Gus Iqdam menjelaskan cara paling sederhana dalam menghadapi berbagai kesulitan hidup yang kerap dialami manusia. Penjelasan tersebut disampaikan dalam salah satu kajian rutinnya yang diikuti oleh banyak jamaah dari berbagai kalangan. Menurutnya, kunci utama agar seseorang mampu bersikap tenang dan lapang dalam menghadapi persoalan hidup adalah dengan memahami tujuan Allah menciptakan dunia.
Dalam kajian tersebut, Gus Iqdam mengutip penjelasan hadis Nabi yang menegaskan bahwa dunia diciptakan bukan sebagai tempat bersenang-senang, melainkan sebagai sarana ibrah, yaitu tempat manusia belajar dan mengambil pelajaran. Dunia bukan tujuan akhir, tetapi hanya fase sementara dalam perjalanan panjang menuju kehidupan yang kekal.
Ia mengibaratkan kehidupan dunia seperti seseorang yang sedang berada di sekolah tanpa bangku. Seluruh isinya adalah proses belajar, sementara manusia sejatinya hanya sedang mengantre kematian. “Sebenarnya dunia ini ibarat orang sekolah tanpa bangku yang isinya adalah belajar, dan sejatinya manusia hanya mengantri kematian,” jelasnya.
Pendiri Majelis Ta’lim Sabilu Taubah tersebut menegaskan bahwa hidup adalah antrian panjang menunggu panggilan Allah untuk kembali kepada-Nya. Dalam masa penantian tersebut, manusia dituntut untuk terus belajar, memahami hikmah, dan mengambil pelajaran dari setiap peristiwa yang dialami. Tidak ada kejadian yang sia-sia, baik itu kesenangan maupun kesulitan.
Ia juga mengingatkan bahwa sebagaimana yang disampaikan Nabi Muhammad, dunia bukanlah tempat untuk bermegah-megahan, bersenang-senang secara berlebihan, apalagi membanggakan diri. Semua kejadian di dunia memiliki pesan dan nilai pembelajaran yang harus direnungkan oleh setiap hamba.
Dengan memahami hakikat tersebut, seseorang akan lebih mudah menerima kesulitan hidup dengan hati yang lapang. Kesulitan tidak lagi dipandang sebagai beban semata, tetapi sebagai sarana pendewasaan iman dan jiwa. Ketika seseorang mampu mengambil pelajaran dari setiap kejadian, ia akan menyadari bahwa dunia memang bukan tempat kenyamanan sejati.
Hal ini sejalan dengan hadis Nabi Muhammad yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah bersabda, “Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir.”
Hadis ini mengingatkan bahwa keterbatasan dan ujian di dunia justru merupakan tanda kasih sayang Allah kepada orang beriman, agar mereka siap meraih kebahagiaan sejati di akhirat.
Baca juga: Amalan Jum’at Terakhir Bulan Rajab dari Gus Iqdam
