• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Kisah Kiai Wahab Hasbullah Diteriaki Singa

Syarif Abdurrahman by Syarif Abdurrahman
2023-02-02
in Tokoh
0
Kisah Kiai Wahab Hasbullah Diteriaki Singa

Kisah Kiai Wahab Hasbullah Diteriaki Singa (ist)

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

tebuireng.co – Kisah KH Wahab Hasbullah diteriaki singa terjadi saat Kiai Wahab mau belajar di Syaikhona Kholil Bangkalan.

Di suatu hari, tepatnya pada bulan syawal, Syaikhona Kholil Bangkalan  berpesan kepada murid-muridnya untuk memperketat penjagaan dan membawa senjata karena sebentar lagi akan ada seekor singa yang masuk ke pesantrennya.

Setelah mendengar pesan tersebut, para santri kemudian segera memperketat penjagaanya dan membawa alat senjatanya, khususnya di pintu gerbang.

Tidak lama kemudian, seorang pemuda kurus dengan membawa tas koper datang ke pesantren. Tujuan pemuda tersebut ingin belajar kepada Syaikhona Kholil.

Ketika ia mengucapkan salam, Syaikhona Kholil tidak menjawabnya. Ia malah berteriak “singa! singa !” ucap Syaikhona Kholil dengan lantang.

Pemuda itu pun lari karena bingung dan sangat takut kepada murid-murid Syaikhona Kholil yang ingin menangkapnya. Kisah Kiai Wahab Hasbullah diteriaki singa tidak hanya berlangsung sehari.

Setelah tiga hari kemudian, pemuda tersebut datang lagi ke pesantren untuk yang kedua kalinya. Namun hasilnya sama saja.

Ketika Kiai Wahab masuk ke pesantren, para santri ingin menangkapnya lagi dengan membawa senjata alat-alat untuk berperang. Terpaksa ia lari lagi. Begitu seterusnya hingga ketiga kalinya.

Namun banyaknya cobaan yang dilalui tidak membuat pemuda ini putus asa dan patah semangat. Ia terus mencari cara agar dapat masuk ke pesantren.

Ketika sudah larut malam, dan para santri penjaga sudah terlelap ia masuk ke pesantren dengan mengendap karena khawatir akan ada santri yang melihatnya. Karena sudah merasa kelelahan ia pun istirahat hingga tertidur di dalam masjid pesantren.

Baca Juga: Santri Tebuireng yang Hebat

Saat menjelang subuh, Syaikhona Kholil membangunkan pemuda tersebut lalu menerimanya untuk menjadi muridnya. Ia sangat bahagia dan bersyukur karena sudah diterima menjadi santrinya.

Pemuda tersebut adalah KH Abdul Wahab Hasbullah. Ia menjadi kiai yang sangat alim, disegani kawan dan ditakuti oleh lawan sebagaimana singa yang diisyaratkan oleh Syaikhona Kholil Bangkalan waktu itu.

Bukan itu saja hal aneh yang diterima oleh Kiai Wahab saat ingin belajar kepada Syaikhona Kholil. Perlakuan aneh kembali dirasakannya saat ia sedang senang-senangnya belajar kepada Syaikhona Kholil.

Waktu itu Syaikhona Kholil mengusir Kiai Wahab dari pesantrennya. Selain itu, ia menyuruh Kiai Wahab untuk belajar kepada Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari di Pesantren Tebuireng Jombang yang merupakan seniornya sewaktu sama-sama belajar di Bangkalan.

KH Wahab Hasbullah Tambakberas lahir pada tanggal 31 Maret 1888. Anak dari pasangan KH Hasbullah Said yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, Jawa Timur dengan Nyai Latifah.

Kiai Abdul Wahab Hasbullah juga merupakan pendiri Nahdlatul Ulama bersama dengan Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari pada tanggal 31 Januari 1926. Tidak hanya itu.

Mbah Wahab juga menjadi pemimpin Laskar Hizbullah melawan penjajah untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Pada 7 November 2014 ia mendapat gelar sebagai Pahlawan Nasional Indonesia oleh Presiden Joko Widodo.

Oleh: Rizki Amalia

Tags: Bahrul UlumKH Abdul Wahab HasbullahKH Wahab HasbullahKiai Wahab HasbullahSyaikhona KholilTambakberas
Previous Post

Resensi Kitab Tanbihat Al Wajibat

Next Post

Kriteria Jenazah Tidak Wajib Dimandikan dan Disholati, Apa Saja?

Syarif Abdurrahman

Syarif Abdurrahman

Santri Pondok Pesantren Tebuireng.

Next Post
Kriteria Jenazah Tidak Wajib Dimandikan dan Disholati, Apa Saja

Kriteria Jenazah Tidak Wajib Dimandikan dan Disholati, Apa Saja?

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • 21 Dalil Merayakan Maulid Nabi Menurut Sayyid Muhammad al-Maliki
  • Pendapat Gus Baha Terkait Demontrasi: Boleh Dilakukan Asal Tidak Mudarat
  • Pesan PCNU Jombang kepada Aparat Keamanan dan Masyarakat
  • Ketua PCNU Jombang; Presiden harus Menenangkan Masyarakat
  • Kritikan yang Dilarang Menurut Gus Baha

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng