• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Manusia sebagai Khalifah di Bumi Menurut Kiai Miftachul Akhyar

Oleh: Thowiroh

Zainuddin Sugendal by Zainuddin Sugendal
2023-05-16
in Al-Qur'an, Galeri, Keislaman, Tokoh
0
Manusia sebagai Khalifah di Bumi Menurut Kiai Miftachul Akhyar

Manusia sebagai Khalifah di Bumi Menurut Kiai Miftachul Akhyar (Ist)

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

tebuireng.co- Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar menjelaskan makna Manusia sebagai Khalifah di bumi seperti disebut dalam  Surah Al-Baqarah ayat 30

وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ ِانِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui ” (Q.S Al Baqarah :30)

Menurut Kiai Miftachul Akhyar, makna manusia sebagai khalifah di bumi terbagi menjadi tiga. Yakni imaratul ardl (pengisi bumi) , i’tha-u kulla dzi haqqin haqqahu (menyampaikan setiap hak-hak siapapun dengan sebenar-benarnya) dan   Ubudiyah lillah ( beribadah kepada Allah).  Hal tersebut sebagaimana disampaikan dalam acara Halal Bihalal PBNU di Kampus UIN Walisongo, Semarang, Ahad (14/5/2023).

” Allah SWT sengaja menciptakan alam ini untuk manusia dan diatur sendiri oleh manusia, karena ini makna khalifah terbagi menjadi tiga,” terangnya.

Pertama, imaratul ardl berarti manusia sebagai pengisi dan pengelola bumi untuk menjadikannya makmur, sejahtera dan berkeadilan secara merata, termasuk pemenuhan sandang dan pangan.

” Sampai-sampai fiqih mengatakan, kalau tidak ada satu pun orang Islam yang memproduksi satu jarum yang digunakan untuk menjahit pakaian penutup aurat manusia, maka semua umat Islam akan berdosa. Hanya satu jarum,” jelasnya.

Mengenai  pentingnya peran manusia sebagai imaratul ‘ardl, Rais ‘Aam PBNU tersebut mengutip hadis yang berbunyi

إن قَامَتِ السَّاعَةُ وَفِي يَدِ أَحَدِكُمْ فَسِيلَةٌ فَإِنِ اسْتَطَاعَ أَنْ لَا تَقُومَ حَتَّى يَغْرِسَهَا فَلْيَغْرِسْهَا

“Jika terjadi hari kiamat sementara di tangan salah seorang dari kalian ada sebuah tunas, maka jika ia mampu sebelum terjadi hari kiamat untuk menanamnya maka tanamlah.” (HR. Bukhari & Ahmad).

Makna manusia sebagai Khalifah di bumi yang kedua menurut Kiai Miftachul Akhyar adalah i’tha-u kulli dzi haqqin haqqahu yakni berperan sebagai penyalur (yang menyampaikan) setiap hak siapapun dengan sebenar-benarnya tanpa memandang latar belakang.

Dalam hal ini, rasa sosialisme dan toleransi sangat penting untuk mencapai makna kedua dari penyebutan manusia sebagai khalifah.

Ketiga, makna manusia sebagai khalifah di bumi menurut KH Miftahul Akhyar adalah  Ubudiyah lillah yakni beribadah hanya kepada Allah. Seperti yang disebutkan dalam Al-Qur’an surah Az Zariyat : 56

وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

” Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. “(Az Zariyat :56)

Menurutnya, tidak hanya salat dan beberapa ibadah lainnya, namun setiap amaliah yang dilaksanakan dalam Nahdlatul Ulama (NU) harus bernilai ibadah kepada Allah.

” Semua gerakan kita, amaliah kita dalam organisasi jamiyah yang tercinta ini, harus bernilai ibadah,” tandasnya.

Baca juga: Niat Hadiri Bahtsul Masail, Rais Syuriah PBNU Alami Kecelakaan

Tags: KH Miftachul AkhyarMakna Manusia sebagai Khalifah
Previous Post

Ketum Presnas Ikapete, Prof Masykuri Tegaskan Sikap Pemimpin

Next Post

Luar Biasa, Indonesia Juara Usai Tekuk Thailand 5-2 di SEA Games

Zainuddin Sugendal

Zainuddin Sugendal

Next Post
Luar Biasa, Indonesia Juara Usai Tekuk Thailand 5-2 di SEA Games

Luar Biasa, Indonesia Juara Usai Tekuk Thailand 5-2 di SEA Games

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Warek Unhasy Optimis Bisantren Jadi Penunjang Misi Presiden dalam Pemberdayaan Pesantren
  • 25 Finalis Bisantren Antusias Ikuti Babak Final di Unhasy
  • Pengasuh Pesantren Tebuireng Tegaskan Santri Harus Menjadi Penggerak Kemajuan
  • Pesan Gus Kikin untuk Santri Tebuireng di Tengah Framing Negatif Pesantren
  • Gus Yahya: Menjadi Santri, Menjaga Pintu Agama yang Murni

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng