tebuireng.co– Rabi’ah al-Adawiyah adalah salah seorang tokoh sufi dan wali perempuan yang terkenal. Nama lengkapnya yaitu, Ummu al-Khair bin Isma’il al-Adawiyah al-Qisysyiyah. Beliau diberi nama Rabi’ah karena merupakan anak perempuan keempat dari empat bersaudara. Beliau lahir di kota Basrah, Iraq pada tahun 94 H dan wafat di kota Basrah, Iraq pada tahun 185 H.
Dikisahkan, ada seorang pencuri masuk ke rumah Rabi’ah al-Adwiyah ketika beliau sedang tidur malam. Pencuri itu mengambil beberapa barang yang ada di rumah tersebut, kemudian segera bersiap untuk pergi. Akan tetapi, lama dicari, pencuri itu tidak bisa menemukan pintu untuk keluar.
Tiba-tiba, terdengar suara tanpa rupa yang berkata, “Jika kau ingin keluar, taruhlah barang-barang yang kau ambil itu!”
Begitu pencuri itu menaruh barang curiannya, dia dapat segera menemukan pintu keluar. Akan tetapi ketika dia mengambil barang itu kembali, pintu tersebut tiba-tiba menghilang.
Lama dia mencari jalan keluar, tapi tetap dia tidak menemukan. Akhirnya pencuri itu menaruh kembali barang curiannya.
Setelahnya, terdengar suara berkata, “Wahai Fulan, ketahuilah, jika Rabi’ah tidur, maka Tuhannya Rabi’ah tidak pernah tidur.”
Begitulah keadaan para wali Allah seperti Rabi’ah al-Adawiyah. Dikarenakan mereka senantiasa menjaga Allah dengan istiqomah melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, serta senantiasa mengikat hati dan pikiran mereka dengan Allah, maka Allah-pun menjaga dan melindungi mereka dari segala mara bahaya yang datang.
Amalan Untuk Penjagaan Rumah
Dikatakan oleh Imam Ibn ‘Asyur, “Siapa membaca:
وَكَانَ اللَّـهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ مُّقِيتًا
Dan Allah menjadi pemelihara segala sesuatu. (QS. An-Nisa’: 85)
Sebanyak 41 kali. Maka biarpun ada ratusan pencuri yang masuk ke rumahnya, Allah akan menjaga dan memberikan keamanan bagi rumah tersebut.”
Disebutkan juga oleh Imam Nawawi al-Bantani, “Siapa memiliki kebun atau tanah yang di situ banyak terjadi pencurian. Maka ambil 4 batang bambu, kemudian tuliskan kalimat berikut di masing-masing batang bambu tersebut:
وَكَانَ اللَّـهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ مُّقِيتًا
Selanjutnya, tanam 4 batang bambu tersebut di setiap pojok tanah yang kita inginkan. Insya Allah tanah dan isinya akan dijaga oleh Allah dari segala bentuk pencurian.”
Dan untuk keamanan di rumah kita, Imam Nawawi al-Bantani juga menyebutkan, “Ambil air, kemudian bacakan kalimat berikut:
وَكَانَ اللَّـهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ مُّقِيتًا
Sebanyak 41 kali. Kemudian percikkan air tersebut di sudut dan sekelilimg rumah kita. Insya Allah rumah dan penghuninya akan dijaga oleh Allah dari segala bentuk gangguan dan pencurian.”
Catatan:
Al-Muqît berarti Yang Maha Memelihara. Ya, Allah adalah yang memelihara segala sesuatu.
وَكَانَ اللَّـهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ مُّقِيتًا
Apa yang dimaksud dengan pemeliharaan di sini? Bila dihubungkan dengan siyâq (konteks) dari ayat tersebut, maka makna pemeliharaan di sini berkaitan dengan kemampuan Allah untuk senantiasa membalas perbuatan [yang baik dibalas dengan kebaikan, dan yang buruk dibalas dengan keburukan].
Menurut Imam Ibn ‘Asyur, sifat Muqît di sini, yang asalnya berarti penjaga atau pengawas, digunakan untuk menunjukkan makna penjagaan dan pengawasan secara terus-menerus. Wallahu a‘lam, semoga barokah dan manfaat bagi kita semua, aamiin.
Oleh: Ustadz Khoirul Anam
Baca juga: Berkomunikasi dengan Waliyullah layaknya Menelepon
Baca juga: Dua Ulama Menjadi Wali Karena Sabar Menghadapi Istri Cerewet
Qobiltu, Pak Ust.
بارك اللّهُ فيك، أمين