teburieng.co – Perayaan holi di India dirayakan oleh jutaan orang di tengah menurunnya kasus Covid-16 di negara tersebut. Festival holi atau festival warna tahun kemarin digelar secara terbatas karena pandemi.
Holi menandai hari bulan purnama terakhir di musim dingin sekaligus menandai awal musim semi di India.
Ini dianggap masa yang menyenangkan dan menggembirakan sehingga orang-orang saling mengoleskan warna-warna cerah. Juga melambangkan awal yang baru. Hari itu juga ditandai dengan pesta mewah dan tari-tarian.
Dalam perayaannya, beberapa orang saling menghujani kelopak bunga karena warna cerahnya menandai datangnya musim semi.
Pada malam hari sebelum festival dimulai, orang-orang menyalakan api unggun besar untuk melambangkan kemenangan kebaikan atas kejahatan.

Perayaan Holi berlangsung tahun ini tanpa pembatasan besar virus corona di India. Di seluruh negeri, orang banyak berkumpul di jalan-jalan terbuka untuk merayakannya.
Tahun lalu, banyak negara bagian, termasuk Ibu Kota Delhi, melarang pertemuan besar pada hari Festival Holi ketika kasus Covid melonjak di seluruh negeri.
Lalu infeksi sejak itu turun secara drastis. India kini mencatat rata-rata 2.500 kasus baru setiap hari selama berminggu-minggu – dan pembatasan telah dilonggarkan di mana-mana.
Dengan gembira, para peserta festival merayakan hari itu dengan segala kemuliaannya. Gambar-gambar dari festival ini menunjukkan kerumunan orang yang semuanya sudah dilumuri cat warna-warni saat ikut perayaan besar tersebut.
Baca Juga: Macam-macam Durian
Namun, pejabat pemerintah dan pakar kesehatan telah memperingatkan agar publik tidak langsung berpuas diri.
Pada hari Kamis, kementerian kesehatan telah menginstruksikan pemerintah negara bagian untuk mempertahankan “pengawasan yang lebih tinggi” saat kasus Covid tengah meningkat di China, Singapura dan beberapa negara Eropa.
Ada banyak cerita menarik terkait dengan asal mula festival holi. Salah satunya tentang legenda Holika. Festival Holi berakar pada legenda dalam agama Hindu, yaitu saat Dewa Wishnu yang mengalahkan iblis perempuan bernama Holika.
Dalam kitab suci agama Hindu, Dewa Wishnu membakar iblis Holika sampai mati. Selain itu, Holi juga berkaitan dengan legenda Radha dan Krishna.
Tradisi melemparkan serbuk berwarna, atau yang disebut gulal, dalam Holi bermula saat Krishna yang mencintai Radha menyadari perbedaan warna kulit yang mereka miliki. Dewa dalam agama Hindu ini memiliki kulit berwarna biru gelap, sementara Radha memiliki kulit berwarna terang.
Atas saran ibunda tercintanya, Krishna pergi dan mewarnai kulit Radha dengan cat agar mereka dapat mencintai tanpa memandang warna kulit. Hal inilah yang membuat Holi dijuluki Festival Warna sekaligus Festival Cinta.