• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Bahaya Paham Radikal di Platform Digital

Syarif Abdurrahman by Syarif Abdurrahman
2022-08-14
in Kebangsaan
0
Bahaya Paham Radikal di Platform Digital

Bahaya Paham Radikal di Platform Digital

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

tebuireng.co – Bahaya paham radikal di platform digital sudah mulai terasa ketika teroris belajar agama secara online dan melakukan bom bunuh diri atas nama jihad. Dampak lainnya membuat relasi keagamaan dan kebangsaan semakin merenggang.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar membeberkan, sebanyak 600 akun media sosial (medsos) terindikasi mengandung paham radikalisme (Jawa Pos, 25/1/2022). Dari sini kita bisa melihat bahaya paham radikal di platform digital yang terus disampaikan via media sosial

Perkembangan media sosial sering kali dimanfaatkan oleh kelompok tertentu untuk menyebarkan paham radikal dan perekrutan teroris. Tentu saja, penyebaran paham radikal di dunia maya sangat membayakan bagi generasi muda. Kelompok ini masif menyebarkan konten-konten radikal di ruang digital.

Bagi mereka yang tingkat literasi digitalnya masih rendah, ajakan aksi terorisme dengan dalih jihad di jalan Allah akan mudah diterima dan terhanyut di dalamnya.

Dalam hal ini, pesantren melalui kiai dan santrinya harus bisa membendung dan meluruskan pemahaman yang sering disebarkan kelompok radikal. Inilah jihad kebangsaan kaum santri di era kekinian.

Pihak pesantren harus menguasai ruang digital untuk mendakwahkan ajaran Islam yang ramah, santun, dan toleran kepada seluruh umat manusia. Kaum santri tidak boleh mendiamkan pemahaman radikal yang terus bertebaran di dunia maya.

Cara mudahnya, santri mulai menyebarkan konten pesantren di media sosial. Sehingga masyarakat punya alternatif lain belajar agama secra online.

Pesantren harus berada di garda terdepan dalam membumikan doktrin Islam yang rahmatan lil alamin. Negara telah mengakui kontribusi pesantren dalam momentum kemerdekaan.

Karenanya, perjuangan para ulama terdahulu dalam mempertahankan kemerdekaan perlu dilanjutkan. Ke depan, pesantren dan santrinya diharapkan mampu memaksimalkan perannya dalam menyelesaikan berbagai masalah kebangsaan dengan terus menguatkan nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika.

Sudah tak terbantahkan lagi bahwa pondok pesantren memiliki kontribusi besar terhadap kemajuan bangsa dan negara tercinta ini. Pesantren adalah salah satu bagian penting dalam dinamika sejarah pendirian bangsa Indonesia.

Kontribusi besar ini menurut Jamal Ma’mur (2022) tidak lepas dari peran organisasi sosial keagamaan terbesar Indonesia, yaitu Nahdlatul Ulama (NU). Sebab, NU adalah organisasi para ulama pesantren dalam memperjuangkan tegaknya Aswaja dan kemajuan bangsa Indonesia.

Di antara peran penting kaum ulama dan santri dalam sejarah bangsa ini adalah berjuang mengusir penjajah dari tanah Indonesia dengan membentuk Laskar Hisbullah dan Sabilillah, mempertahankan kemerdekaan, dan mencerdaskan kehidupan bangsa melalui lembaga pendidikan yang ada di dalamnya.

Perjuangan mempertahankan kemerdekaan dari serangan kolonialisme tampak jelas saat Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari mengumandangkan “Resolusi Jihad” pada tanggal 22 Oktober 1945 di mana isinya adalah mengajak umat Islam untuk membela dan mempertahankan kemerdekaannya.

Resolusi ini merupakan hasil kesepakatan wakil-wakil daerah NU seluruh Jawa-Madura pada tanggal 21-22 Oktober 1945 di Surabaya. Resolusi jihad inilah yang menjadi sumber energi meletusnya pertempuran 10 November 1945.

Kemerdekaan yang kita nikmati saat ini tidak lepas dari peran dan kontribusi kalangan pesantren. Bagi kaum ulama dan santri, merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah merupakan harga diri yang harus diperjuangkan.

Karenanya, sampai kapan pun kontribusi kalangan pesantren tetap dibutuhkan demi keutuhan negara. Dalam konteks ini, Ach Dhofir Zuhry (2018) menegaskan, pesantren adalah benteng Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang paling kokoh sejak pra kemerdekaan, masa revolusi bahkan hingga kini dan nanti.

HM Amin Haedar dkk (2004) menyebutkan, para ulama tidak hanya terlibat dalam perjuangan fisik melawan bangsa penjajah, tetapi turut juga ambil bagian dalam mendirikan bangsa, aktif dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan bersama-sama komponen bangsa lainnya.

Sejalan dengan itu, tidak berlebihan seandainya pada periode tahun 1959-1965, pesantren disebut sebagai “alat revolusi” dan penjaga keutuhan NKRI.  

Sudah semestinya, di Hari Kemerdekaan RI yang ke-77 tahun ini, semangat dan perjuangan para ulama perlu kita kontekstualisasikan di era sekarang dalam merespons tentangan zaman yang semakin rumit. 

Kontribusi para ulama dalam memerdekakan Indonesia dari penjajah patut menjadi refleksi bagi kita semua terutama generasi muda.

Penting diingat bahwa peringatan Hari Kemerdekaan bukan sekadar seremonial tahunan yang hampa makna. Jangan sampai kita terjebak dalam gegap gempita perayaan proklamasi kemerdekaan.

Tantangan di era digital sekarang ini semakin kompleks. Dalam konteks inilah kita mesti melanjutkan perjuangan para ulama untuk berjihad sesuai kemampuan kita masing-masing.

Kalian mau berjuang di mana? Berjuang di media sosial?

Oleh: Hermansyah Kahir

Belajar di Tarbiyatul Mu’allimien Al-Islamiyah (TMI) Al-Amien Prenduan (2004-2006)

Tags: Gus DurHUT RIIndonesiaKH. M. Hasyim Asy’ariNU dalam Wacana KebangsaanProklamasiSantri
Previous Post

Nabi Muhammad Menolak Perjodohan

Next Post

Pahlawan Digital Perspektif Al-Qur’an

Syarif Abdurrahman

Syarif Abdurrahman

Santri Pondok Pesantren Tebuireng.

Next Post
Pahlawan Digital Perspektif Al-Qur’an

Pahlawan Digital Perspektif Al-Qur'an

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Menata Ulang Relasi Rumah Tangga Antara Laki-laki dan Perempuan
  • Profil Gus Irfan, Menteri Haji dan Umrah Pertama di Indonesia
  • 21 Dalil Merayakan Maulid Nabi Menurut Sayyid Muhammad al-Maliki
  • Pendapat Gus Baha Terkait Demontrasi: Boleh Dilakukan Asal Tidak Mudarat
  • Pesan PCNU Jombang kepada Aparat Keamanan dan Masyarakat

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng