• About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Toko >>
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Toko >>
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Toko >>
LSPT
Home Keislaman Tokoh

Profil Ning Winda, Memiliki Nasab Wali

Syarif Abdurrahman by Syarif Abdurrahman
2023-01-21
in Tokoh
1 0
0
Profil Ning Winda, Memiliki Nasab Wali

Profil Ning Winda, Memiliki Nasab Wali (ist)

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp
LSPT

tebuireng.co – Profil Ning Winda, istri dari KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang lebih dikenal dengan panggilan gus Baha, menarik untuk dibaca karena memiliki nasab waliyullah. Ning Winda merupakan salah seorang putri kiai dari Pesantren Sidogiri, salah satu pesantren tertua di Indonesia.

Ringkas dari profil Ning Winda merupakan cucu dari Kiai Hasani. Ning Winda adalah sosok perempuan yang rendah hati dan tidak suka dengan kehidupan glamor.

Ibu dari Tasbiha Mahmida, Hasan Tasbiha, dan Mila Tasbiha ini merupakan istri yang sering diceritakan KH Bahaudin Nursalim atau lebih dikenal dengan  Gus Baha dalam ngajinya.

Ning Winda dan Gus Baha menikah di tahun 2003, setelah Gus Baha menamatkan belajarnya di Pondok Pesantren Sarang atas saran dari pamanya yang dari keluarga Sidogiri.

Ada kisah unik sebelum pernikahan Gus Baha dan Ning Winda, saat itu Gus Baha mendatangi mertuanya untuk mengabarkan bahwa ia adalah seorang yang tidak banyak memiliki harta dan juga tidak senang dengan kehidupan glamor.

Hal ini diutarakan bertujuan agar calon mertuanya ini kelak tidak kecewa setelah melihat keadaan Gus Baha dan anaknya.

“klop” jawab calon mertua Gus Baha kala itu yang artinya ia juga seperti gus baha hidup dengan penuh kesederhanaan.

Berbeda dengan pernikahan putra-putri tokoh masyarakat kebanyakan yang sangat meriah, pernikahan Gus Baha penuh dengan kesederhanaannya, ia pergi ke Pasuruan hanya dengan menaiki bus ekonomi sendirian.

Kehidupan di Yogyakarta

Setelah menikah, Gus Baha memboyong sang istri ke Yogyakarta, bukan tanpa alasan, Gus Baha memilih Yogya sebagai tempat perantauan dikarenakan kota tersebut kala itu dikenal sebagai kota cendekiawan. Sehingga Gus Baha ingin sekali menguji keilmuannya di kota tersebut.

Ning Winda memiliki akhlak yang sangat terpuji. Walaupun berasal dari keluarga pesantren besar, ia tak segan untuk hidup sederhana dengan suaminya bahkan rumah yang ditempati di Yogya masih menyewa.

Baca Juga: Biografi Gus Baha

Pernah suatu kali keluarga kecil ini telat membayar uang sewa di karenakan keadaan ekonomi pada saat itu lagi sulit.

Dalam keadaan seperti itu, Ning Winda tetap mendampingi serta mendukung Gus Baha dalam menyebarkan ilmunya. Di Yogyakarta, bermula dari 2-3 santri yang mengaji ke Gus Baha hingga bertambah banyak diantaranya dua santri senior bernama Rukhin dan Musthofa.

Memiliki nasab wali

Suatu hari Ning Winda sowan kepada Nyai Walidah Munawwir, istri dari KH Nawawi Abdul Aziz, pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren An-Nur, Ngrukem. Sesampainya di kediaman Nyai Walidah, belum sempat Ning Winda salaman, dirinya sudah ditanya oleh Nyai Walidah.

“Sampean Ning pundhi?” (kamu Ning-anak kiai-mana?) tanya Nyai Walidah.

“Kulo sanes Ning, Mbah,” (saya bukan Ning mbah) jawab Ning Winda.

Nyai Walidah kembali bertanya dengan pertanyaan sama, begitupu juga Ning Winda yang menjawab bahwa dirinya bukan merupakan ning, anak kiai manapun. Dari sini diketahui profil Ning Winda sangat kuat darah pesantren.

Lalu Nyai Walidah mengukuhkan Ning Winda, membeberkan nasab kewalian dari Ning Winda.

“Sampeyan Ning pundi? Wong Mbah-mbahmu ki wali,” (Kamu Ning mana? Orang kakek-kakekmu itu wali),” ujar Nyai Walidah.

