Giat selanjutanya di jawa timur adalah pengajian nuzulul qur’an di masjid Al-Akbar Surabaya, dalam pembukaanya gus miftah langsung memberikan penjelasan tentang :
“Janganlah bersahabat dengan orang yang tidak menjadikanmu trengginas dan semakin mendekat dengan Allah”.
Gus miftah menambahkan bahwa soal pendakwah adalah sesuatu yang jumlahnya banyak pasti murah, tetapi yang jumlahnya sedikit pasti mahal. Banyak kyai yang ilmunya banyak namun dakwahnya di tempat-tempat yang mulia. Namun Gus miftah memilih tempat dakwah di tempat lokalisasi.
Gus miftah juga menjelaskan tentang beberapa penghargaan di dapatkanya, diantaranya adalah lelang belangkon yang selama ini dipakai untuk dakwah, saat muktamar di lelang dan laku senilai 900 jt, dan semuanya di sumbangkan untuk acara muktamar NU di lanpung. Ada juga bagaimana beliau mendapat pengahargaan sebagai pendakwah yang paling banyak di pajang fotonya di bokong truk, dengan sejumlah 300 truck, yang di tempel bukan hanya fotonya, namun ada quotenya.

Gus miftah menerangkan bagaimana dakwah di era digital sangatlah penting untuk zaman saat ini, contohnya orang yang pakar komunikasi dan digitalisasi Gus Ipang Wahid ahlinya, jebolan Amerika Serikat sekarang ikut dakwah dengan saya karena ini melanjutkan dakwah yang dari mbah mbahnya terdahulu, yakni cicit hadrotussyaikh KH. Hasyim Asy’ari.
Baca Juga : Gus Miftah ; Optimis, Mojokerto Bangkit Bersama
Semua punya bidang masing-masing tinggal bagaimana cara menggunakan ilmu yang sudah didapatkan untuk di syiarkan ke masyarakat, itulah ilmu yang manfaat.
“Dimanapun kita berada maka ucapanmu harus berfaedah, dadio wong sing maidahi, sing istiqomah”, salah satu pesan ayah dari Gus Miftah untuk beliau.
Acara di masjid Al-Akbar di hadiri oleh 7000 jama’ah yang mengikuti acara malam ini (18/04), yang hadir diantaranya adalah Gubernur Jatim, Wagub Jatim, Bupati sejatim, Pejabat eselon 2, kepala-kepala dinas, ketua PWNU Jatim, para kyai-kyai, jama’ah muslimat dan fatayat NU, serta masyarakat sekitar Masjid Al-Akbar. Pengajian berlangsung hikmat dan khusyu’.