• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Cerita Sedih Pedagang Makam Gus Dur

Syarif Abdurrahman by Syarif Abdurrahman
2023-01-19
in Tebuireng
0
Cerita sedih pedagang makam Gus Dur

Ruko pedagang. Cerita sedih pedagang makam Gus Dur

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

tebuireng.co – Cerita sedih pedagang makam Gus Dur ini terjadi karena ruko baru buka, tapi harus terpaksa ditutup karena pandemi menyerang Indonesia.

Tahun 2023 jadi harapan kebangkitan ekonomi bagi pedagang Komplek Makam Gus Dur (KMGD) setelah dihajar pandemi sejak 2020.

Harapan tersebut disampaikan Shohibi, pemilik salah satu ruko berisi kaos Gus Dur, gamis, koko, kopiah, sarung di KMGD.

Shohibi menceritakan, rukonya mulai ditempati pada 2020 lalu. Namun, baru beberapa bulan buka, rukonya harus tutup kembali karena makam Gus Dur ditutup agar tidak menyebarkan virus Covid-19.

“Dulu baru buka tiga bulan, lalu ada Covid-19 dan tutup cukup lama. Bulan November 2021 mulai dibuka dikit. Sekarang sudah dibuka seperti semula,” katanya, Rabu (18/01/2023).

Makam Gus Dur mulai dibuka secara terbatas pasca pandemi pada 1 November 2021, yaitu pukul 08.00-13.00 WIB. Baru di 2022, makam Gus Dur dibuka secara normal.

Makam keluarga besar Pondok Pesantren Tebuireng yang berada di Desa Cukir, Diwek, Jombang itu dibuka pukul 08.00-15.00 WIB dan pukul 20.00-03.00 WIB.

Shohibi mendapatkan jatah ruko di KMGD karena merupakan warga sekitar area makam Gus Dur. Wisata religi makam Gus Dur jadi wisata teramai di Jombang sehingga bisa menghidupkan perekonomian masyarakat.

“Sekarang sudah buka siang dan malam. Sudah mulai ramai. Semoga tahun 2023 membawa berkah dan mendapatkan penghasilan lebih,” jelasnya.

Shohibi menambahkan, momentum haul Gus Dur di bulan Desember dan akhir pekan adalah waktu meraup untung bagi pedagang KMGD. Sehingga bisa mengurangi cerita sedih pedagang makam Gus Dur.

Bila sebelumnya pernah seharian tidak mendapatkan pembeli, kini setiap hari bisa mengumpulkan Rp. 1-2 juta setiap harinya.

“Untuk pasokan barang kita kadang belanja langsung ke Pekalongan, lebih murah. Cuma kalau mau mudah dan tidak repot bisa juga, ada sales yang selalu datang ke sini,” beber Shohibi.

Hal serupa disampaikan Ahmad, salah satu pedagang baju dan souvenir di KMGD mengatakan perekonomian keluarganya kembali stabil pasca makam Gus Dur kembali dibuka.

“Perekonomian keluarga kembali stabil setelah makam Gus Dur dibuka kembali, alhamdulillah juga saya kembali punya kegiatan di luar,” ujarnya.

Ahmad menegaskan, dirinya mengaku belum bisa menyebutkan nominal pendapatan perbulan setelah pandemi, banyaknya peziarah juga tidak menentukan banyaknya pendapatan.

Hal tersebut juga karena perekonomian masyarakat dan para peziarah tentunya juga dalam masa pemulihan pasca Covid-19.

“Untuk nominal pendapatan setiap bulan masih belum tentu, tapi untuk setiap harinya biasanya yang banyak itu Sabtu dan Minggu, bisa mencapai Rp. 400 ribu,” ceritanya.

Ahmad menegaskan, harga barang yang ada di sepanjang jalan menuju makam Gus Dur memang terkenal murah dan berkualitas. Sehingga membuat minat peziarah untuk membeli relatif tinggi daripada membeli di tempat ziarah lainnya.

“Karena harganya sedikit miring, maka peziarah lebih nyaman di sini. Yang penting semua nyaman,” tandasnya.

Oleh: Thowiroh

Tags: Gus DurHadratussyaikhKH. M. Hasyim Asy’ariKomplek Makam Gus Durpedagang makam Gus DurTebuireng
Previous Post

Meneladani Dzulkarnain sebagai Pemimpin

Next Post

Kasus Pemerkosaan Harus Ada Saksi?

Syarif Abdurrahman

Syarif Abdurrahman

Santri Pondok Pesantren Tebuireng.

Next Post
Kasus Pemerkosaan Harus Ada Saksi

Kasus Pemerkosaan Harus Ada Saksi?

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Kemenhaj Resmi Rilis Desain Batik Baru untuk Penyelenggaraan Haji 2026
  • Berdakwah Ala Jek: Penuh Humor tapi Teguh Syariat
  • Hati-Hati Bahaya Maghrur, Tertipu Oleh Kebaikan Diri Sendiri
  • Manusia dalam Pancasila: Makhluk Monoplural yang Menyatu dalam Keberagaman
  • Menjadi Mandiri: Seni Berdiri di Atas Kaki Sendiri

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng