Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Miftahul Akhyar jelaskan dua komponen penting untuk menjadi pemimpin yang ideal.
Dua komponen tersebut adalah jujur dan adil. Hal ini sebagaimana disampaikan dalam dalam Forum Dialog Ekonomi Kawasan Serumpun yang diselenggarakan oleh Yayasan Pembangunan Ekonomi Islam Malaysia (YAPIEM), di Hotel Putrajaya Marriot, Senin (1/10/24).
Menurutnya, manusia memiliki peran penting dalam ekosistem bumi yakni sebagai khalifah (pemimpin) sebagaimana disebutkan dalam surah Al-Baqarah
وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ ِانِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةًۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ
“(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Q.S Al-Baqarah :30)
Salah satu amanah yang diemban manusia dalam menjadi khalifah adalah Imaratul Ardl (memakmurkan bumi). Dalam Al-Qur’an disebutkan
وَاِلٰى ثَمُوْدَ اَخَاهُمْ صٰلِحًاۘ قَالَ يٰقَوْمِ اعْبُدُوا اللّٰهَ مَا لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرُهٗۗ هُوَ اَنْشَاَكُمْ مِّنَ الْاَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيْهَا فَاسْتَغْفِرُوْهُ ثُمَّ تُوْبُوْٓا اِلَيْهِۗ اِنَّ رَبِّيْ قَرِيْبٌ مُّجِيْبٌ
“Kepada (kaum) Samud (Kami utus) saudara mereka, Saleh. Dia berkata, “Wahai kaumku, sembahlah Allah! Sekali-kali tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Dia telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya. Oleh karena itu, mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat lagi Maha Memperkenankan (doa hamba-Nya).” (Q.S Hud :61)
Kiai Miftah mengungkapkan bahwa amanah tersebut bisa dijalankan dengan baik jika manusia memiliki sikap jujur dan adil.
Menurutnya, jujur dan adil menjadi faktor utama yang bisa menjadi barometer kesuksesan seorang dalam memimpin. Sehingga era kepemimpinannya bisa menjadi makmur dan sejahtera. Sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah sebagai sosok pemimpin yang sangat ideal.
Kejujurannya sudah menjadi sifat wajib bagi Rasulullah, keadilan pun juga tidak luput dalam praktik yang dilakukan Rasulullah dalam memimpin.
Seperti yang diceritakan oleh Kiai Miftah terkait kisah Rasulullah dalam memberikan belasungkawa atas meninggalnya 4 orang tokoh saat itu yang belum memeluk agama islam.
Meskipun 4 tokoh tersebut belum memeluk agama Islam, namun Rasulullah bersimpati karena semasa hidupnya sikap yang ditunjukan keempat tokoh tersebut sejalan dengan ajaran agama Islam serta memberikan dukungan terhadap perjuangan agama Islam. Menurut Kiai Miftah, perlakuan tersebut lahir dari kejujuran dan keadilan Rasulullah sebagai seorang pemimpin.
Hal ini menjadi penting untuk diperhatikan bagi manusia guna menjadi pemimpin yang ideal sehingga output yang dihasilkan makmur dan sejahtera.