Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf menyampaikan rasa keprihatinannya yang mendalam atas konflik yang terjadi di Bitung, Sulawesi Utara, pada Sabtu (25/11/2023).
“Saya sangat menyesalkan dan sangat prihatin dengan apa yang terjadi, insiden yang terjadi kemarin sore di Bitung, Sulawesi Utara. Ini adalah satu hal yang sama sekali tidak perlu dan merupakan kesia-siaan, kita mengerti bahwa masalah Israel-Palestina dan yang terjadi di Gaza sungguh merupakan sesuatu yang sangat emosional bagi kita semua, dan juga bahkan dihubungkan dengan sentimen-sentimen keagamaan dari berbagai kelompok yang berbeda,” kata Gus Yahya dalam keterangan dalam Youtube PBNU, Ahad (26/11)
Gus Yahya menegaskan bahwa masalah tersebut tidak boleh dijadikan alasan untuk konflik antar kelompok agama di mana pun juga di seluruh dunia, lebih-lebih di Indonesia sesama saudara sebangsa. Sebab bangsa Indonesia telah dipercaya dan dihormati oleh dunia sebagai bangsa yang sungguh-sungguh memiliki budaya toleransi dan memiliki kemampuan untuk membangun kehidupan yang damai di antara warga negara yang berbeda-beda.
“Bahkan cita-cita untuk membangun masyarakat dunia yang damai dan adil adalah cita-cita kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia itu sendiri. Maka kita harus terus meneguhkan tekad untuk memelihara harmoni di antara sesama saudara sebangsa, memelihara kedamaian dan toleransi di antara sesama saudara sebangsa. Karena ini merupakan tujuan yang paling mendasar dari proklamasi kemerdekaan Indonesia,” imbuhnya.
Mengenai masalah yang terjadi antara Israel dan Palestina, Gus Yahya menegaskan bahwa Indonesia telah memiliki visi untuk memperjuangkan jalan keluar yang nyata dan bukan sekadar terlibat di dalam pemihakan-pemihakan. Pemerintah Republik Indonesia sendiri telah memperlihatkan kesungguhan bagi upaya-upaya memperjuangkan jalan keluar dan perdamaian.
“Pada hari Senin 27 November 2023 ini, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama akan menjadi tuan rumah pertemuan para pemangku wewenang keagamaan dari seluruh dunia untuk membicarakan masalah konflik-konflik dan kekerasan yang terjadi, masih berlangsung di berbagai belahan dunia khususnya di Timur Tengah, termasuk antara Israel dan Palestina ini untuk mencapai satu kesepakatan tentang sikap bersama tentang kerja sama untuk membangun langkah bersama yang sungguh-sungguh nyata dan efektif untuk mendorong terjadinya satu dinamika menuju jalan keluar,” tutur Gus Yahya.
“Saya memohon kepada saudara-saudaraku khususnya di Minahasa, saudara-saudaraku sebangsa. Mari kita saling menyatukan tekad untuk berjuang bersama bagi penyelesaian masalah kemanusiaan ini. Kita harus terus bersatu, supaya kita mampu menguatkan daya perjuangan kita bagi kemanusiaan bagi satu tatanan dunia yang damai, adil, dan harmonis sebagaimana cita-cita proklamasi kemerdekaan,” lanjut Gus Yahya dengan permohonan mendalam.
Gus Yahya juga meminta dan menginstruksikan kepada warga Nahdlatul Ulama, kader-kader Nahdlatul Ulama di Minahasa untuk secara aktif berupaya meredakan ketegangan yang terjadi, berupaya membangun komunikasi dan dialog di antara semua pihak yang ada.
“Agar insiden yang kemarin terjadi tidak berketerusan, bisa segera kita hentikan dan kita bisa kembali lagi ke dalam kehidupan persaudaraan di antara sesama kita dengan damai dan bahkan saling bergandeng tangan untuk berjuang bersama demi kemanusiaan, demi mencapai jalan keluar dari berbagai masalah yang ada di belahan dunia ini, dan membangun masa depan kehidupan dan peradaban umat manusia yang lebih baik, lebih adil, lebih harmonis, dan lebih mulia di masa depan,” kata Gus Yahya,” pungkasnya.
Baca juga: Menhan Sambut 22 Mahasiswa Palestina Belajar di Unhan RI