Dr. Fahruddin Faiz, S. Ag, M. Ag, dosen Universitas Islam Negri (UIN) Sunan Kalijaga sekaligus pengasuh ngaji filsafat ini menjelaskan makna slow living yang kini banyak menjadi trend gaya hidup dikalangan masyarakat.
Menurutnya, konsep yang dipopulerkan oleh penduduk italia pada dasarnya adalah ritme asli dari kehidupan manusia. Secara natural, manusia telah membawa ritme atau tatanan yang baik untuk menjalani kehidupan.
“Sebenarnya hidup ini, selalu pas. Tidak pernah terburu-buru dan tidak pernah terlambat, secara natural sudah tertata. Maka jika menganggap hidup itu kacau, yang mengacaukan ritmenya, ialah manusia itu sendiri,” jelasnya dalam acara Studium Generale yang diselenggarakan oleh Ma’had Aly Hasyim Asy’ari kolaborasi dengan Majalah Tebuireng yang bertempat di gedung Yusuf Hasyim Pesantren Tebuireng, ahad (28/07/24).
Meski demikian, dosen filsafat UIN Sunan Kalijaga yang akrab disapa pak faiz ini juga menjelaskan bahwa slow living masih menjadi topik perdebatan di kalangan intelektual baru-baru ini. Namun dari segi tataran makna, konsep ini memiliki nilai positif bagi keberlangsungan tatanan hidup.
Jika dilihat dari segi sejarahnya, slow living yang dipopulerkan oleh penduduk italia merupakan istilah yang bermula pada formula antithesis dari fenomena fastfood yang meresahkan, sehingga disangkal dengan gerakan slow food. Lalu akhirnya mereka mengembangjkan gerakan itu pada aspek ritme kehidupan sehingga menjadi istilah slow living, atau fair living. Slow disini bermakna pas, seimbang dan tepat waktu, bukan berarti terburu-buru, juga bukan bermalas-malasan.
Dalam konsep ini, seseorang harus memperhatikan komitmennya untuk menghargai waktu. “Jika anda melakukan sesuatu, lakukanlah dengan maksimal. Apapun hasilnya, pasti anda akan legowo. Beda, dengan orang yang melakukan hanya setengah-setengah, endingnya pasti “coba-coba”, coba…waktu itu saya serius, coba aja waktu itu saya maksimal, itu adalah ungkapan orang yang menyesal,” terang Fahruddin Faiz.
Kesimpulannya, gagasan slow living yang bisa dijadikan gaya hidup merupakan ide yang ditawarkan untuk kita bisa menjalani hidup dengan ritme yang terstruktur, artinya tidak terpacu pada pencapaian orang lain, fokus pada potensi diri, dan makin percaya diri untuk mengasah lebih giat. Bukan berarti slow living menjadikan kita untuk bermalas-malasan dan lalai, jangan sampai salah mengartikan dan tersesat. Sebab kita diciptakan, sesuai dengan apa yang kita butuhkan.
Penulis: Nafisa Izzah
Editor: Thowiroh
Baca juga: Konsep Slow Living dalam Perspektif Hadis
Terimakasih ilmunya sukses selalu Tebuireng