tebuireng.co – Adab sebelum tidur menurut al-Ghazali ini ditulis di kitab Bidayatul Hidayah. Di sana disebutkan jika seseorang hendak tidur maka dianjurkan untuk menghamparkan hamparan dalam keadaan menghadap kiblat.
Adab tersebut sesuai dengan hadis Nabi Muhammad tentang adab sebelum tidur:
“Jika kamu mendatangi tempat tidurmu maka wudlulah seperti wudlu untuk salat, lalu berbaringlah pada sisi kanan badanmu”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Setelah itu tidurlah dalam keadaan memiringkan badan ke sebelah kanan seperti berbaringnya jenazah di liang lahat. Adab selanjut sebelum tidur menurut al-Ghazali yaitu berwudlu dan meletakkan wasiat di bawah bantal.
Imam al-Ghazali beralasan bahwa seseorang yang tidur itu layaknya orang mati. Sehingga akan lebih baik jika bertemu Tuhan dalam keadaan suci.
Ia menambahkan, sebelum tidur maka hendaknya seorang Muslim mempersiapkan alat bersiwak dan bersiwak dengannya. Bersuci dengan berwudlu, dan setelah itu berazam untuk dibangunkan di pertengahan malam agar dapat mendirikan salat tahajud
Tak hanya itu, adab lainnya sebelum tidur adalah hendak memohon taubat kepada Allah. Memohon ampun dari segala dosa dan kesalahan, dan berazam bahwa tidak lagi mengulangi maksiat yang pernah dikerjakan.
Imam Al Ghazali mengingatkan bahwasannya janganlah seorang Muslim merangsang nafsunya untuk tidur lebih awal dengan mempersiapkan alas tidur yang empuk-empuk.
Sebab tidur adalah mengosongkan bagi makna kehidupannya, kecuali jika dia melihat bahwa saat terjaganya itu dapat merusak agamanya.
Imam Al Ghazali juga mengingatkan agar umat Islam tidak memanjangkan angan-angannya menjelang tidur. Sebab nanti ia akan merasa malas melakukan ibadah-ibadah yang sifatnya individual.
Bahkan hendaknya seseorang yang hendak tidur itu harus memikirkan tentang kematian yang sangatlah dekat sifatnya.
Imam Al Ghazali berkata:
“Ketahuilah bahwasannya tidur itu seperti mati dan bangkit daripada tidur itu, seumpama bangkit dari kubur pada hari kiamat nanti. Siapa tahu, barangkali rohmu dicabut oleh Allah SWT ketika engkau tidur lada suatu malam, maka bersedialah engkau untuk menemui Tuhanmu dengan kondisi tidur dalam keadaan suci dan wasiatmu tersimpan di bawah bantalmu”.