• About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Toko >>
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Toko >>
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Toko >>
LSPT
Home Galeri

Dua Ulama Menjadi Wali Karena Sabar Menghadapi Istri Cerewet

Oleh: Sofyan Hadi bin Nur Hadi

Zainuddin Sugendal by Zainuddin Sugendal
2021-12-30
in Galeri, Keislaman, Tasawuf, Tokoh
0 0
0
Dua Ulama Menjadi Wali Karena Sabar Menghadapi Istri
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp
LSPT

tebuireng.co– Ada dua kisah wali yang menunjukkan kepada kita semua, betapa tinggi derajat seseorang yang bisa sabar menghadapi istri, yang pertama adalah kisah Syekh Abdurrahman Bajalhaban dan yang kedua adalah kisah dari al-Imam al-Quthb Ahmad ar-Rifa’i

Kisah Pertama
Pada zaman dahulu di sebuah desa bernama Bajalhaban di negeri Hadhramaut, Yaman. Tersebutlah seorang shalih yang dikenal dengan nama Syekh Abdurrahman Bajalhaban, beliau adalah seorang wali yang memiliki derajat yang tinggi di sisi Allah, namun beliau tidak mengetahui dirinya memiliki keistimewaan seperti itu.

Beliau dikaruniai oleh Allah Swt seorang istri yang cerewet. Setiap hari kerjaannya hanya marah-marah dan ngomel-ngomel. Sedangkan Syekh Abdurrahman Bajalhaban adalah orang yang sabar, beliau selalu menghadapi istrinya dengan kesabaran. Tidak pernah beliau membalas keburukan dengan keburukan, omelan dengan omelan. Seandainya beliau menghadapi sifat keras istrinya dengan kekerasan pula, maka rumah tangga itu akan menjadi neraka.

Suatu saat beliau mempunyai keinginan berkholawat (menyepi) untuk beribadah mendekatkan diri kepada Allah SWT di sebuah tempat bersama orang-orang yang beribadah. Beliau merasa lebih baik beribadah dari pada terus-terusan bersama istri yang kerjaannya selalu ngomel melulu.

Beliau pun berpamit kepada istrinya dan seperti biasa jawabannya adalah omelan dan omelan. Setelahnya, beliau naik ke gunung terdekat dari kotanya dan di situ beliau menemukan dua orang yang sedang beribadah.

Singkat cerita, beliau dapat bergabung bersama mereka dengan syarat harus mau piket mencari makan untuk mereka, sebagaimana adat mereka untuk mencari makan secara bergantian setiap harinya.

Kemudian pada saat ketiga orang ini butuh makanan, maka dua orang ini berdo’a pada Allah sambil tawassul pada wali Allah, dan saat itu juga Allah memberi tiga roti.

Dan tibalah giliran pada Syekh Abdurrahman untuk berdo’a, beliau sempat bingung do’a apa dan tawassul pada siapa dua temannya itu saat berdo’a.

Ketika pada suatu saat beliau kena giliran piket, beliau bingung harus mencari makanan di mana. “Lebih baik aku meminta kepada Allah,” gumam beliau.

“Tetapi dengan siapakah aku harus bertawassul? Ah, lebih baik aku bertawassul dengan wali yang ditawassuli oleh teman-temanku itu, meskipun aku tidak tahu siapakah yang mereka tawassuli,” kata beliau dalam hati.

Maka beliau pun duduk di tempat sepi mengangkat tangan seraya berdo’a, “Ya Allah berkat kemulyaan wali yang ditawassuli oleh teman-temanku itu, maka turunkanlah untukku dan teman-temanku makanan yang lezat.”

Seketika turunlah makanan-makanan yang lezat dan jumlahnya lebih banyak dari pada kedua temannya. Beliau pun kaget serta kagum, betapa tinggi kedudukan wali yang ditawassuli oleh teman-temannya sehingga sekali tawassul do’a langsung terkabul.

Teman-teman beliau juga kaget ketika beliau datang dengan membawa makanan yang demikian lezat dan banyak, mereka bertanya, “Bagaimana kamu bisa mendapatkannya?” Beliau pun menceritakan semua kejadian yang beliau alami, kemudian beliau bertanya, “Siapakah orang yang kalian tawassuli itu? Demi Allah, kalau bukan karena bertawassul dengan beliau, belum tentu do’aku akan terkabul dengan spontan seperti yang kalian lihat.”