Seketika Ning Winda terdiam, faktanya Ning Winda merupakan cucu dari Kiai Hasani Sidogiri, salah satu pesantren tertua di Indonesia, pesantren yang telah mencetak banyak alim dan wali-wali Allah.

Pesantren Sidogiri dahulu kala dibabat oleh salah satu keturunan dari Sunan Gunung Jati, hingga keberkahannya mengalir sampai saat ini.

Baca Juga : Profil Ning Jazil, Istri Gus Kautsar

Tipe Istri menurut Gus Baha         

Dalam beberapa kajian Gus Baha ia sering mengutarakan beberapa kriteria istri ideal, di antaranya:

  1. Tidak terlalu suka dunia
  2. Mau diajak hidup sederhana
  3. Mau mendukung visi misi suami

Mungkin diantara kriteria itu terdapat dalam ning winda, sebagaimana ayat di Al-Qur’an yang mengabarkan bahwa laki-laki baik untuk perempuan-perempuan baik begitu sebaliknya, mungkin diri kita sekarang adalah cerminan istri kita dimasa depan

وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ

Oleh: Badar Alam Najib

Tags: Gus BahaGus Baha'Profil Ning Winda
Previous Post

Bahaya Mursyid Gadungan, Ini Ciri-cirinya

Next Post

Profil Ning Sheila, Influencer dari Lirboyo

Syarif Abdurrahman

Syarif Abdurrahman

Santri Pondok Pesantren Tebuireng.

Next Post
Profil Ning Sheila, Influencer dari Lirboyo

Profil Ning Sheila, Influencer dari Lirboyo

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

  • Profil Ringkas Ning Jazil, Istri Gus Kautsar

    Profil Ringkas Ning Jazil, Istri Gus Kautsar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ribath Nouraniyah, Rumah Aswajanya Buya Arrazy Hasyim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Hadis Riwayah dan Dirayah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Perjalanan Rumah Tangga Buya Arrazy

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ratibul Haddad dan Segala Khasiat Membacanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menyambut Ramadan dengan hati gembira adalah perintah dari agama Islam. Semerbak hawa Ramadan mulai menyeruak tercium, pertanda bulan yang penuh keberkahan ini akan segera tiba. Bak seorang permaisuri yang ditunggu kedatangannya banyak sekali orang yang bersiap diri untuk menyambutnya.

Di Indonesia sendiri, terdapat beberapa tradisi yang cukup unik dalam menyambut bulan Ramadan, seperti tradisi Megengan di Jawa Timur, Nyadran di Jawa Tengah, Pacu Jalur di Riau, Suru Maca di Sulawesi dan sebagainya.

Pada dasarnya, esensi dari berbagai macam tradisi penyambutan bulan Ramadan ini adalah melakukan kegiatan-kegiatan positif dengan penuh sukacita sebab datangnya bulan Ramadan.

Dalam sebuah riwayat disebutkan cara Rasulullah menyambut Ramadan dengan hati gembira dan memperbanyak puasa, tidak pernah nabi berpuasa lebih banyak daripada bulan Sya’ban selain bulan Ramadan:

لم يكن النبي صلى الله عليه وسلم يصوم شهرا أكثر من شعبان – البخاري

Hal ini dilakukan oleh Nabi Muhammad dalam rangka mempersiapkan diri untuk menyambut bulan Ramadan.

Selengkapnya baca di www.tebuireng.co atau klik link di bio.

#tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #ramadan #ramadhan2023 #menyambutramadhan #tradisi #indonesia #keislaman #islam
  • Tradisi dalam menyambut datangnya bulan Ramadan di berbagai wilayah di Indonesia begitu beragam sesuai dengan corak dan budaya yang terkandung di daerah masing-masing.
Namun, pada umumnya semua tradisi tersebut dilaksanakan atas dasar rasa syukur kepada Allah karena telah diberi kesempatan bertemu kembali dengan bulan yang mulia yakni bulan Ramadan.

Selengkapnya baca di www.tebuireng.co atau klik link di bio.

#tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #ramadan #syaban #bulansuciramadhan #tradisi #indonesia
  • "Kita tidak akan bisa di titik mana pun tanpa restu dari orang tua kita", kata Gus Ipang Wahid setelah memberikan sebuah kejutan untuk Nyai Farida Salahuddin Wahid saat mengisi acara di Pondok Pesantren Amanatul Ummah.

#tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #santritebuireng #nahdlatululama #nahdliyin #1abadnu #gussholah #ipangwahid #amanatulummah #reels #instagram #ibu
  • Sulthonul Auliya
  • Cara menghilangkan depresi menurut al-Balkhi ada dua jenis, yaitu eksternal dan internal. Al-Balkhi merupakan ulama-ilmuwan Islam yang menguasai banyak bidang keilmuan.

Nama lengkap al-Balkhi adalah Abu Zaid Ahmad bin Sahal al-Balkhi. Ia lahir di kota Balkh, sekarang dikenal dengan Afghanistan pada tahun 849 Masehi dan wafat pada tahun 934 Masehi.

Salah satu karyanya yang monumental dalam bidang keilmuan psikologi adalah Mashalihul Abdan Wal Anfus. Bukunya, dalam bahasa Indonesia diterjemahkan oleh Ariel Achmad Pramudya dengan judul “Kitab Kesehatan Mental” yang juga menyelipkan karya Ibnu Sina dengan judul terjemahan “Resep Bahagia”.

Dalam bukunya, al-Balkhi menyebutkan empat macam gejala yang bisa mengganggu mental; sedih, takut, panik, dan depresi. Empat macam gejala ini, selain menyiksa jiwa pengidapnya juga memiliki potensi terhadap kerja organ tubuh menjadi tidak maksimal apabila berlebihan.

“Ketika mental seseorang terganggu, kesehatan fisik tak membuatnya bahagia, hari-harinya suram, dan hidupnya tak lagi indah” (al-Balkhi; 07). Bisa jadi, dalam fase-fase tersebut, selera makan menjadi tidak normal, tidurnya tidak nyenyak, dan beragam keanehan-keanehan fisik lainnya.

Selengkapnya baca di www.tebuireng.co atau klik link di bio.

#tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #keislaman #islam #mentalhealth #kesehatanmental #milenial
  • Cara melancarkan rezeki menurut Gus Kautsar cukup sederhana dan bisa dilakukan oleh siapapun secara istikamah setiap hari. Amalan melancarkan rezeki tersebut berupa membaca surah Al-Waqi’ah tiap setelah Ashar.

“Saya itu dari kecil sudah diberi nasihat oleh ayah, kalau kamu sedikit enak hidupnya di dunia, jangan lupa setelah salat ashar menimal membaca Al-Waqi’ah sebanyak tiga kali,” katanya.

Gus Kautsar mengatakan jika dirinya merasa aneh ketika ada santri yang kesulitan dalam bab ekonomi karena usaha yang dilakukan terus gagal. Sebagai hamba Allah, seorang santri memang dituntut berusaha dhohir.

Namun, seorang santri juga harus mengiringi usaha dhohir tersebut dengan doa dan amalan melancarkan rezeki. Agar apa yang dilakuakn diberikan keberkahan oleh Allah Swt.

Selengkapnya baca di www.tebuireng.co atau klik link di bio.

#tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #amalan #keislaman #islam #guskautsar #alfalahploso #guskautsarploso #syaban
  • "Sesungguhnya para malaikat membentangkan sayapnya untukmu saat engkau berjalan dan ikan-ikan di laut memintakan ampunan bagimu manakala engkau berusaha menuntut ilmu." -Imam Ghazali dalam kitab Bidayatul Hidayah

Baca artikel Tebuireng Initiatives lainnya di www.tebuireng.co atau klik link di bio.

#tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #santritebuireng #nahdlatululama #nu #nahdliyin #imamghazali #quotes #kitab #kitabkuning
  • Keluarga besar Tebuireng Initiatives mengucapkan selamat hari perempuan internasional.

Baca artikel Tebuireng Initiatives lainnya di www.tebuireng.co atau klik link di bio.

#tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #santritebuireng #indonesia #perempuan #perempuanindonesia #perempuanhebat #internationalwomensday #hariperempuaninternasional
  • إِنَّا لِلَّٰهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ

Segenap keluarga besar Tebuireng Initiatives turut berdukacita atas wafatnya Ikranagara (Seniman dan Pemeran
Hadratussyaikh KH M. Hasyim Asy’ari dalam film ‘Sang Kiai’).

#tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #nahdlatululama #nahdliyin #santri #duka #tokoh #indonesia #filmindonesia #laskarpelangi
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Toko >>

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist