Israel mengubah fungsional Rumah Sakit (RS) Nasser di Palestina menjadi barak militer. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Kementerian Kesehatan Gaza, Palestina.
RS Nasser merupakan rumah sakit terbesar di Palestina tepatnya di daerah Khan Younis. Tempat yang semula menjadi fasilitas kesehatan tersebut kini sudah tidak lagi berfungsi untuk melayani kebutuhan dan perawatan medis masyarakat disana.
Selain mengubah fungsi rumah sakit menjadi barak militer, Israel juga menahan 70 petugas kesehatan yang berada di rumah sakit tersebut. Sebelumnya, RS Nasser yang saat itu masih menjalankan fungsinya dalam memberikan fasilitas kesehatan bagi masyarakat Palestina memang sudah menjadi tempat sasaran Militer Israel.
Mereka berusaha mengepung dan menyerbu RS Nasser dengan menghancurkan tembok selatan agar bisa masuk ke dalamnya. Mereka juga mengeluarkan peringatan tentang penghentian penggunaan generator karena kehabisan bahan bakar dalam 24 jam ke depan. Hal ini tentu membahayakan nyawa pasien di rumah sakit tersebut utamanya yang menggunakan bantuan ventilator di unit perawatan intensif.
Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa komplek Medis Nasser saat itu sedang menyaksikan situasi bencana dan mengkhawatirkan akibat konversinya menjadi barak militer. Tidak hanya RS Nasser, sebelumnya Militer Israel juga telah mengubah fungsional RS Al Awda di utara Jalur Gaza menjadi barak militer.
Seragan dan pembantaian brutal yang dilakukan Israel sejak 07 Oktober 2023 lalu belum juga usai. Hingga saat ini korban tewas di Palestina sudah mencapai angka 28.000 lebih dan berpotensi akan terus bertambah seiring berlanjutnya serangan Israel yang tiada henti.
Menurut United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in Near East (UNRWA), sebuah badan bantuan yang didirikan oleh PBB dan bertanggung jawab atas kemanusiaan pengungsi Palestina menyatakan bahwa sejak pecahnya agresi militer yang dilakukan Israel terhadap Palestina diperkirakan sudah mencapai 80% fasilitas medis di Jalur Gaza rusak dan 70% infrastruktur dan fasilitas lainnya hancur dan kehilangan fungsinya.
Hal ini berarti, sangat sedikit bahkan hampir tidak tersisa tempat aman dengan kebutuhan yang cukup bagi masyarakat Palestina.
Baca juga: Gerakan Genosida Upaya Zionis Ubah Palestina menjadi Israel