Mereka pun bercerita, “Ketahuilah di desa Bajalhaban, dekat pegunungan ini, ada orang yang shalih dan sabar. Beliau memiliki istri yang cerewet, namun biar pun begitu, beliau sangat sabar terhadap istrinya dan tidak pernah membalas keburukan istrinya dengan keburukan serupa. Karena kesabarannya inilah Allah mengangkat derajat beliau setinggi-tingginya. Beliau dikenal dengan sebutan Syekh Abdurrahman Bajalhaban dan kami selalu bertawassul kepada Allah dengan kemulyaan beliau.”

Mendengar cerita ini Syekh Abdurrahman Bajalhaban kaget, setinggi inikah nilai kesabaran dirinya di sisi Allah Swt? Maka beliau pun berpamit pulang ke desanya tanpa mengemukakan alasan yang jelas. Karena beliau menganggap hidup bersabar bersama istri cerewet ternyata memiliki nilai lebih besar dari pada berkholwat (menyepi) untuk beribadah.

Dan teman-temannya mempersilahkan beliau pulang tanpa mengetahui apa alasan beliau dan siapakah beliau sebenarnya, karena memang beliau tidak pernah memperkenalkan nama beliau kepada mereka.

Ini adalah cerita nyata yang menggambarkan betapa besar beban orang yang memiliki istri cerewet, sehingga Allah Swt membalas kesabaran itu dengan derajat yang tinggi di sisi-Nya. Kalau orang sekelas Syekh Abdurrahman Bajalhaban memang dapat bersabar menghadapi istrinya, tetapi kalau kita yang menempati tempat beliau, belum tentu kita dapat bersabar menghadapi istri seperti itu.

Sehingga impian untuk menjadikan rumah tangganya sebagai “Baiti Jannati” (Rumahku Surgaku) terasa semakin jauh tercapai. Oleh karena itu berhati-hatilah dalam memilih wanita pendamping. Dan jika kita memang ditakdirkan memiliki istri seperti yang dimiliki Syekh Abdurrahman Bajalhaban, maka mari kita tiru sifat beliau, dengan bersabar dan ridho dengan takdir Allah.

Kisah Kedua
Dikisahkan tentang Syekh Ahmad ar-Rifa’i. Beliau adalah seorang wali Allah yang memiliki kedudukan sangat tinggi, bahkan beliau mengatakan, “Saya tidak pernah tidur, kecuali bertemu dengan 2 orang, yaitu Rasulullah Saw dan Nabi Khidir.”

Suatu hari, salah seorang murid beliau bermimpi, bahwa gurunya diberikan sebuah istana dengan berbagai kenikmatannya di dalam surga. Paginya, si murid ingin mengabarkan hal tersebut kepada gurunya. Akan tetapi, dilihat gurunya saat itu sedang dipukuli dan dimarahi oleh istrinya. Melihat hal tersebut, si murid merasa kasihan dan tidak tega, segera ia mendekap Syekh Ahmad ar-Rifa’i sambil berkata kepada istri gurunya: “wahai istri guruku, tolong hentikan hal ini, jika engkau ingin memukul, tolong pukul saja aku.”

Mendengar hal tersebut, Syekh Ahmad ar-Rifa’i membisiki muridnya, “Jangan! Biarkan saja istriku ini, sungguh istana dan segala kenikmatan di surga yang kau lihat di mimpimu itu, aku dapatkan karena rasa sabarku menghadapi hal seperti ini.”

Baca juga: Karomah Mbah Thohir Bungkuk, Guru Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari

Tags: al-Imam al-Quthb Ahmad ar-Rifa'iSabar Menghadapi IstriSyekh Abdurrahman Bajalhaban
Previous Post

Gus Dur dan Sepakbola

Next Post

Haul Gus Dur di Tebuireng

Zainuddin Sugendal

Zainuddin Sugendal

Next Post
Haul Gus Dur di Tebuireng (Ist)

Haul Gus Dur di Tebuireng

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

  • Ribath Nouraniyah, Rumah Aswajanya Buya Arrazy Hasyim

    Ribath Nouraniyah, Rumah Aswajanya Buya Arrazy Hasyim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Perjalanan Rumah Tangga Buya Arrazy

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Istri Ketiga Pendiri ACT Terima Aliran Dana Umat?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pendiri ACT, Dekat PKS dan Kritik Jokowi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ratibul Haddad dan Segala Khasiat Membacanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Open casting film tentang kejujuran. Silakan daftarkan diri kalian, kirim melalui email yang tercnatum pada gambar di atas.  #tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #maksitebuireng #film #filmindonesia
  • "Dunia ini adalah buih yang dipenuhi barang rongsokan yang terapung-apung. Meski demikian, dari aliran ombak dan kesesuaian antara adukan laut dan gumulan ombak, buih itu membuahkan keindahan." -Jalaluddin Rumi  Baca artikel Tebuireng Initiatives lainnya di www.tebuireng.co atau klik link di bio.  #tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #quotes #mutiarahikmah #mutiararumi #quotesoftheday #rumi
  • Keluarga besar Tebuireng Initiatives mengucapkan, sugeng ambal warsa ke-78 KH A. Mustofa Bisri @s.kakung . Semoga selalu diberikan kesehatan, kebahagiaan, kesuksesan dan hidup yang penuh barokah. Aamiin...  Baca artikel Tebuireng Initiatives lainnya di tebuireng.co atau klik link di bio.  #tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #harlah #gusmus #tokohnasional
  • "Urip nang dunyo ora perlu kepingin dadi opo-opo lan ora perlu khawatir ora dadi opo-opo," dawuh dari KH Chusaini Ilyas.  Baca artikel Tebuireng Initiatives lainnya di www.tebuireng.co atau klik link di bio.  #tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #quotes #dawuh #mutiarahikmah #nahdlatululama #nahdliyin #chusainiilyas
  • Niat puasa Asyura  نويت صوم عاشو راء سنة لله تعالى  Nawaitu shauma Âsyûrâ-a sunnatan lilâhi ta’âlâ.  “Saya niat puasa sunah Asyura karena Allah ta’âlâ.”  #tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #sunah #puasa #muharram
  • إِنَّا لِلَّٰهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ  Segenap keluarga besar Tebuireng Initiatives turut berdukacita atas wafatnya Ustazah Nurul
  • Niat puasa tasu
  • Seminar Nasional Universitas Hasyim Asy
  • Orang yang meninggalkan salat karena udzur seperti orang yang lupa atau tidur maka ia tidak mendapatkan dosa melainkan tetap wajib mengqhada shalatnya. Sedangkan orang yang meninggalkan salat karena sengaja ia mendapatkan dosa dan wajib segera mengqadha salatnya.  Oleh karena itu, meninggalkan salat karena udzur atau sengaja tetap sama-sama wajib qadha.  Adapun tidur atau lupa yang dikategorikan udzur di sini adalah tidur atau lupa yang tidak lalai. Misalnya orang yang tidur sebelum masuknya waktu shalat atau orang yang tidur setelah masuknya waktu shalat akan tetapi pada kebiasaannya ia selalu bangun sebelum keluar waktu shalat atau ia memesan untuk dibangunkan kepada orang yang jujur dan dipercaya untuk dibangunkan sebelum keluar waktu shalat. Maka ketika ia tidak bangun hingga keluar waktu shalat, hal tersebut dianggap udzur dan tetap wajib mengqhada shalatnya.  Mengqadha salat tidak memiliki tata cara khusus dalam pelaksanaannya. Jumlah rakaat maupun gerakan-gerakannya tetap sama dengan salat yang ditinggalkan. Hanya saja, dalam lafadz niat salatnya ada yang diganti, yaitu ada’an diganti dengan qadha’an.  Contoh :  أصلي فرض الصبح ركعتين مستقبل القبلة قضاء لله تعالى  Usholli fardhos subhi rok’ataini mustaqbilal qiblati qodho’an lillahi ta’ala.  Refresensi : Fath al-Mu’in Bisyarhi Qurroti Al-‘Ain bi Muhimmati Ad-Din, At-Taqrirot As-Sadidah Fil Masa’il Al-Mufidah.  Selengkapnya baca di www.tebuireng.co atau klik link di bio.  #tebuirenginitiatives #tebuireng #pesantren #santri #keislaman #salat #fiqih
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Toko >>

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist