Menghidupkan malam nisfu Sya’ban dengan ibadah adalah hal yang dianjurkan. Malam ini dikenal sebagai malam yang mulia dan penuh berkah sebab pada malam tersebut Allah akan menurunkan rahmatNya, mengampuni dosa dan mengabulkan doa. Seperti yang masyhur disebutkan dalam hadis bahwa Rasulullah bersabda:
يطلع الله الى جميع خلقه ليلة النصف من الشعبان فيغفر لجميع خلقه الا لمشرك او مشاحن
“Allah memperlihatkan rahmat-Nya kepada seluruh makhluk-Nya pada malam nisfu Sya ban dan mengampuni semua makhluk-Nya, kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan. ”(HR. At-Thabrani)
Sayyid Muhammad dalam kitabnya Madza Fii Sya’ban menjelaskan bahwa meski hadis tersebut tergolong doif (lemah) namun kedloifannya dianggap lebih ringan daripada hadis-hadis yang lain bahkan al-Hafidz Ibnu Hibban menganggap sahih.
Malam nisfu Sya’ban juga merupakan malam diangkatnya rekapitulasi amal manusia selama satu tahun. Oleh sebab itu, para ulama menganjurkan untuk menghidupkan malam tersebut dengan memperbanyak ibadah dan membaca istighfar.
Seperti yang dikatakan oleh Ibnu Rajab al-Hambali bahwa pada malam nisfu Sya’ban para tabi’in dari negara Syam seperti: Kholid bin Ma’dan, Makhul, Luqman bin Amr, dan lainnya, mereka semua mengagungkan dan bersungguh-sungguh dalam ibadah pada malam ini. Dan dari merekalah orang-orang telah mengambil dasar akan keutamaan dan keagungan malam nisfu Sya’ban.
Selain itu, malam pertengahan Sya’ban ini juga dikenal sebagai malam dikabulkannya doa oleh Allah SWT. Dalam sebuah atsar yang diriwayatkan dari Nauf aI-Bakali disebutkan bahwa Sayyidina Ali RA sering keluar pada malam nisfu Sya’ban seraya megarahkan pandanganya ke arah langit dan berkata: “Sesungguhnya di malam ini tidak ada do’a yang tidak dikabulkan, tidak seorangpun yang memohon ampunan kecuali akan diampuni.”
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Al-Baihaqi juga dijelaskan bahwa malam nisfu Sya’ban adalah salah satu malam yang Allah tidak akan menolak doa yang dipanjatkan di dalamnya.
خَمْسُ لَيَالٍ لَا يُرَدُّ فِيْهِنَّ الدُّعَاءُ لَيْلَةُ الْجُمْعَةِ وَأَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبَ وَلَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ وَلَيْلَتَا الْعِيْدِ
“(Terdapat) lima malam, dimana doa tidak ditolak di dalamnya, yaitu: malam Jumat, malam pertama dari bulan Rajab, malam pertengahan bulan Sya’ban, dan dua malam hari raya.”(HR Al-Baihaqi).
Kemuliaan malam nisfu Sya’ban bisa terlihat dengan banyaknya nama yang disematkan pada malam tersebut, antara lain adalah seperti yang disampaikan oleh Sayyid Muhammad dalam kitabnya yakni diantara nama lain malam nisfu Sya’ban adalah lailatul mubarakah (malam yang penuh berkah), lailatul qismah (malam pembagian), lailatul takfir (malam penghapusan dosa), lailatul ijabah (malam pengabulan doa), lailatus syafa’at (malam syafa’at) lailatul baro’ah (malam pembebasan) lailatul jaizah (malam penobatan), lailatul rujhan (malam unggulan), lailatul ta ‘dhim (malam pengagungan), dan lailatul ghufron (malam pengampunan)
Selain itu, malam nisfu Sya’ban disebut juga sebagai lailatul hayat dan lailatul ‘idil malaikat (malam kehidupan dan malam hari rayanya malaikat) hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam Abu Abdullah Thohir bin Muhammad bin Ahmad al-Haddadi dalam kitabnya Uyunul Majalis bahwa para malaikat di langit memiliki dua malam hari raya sebagaimana yang dimiliki oleh orang Islam. Adapun 2 hari rayanya malaikat itu adalah Lailatut Baro’ah (malam pembebasan) yaitu malam nisfu Sya’ban dan malam lailatul qodar. Oleh sebab itu sangat dianjurkan kepada umat muslim untuk mengagungkan dan menghidupkan malam nisfu Sya’ban dengan cara memperbanyak ibadah di dalamnya.