Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin) jelaskan tantangan yang perlu diperhatikan santri pada era yang serba digital.
Salah satu tantangannya yakni tuntutan untuk para santri dalam beradaptasi dengan perubahan. Meski demikian, santri tetap harus mempertahankan dan tidak boleh meninggalkan akar budaya dan nilai-nilai yang telah diwariskan oleh para ulama sebagaimana yang telah diajarkan di pesantren.
Hal ini sebagaimana disampaikan dalam Apel Hari Santri dan Peringatan 79 Tahun Resolusi Jihad yang dilaksanakan di Lapangan Pesantren Tebuireng (depan Gedung B Unhasy) pada selasa (22/10/24).
Selain itu, santri juga harus siap siaga dan ikut serta dalam menjaga kerukunan bangsa, memelihara semangat gotong-royong, serta memperkokoh persatuan dalam keberagaman.
Era digital yang membuat arus informasi semakin cepat beredar membuat santri harus cerdas memilah dan meneliti informasi yang akurat. Sehingga terhindar dari ancaman berita hoax yang berpotensi memecah belah umat.
tantangan lain yang harus dihadapi santri yakni mempertahankan nilai-nilai keislaman yang rahmatan lil alamin sehingga santri selalu mampu menjadi contoh dalam menyebarkan ajaran Islam yang penuh kasih sayang.
Dalam acara tersebut, Pengasuh Pesantren Tebuireng juga menegaskan pentingnya memiliki keseimbangan antara pengetahuan agama dan ilmu dunia. yang mana hal ini juga menjadi tantangan bersama untuk mewujudkan santri yang tidak hanya pandai agama akan tetapi juga bisa mampu dalam bidang ilmu lainnya.
Sehingga, keberadaan santri tetap eksis untuk menjawab berbagai tantangan zaman dengan tetap menjaga jati diri sebagai santri.
Gus Kikin mengungkapkan bahwa pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk bisa menghadapi tantangan tantangan yang ada. Menurutnya, pendidikan yang kuat mampu membuat santri bersaing di kancah global tanpa kehilangan identitas.
Untuk menghadapi berbagai tantangan tersebut, Gus Kikin menegaskan agar para santri senantiasa mencontoh dan meneladani perjuangan para ulama dan para santri di masa lalu dalam mempertahankan kemerdekaan dengan penuh keikhlasan, keteguhan iman, dan semangat pantang menyerah.
“Tema Hari Santri 2024 kali ini menggambarkan dengan sangat tepat bagaimana kita, sebagai generasi penerus harus menjadi penerus semangat juang para pendahulu dan sekaligus menatap masa depan dengan penuh harapan,” tandasnya.
Baca juga: Refleksi Malam Kemerdekaan RI di Pesantren Tebuireng