’atil Arham wal Aqaarib wal Ikhwan.
Dalam kitab tersebut, Kiai Hasyim menjelaskan terkait pahala dan keutamaan bagi orang yang selalu menjaga silaturahmi serta dosa bagi orang yang memutusnya sebagaimana dinukil dari beberapa ayat dalam Al- Qur’an dan hadis nabi.
Menurutnya, silaturahmi termasuk ibadah yang paling utama sehingga memutus tali silaturahmi adalah perbuatan dosa yang tercela dan keburukan paling keji. Salah satu ayat yang mendasari hal tersebut terdapat dalam surah Muhammad ayat 22-24:
فَهَلْ عَسَيْتُمْ اِنْ تَوَلَّيْتُمْ اَنْ تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ وَتُقَطِّعُوْٓا اَرْحَامَكُمْ ٢٢ اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ لَعَنَهُمُ اللّٰهُ فَاَصَمَّهُمْ وَاَعْمٰٓى اَبْصَارَهُمْ ٢٣ اَفَلَا يَتَدَبَّرُوْنَ الْقُرْاٰنَ اَمْ عَلٰى قُلُوْبٍ اَقْفَالُهَا ٢
Artinya: Maka apakah sekiranya kamu berkuasa, lalu kamu akan berbuat kerusakan di bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?(22) Mereka itulah orang-orang yang dikutuk Allah; lalu dibuat tuli (pendengarannya) dan dibutakan penglihatannya (23) Maka tidakkah mereka menghayati Alquran, ataukah hati mereka sudah terkunci? (24).
Diantara keutamaan menjaga silaturahmi yakni akan mendapat ridha Allah, sebab menjaga silaturami termasuk dalam perintahnya seperti yang disebutkan dalam penggalan surah An-Nisa’ ayat pertama:
وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ تَسَاۤءَلُوْنَ بِهٖ وَالْاَرْحَامَۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا ١
Artinya: Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.
Dalam menjelaskan ayat ini, Kiai Hasyim mewanti-wanti untuk merenungkan bahwa setiap manusia selalu berada dalam pengawasan Allah sehingga jika saja mereka benar-benar menyadari hal tersebut, maka mereka akan selalu berupaya menjaga silaturahmi dan takut untuk memutusnya.
Keutamaan menjaga silaturahmi yang lain yakni bisa menambah keberkahan rizki sebagaimana disebutkan dalam hadis
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ عُقَيْلٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ أَخْبَرَنِي أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair, telah menceritakan kepada kami Al Laits dari ‘Uqail dari Ibnu Syihab dia berkata, telah mengabarkan kepadaku Anas bin Malik bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Barang siapa ingin lapangkan pintu rezeki untuknya dan dipanjangkan umurnya hendaknya ia menyambung tali silaturahmi.” (HR. Bukhari)
Menjaga silaturahmi juga bisa mendatangkan rahmat dan kasih sayang Allah seperti yang dikutip Kiai Hasyim dalam hadis qudsi:
قال رسول الله : يقول الله تعالي : أنا الرحمن وهذه الرحم شققت لها اسما من اسمي فمن وصلها وصلته ومن قطعها قطعته
Artinya: Rasulullah saw. bersabda, “Allah berfirman, ‘Akulah Ar-Rahman, dan rahim ini dikeluarkanlah nama dari nama-Ku. Siapa menyambungnya Aku akan menyambungnya dan siapa memutusnya Aku memutusnya.”
Pentingnya menjaga silaturahmi sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya membuat setiap orang yang memutusnya akan mendapat dosa dan ancaman yang luar biasa. Salah satunya yakni akan terhalang untuk masuk surga. Dalam hadis disebutkan:
ثلاثة لا يدخلون الجنة : مدمن الخمر وقاطع الرحم ومصدق بالسحر
Artinya: Tiga golongan yang tidak akan masuk surga: pecandu khamar (minuman keras), pemutus silaturahmi, dan orang yang mempercayai sihir.
Dalam hadis ini, Rasulullah Saw memberitahu kita bahwa ada tiga golongan manusia yang tidak akan masuk surga. Salah satunya orang yang memutus silaturahmi. Sebab, tidak menjaga hubungan dengan keluarga dapat menimbulkan permusuhan dan perpecahan dalam keluarga, yang berakibat pada seseorang hidup dalam keterasingan dan dijauhi oleh kerabatnya sendiri.
Demikian beberapa penjelasan yang termuat dalam kitab At-Tibyaan Fin Nahyi ‘An Muqatha’atil Arham wal Aqaarib wal Ikhwan yang menjelaskan tentang pentingnya menjaga silaturahmi.
Kitab ini menjadi salah satu bentuk perhatian dan pesan yang mendalam dari Kiai Hasyim agar manusia terhindar dari dosa dan ancaman yang pedih bagi orang yang memutus silaturahmi.
Penulis: Thowiroh
Editor: Ikhsan Nur Ramadan