• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Makna Slow Living menurut Fahruddin Faiz

tebuireng.co by tebuireng.co
2024-07-29
in Gaya Hidup, Tokoh
0
Makna Slow Living menurut Fahruddin Faiz.

Makna Slow Living menurut Fahruddin Faiz.

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Dr. Fahruddin Faiz, S. Ag, M. Ag, dosen Universitas Islam Negri (UIN) Sunan Kalijaga sekaligus pengasuh ngaji filsafat ini menjelaskan makna slow living yang kini banyak menjadi trend gaya hidup dikalangan masyarakat.

Menurutnya,  konsep yang dipopulerkan oleh penduduk italia pada dasarnya adalah ritme asli dari kehidupan manusia. Secara natural, manusia telah membawa ritme atau tatanan yang baik untuk menjalani kehidupan.

“Sebenarnya hidup ini, selalu pas. Tidak pernah terburu-buru dan tidak pernah terlambat, secara natural sudah tertata. Maka jika menganggap hidup itu kacau, yang mengacaukan ritmenya, ialah manusia itu sendiri,” jelasnya dalam acara Studium Generale yang diselenggarakan oleh Ma’had Aly Hasyim Asy’ari kolaborasi dengan Majalah Tebuireng yang bertempat di gedung Yusuf Hasyim Pesantren Tebuireng, ahad (28/07/24).

Meski demikian, dosen filsafat UIN Sunan Kalijaga yang akrab disapa pak faiz ini juga menjelaskan bahwa slow living masih menjadi topik perdebatan di kalangan intelektual baru-baru ini. Namun dari segi tataran makna, konsep ini memiliki nilai positif bagi keberlangsungan tatanan hidup.

Jika dilihat dari segi sejarahnya, slow living yang dipopulerkan oleh penduduk italia merupakan istilah yang bermula pada formula antithesis dari fenomena fastfood yang meresahkan, sehingga disangkal dengan gerakan slow food. Lalu akhirnya mereka mengembangjkan gerakan itu pada aspek ritme kehidupan sehingga menjadi istilah slow living, atau fair living. Slow disini bermakna pas, seimbang dan tepat waktu, bukan berarti terburu-buru, juga bukan bermalas-malasan.

Dalam konsep ini, seseorang harus memperhatikan komitmennya untuk menghargai waktu. “Jika anda melakukan sesuatu, lakukanlah dengan maksimal. Apapun hasilnya, pasti anda akan legowo. Beda, dengan orang yang melakukan hanya setengah-setengah, endingnya pasti “coba-coba”, coba…waktu itu saya serius, coba aja waktu itu saya maksimal, itu adalah ungkapan orang yang menyesal,” terang Fahruddin Faiz.

Kesimpulannya, gagasan slow living yang bisa dijadikan gaya hidup merupakan ide yang ditawarkan untuk kita bisa menjalani hidup dengan ritme yang terstruktur, artinya tidak terpacu pada pencapaian orang lain, fokus pada potensi diri, dan makin percaya diri untuk mengasah lebih giat. Bukan berarti slow living menjadikan kita untuk bermalas-malasan dan lalai, jangan sampai salah mengartikan dan tersesat. Sebab kita diciptakan, sesuai dengan apa yang kita butuhkan.

Penulis: Nafisa Izzah

Editor: Thowiroh

Baca juga: Konsep Slow Living dalam Perspektif Hadis

Previous Post

Konsep Slow Living dalam Perspektif Hadis

Next Post

Fahruddin Faiz Jelaskan 6 Konsep dalam Slow Living

tebuireng.co

tebuireng.co

tebuireng.co adalah Media Tebuireng Initiatives yang bertujuan untuk meneruskan cita-cita besar Gus Sholah dan para masyayikh tebuireng

Next Post
6 Konsep dalam Slow Living menurut Fahruddin Faiz.

Fahruddin Faiz Jelaskan 6 Konsep dalam Slow Living

Comments 0

  1. Anna says:
    10 bulan ago

    Terimakasih ilmunya sukses selalu Tebuireng

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Kesunahan saat Meminum Air Zamzam menurut Sayyid Abu Bakar Syatha
  • Keutamaan Air Zamzam, Benarkah Bisa Menjadi Sebab Terkabulnya Doa?
  • 7 Kesunahan dalam Ibadah Haji
  • Pengertian Mahram dan Macam-macamnya
  • Buka Sidang PUIC ke-19, Prabowo Ungkap Kepemimpinan Tokoh Islam sebagai Teladan

Komentar Terbaru

  • Universitas Islam Sultan Agung pada Perluas Dakwah NU, LD PBNU Kirim 34 Dai ke 8 Negara dan 8 Provinsi di Indonesia
  • Visit Website pada Sikap Buya Arrazy Hasyim Terkait Pengeras Suara
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Ijazah Pelancar Rezeki dari Gus Baha
  • IT Telkom pada Ingin Anak Hebat? Ini Cara Tirakatnya
  • Sutrisno pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng