• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Adu Sakti KH Wahab Hasbullah dan Bung Karno Sebelum Rapat

Haul KH Wahab Hasbullah

Syarif Abdurrahman by Syarif Abdurrahman
2021-06-22
in Kebangsaan, Kiai, News, Tokoh
0
Adu Sakti KH Wahab Hasbullah dan Bung Karno Sebelum Rapat

Adu Sakti KH Wahab Hasbullah dan Bung Karno Sebelum Rapat

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

KH Wahab Hasbullah merupakan salah satu tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang mempunyai keahlian relatif lengkap. Ulama, politisi, pendekar dan menguasai banyak ilmu kesaktian. Seperti ilmu penataan atau peluruh ilmu musuh, guntur saketi dan ilmu-ilmu linuwih lainnya. Selain itu, KH Wahab Hasbullah juga mengusai banyak hizib yang biasa diamalkan sehari-hari.

Menurut buku ‘Tambakberas, Menelisik Sejarah Memetik Uswah’ yang merujuk cerita Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Bahrul Ulum Tambakberas KH Irfan Sholeh, salah satu kehebatan KH Wahab Hasbullah yaitu ketika adu kesaktian dengan Presiden pertama RI Soekarno (Bung Karno). Sebagaimana diketahui, KH Wahab Hasbullah punya kedekatan yang luar biasa dengan Bung Karno. Bisa dibilang lebih akrab jika dibandingkan dengan Presiden Suharto.

Kedekatan KH Wahab Hasbullah dan bung Karno terekam dalam beberapa peristiwa. Kedua tokoh ini besar bersamaan sejak sebelum Indonesia merdeka hingga pekikan kemerdekaan bebas disuarakan di Indonesia. Saking dekatnya, keduanya sering saling terlibat diskusi dan kadang juga saling menunjukkan sisi usilnya. Seperti peristiwa uji kesaktian yang dilakukan Bung Karno ke santri kesayangannya KH M Hasyim Asy’ari itu. Saat itu akan dilaksanakan rapat memutuskan sebuah permasalahan negara. Semua tokoh yang diundang sudah berkumpul dalam suatu ruangan, tinggal menunggu Bung Karno. Tak berselang lama kemudian sang proklamator itu datang dan tiba-tiba menghampiri KH Wahab Hasbullah yang lagi duduk dengan sambil menepuk bahu KH Wahab Hasbullah.

Bung Karno yang terkenal dengan kharismanya yang luar biasa itu menepuk bahu KH Wahab Hasbullah, ketika itu Bung Karno menepuk sambil berkata ‘ikut pendapatku’. Maksudnya Bung Karno saat itu agar KH Wahab Hasbullah berada di pihaknya saat rapat nanti dan tidak menyangkal pendapatnya. Ajaib, setelah mendapat tepukan bahu dari Bung Karno, mendadak tubuh KH Wahab Hasbullah terkunci layaknya patung dan tidak bisa digerakkan. Bahkan mulutnya tak sanggup lagi berucap sepatah kata pun. Peristiwa aneh ini dialami KH Wahab Hasbullah sekitar sepuluh menit. Selama itu pula KH Wahab tak ubahnya patung di ruang rapat.

Meskipun diam mematung, kesadaran KH Wahab Hasbullah tidak hilang, ia berusaha melawan dengan menggerakkan tubuhnya, tapi gagal. Tidak kehabisan akal, kiai asal Jombang ini lalu membacakan hizib di dalam hatinya agar bisa lepas dari trik Bung Karno. Selama KH Wahab Hasbullah terdiam mematung, Soekarno pura-pura tidak memperhatikan dan keliling menyalami para tamu satu persatu dengan penuh senyum.

Usaha Kiai Wahab tidak sia-sia, setelah melafalkan beberapa hizib akhirnya KH Wahab bisa lolos dari sikap kaku bak patung. Tanpa banyak bicara, KH Wahab langsung berdiri dan mendekati Soekarno yang baru saja duduk di kursinya. Tak mau kalah, KH Wahab lalu melakukan hal yang sama yaitu menepuk pundak Bung Karno sambil berkata, ‘aku punya pendapat sendiri!, kata tokoh Pondok Pesantren Bahrul Ulum ini.

Saat mendekati sampai menepuk pundak Bung Karno, KH Wahab Hasbullah membaca beberapa hizib, efeknya adu kesaktian terjadi di sini. Sejurus kemudian Bung Karno langsung terdiam sekitar 30 menit tanpa bisa bergerak, sama seperti yang dialami KH Wahab Hasbullah sebelumnya. Peserta rapat pun heran dengan bahasa tubuh Bung Karno yang tampak seperti patung dan membuat peserta rapat saling bertanya, tapi tak berani menegur. Di sisi lain, KH Wahab Hasbullah tampak santai menikmati ruangan yang penuh tanda tanda.

Menurut Kiai Irfan, adu sakti antara kedua tokoh ini bukan petarungan jelek. Namun, menunjukkan keakraban dalam bentuk lain. Yang pasti gurauan itu tidak merugikan negara malah membuat permasalahan negara banyak terpecahkan lewat gurauan keduanya. Ini juga ciri khas tokoh-tokoh Indonesia yang selalu bisa rukun dan akrab dalam kondisi politik hangat.

Setelah kejadian itu, hubungan KH Wahab dan Bung Karno semakin akrab dan sering diskusi dalam berbagai masalah negara. Keduanya juga mengakui kelebihan masing-masing. Sebagai pemimpin, Bung Karno sering meminta doa ke Kiai Wahab. Meskipun Soekarno pernah jadi pengurus Muhammadiyah dan KH Wahab Hasbullah adalah tokoh sentral Nahdlatul Ulama, tapi hubungan keduanya tetap akrab.

Soekarno sendiri resmi menjadi kader Muhammadiyah di tahun 1930. Bahkan Soekarno setelah itu, menjadi pengurus majelis pendidikan dasar dan menengah milik Muhammadiyah di Bengkulu. Soekarno pun lantas beristrikan Fatmawati, seorang kader Aisyiah- organ Muhammadiyah, yang juga anak tokoh Muhammadiyah Bengkulu. Fatmawati sendiri merupakan ibu dari sejumlah tokoh salah satunya Megawati Soekarnoputri.

Sementara itu, KH Wahab Hasbullah termasuk pendiri NU bersama sang guru Hadratussyaikh M Hasyim Asy’ari. Kiai Wahab sempat belajar di Pondok Pesantren Tebuireng yang didirikan Kiai Hasyim Asy’ari selama empat tahun. Bahkan jiwa kepemimpinannya sudah dilatih di sini dengan menjadi lurah Pondok Pesantren Tebuireng.

Tags: Bung KarnoKH Wahab HasbullahKH. M. Hasyim Asy’ariTebuireng
Previous Post

Gus Sholah, Sosok yang Disiplin dan Menghargai Waktu

Next Post

Kisah Sultan Murad IV dan Pemberi Uang ke Pelacur

Syarif Abdurrahman

Syarif Abdurrahman

Santri Pondok Pesantren Tebuireng.

Next Post
https://www.tebuireng.co/ulama-perempuan-nusantara-yang-disegani-dunia-itu-berasal-dari-tebuireng/

Kisah Sultan Murad IV dan Pemberi Uang ke Pelacur

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Doa Pelunas Utang dari Rasulullah
  • Haji Mabrur dan Ciri-cirinya menurut Para Ulama
  • Pentingnya Literasi Keuangan, Atasi Jeratan Utang Konsumtif Pay Later 
  • Mengenal Suku Kajang di Bulukumba dan Keunikannya
  • Jemaah Haji Indonesia Gelombang Satu Mulai DiJawalkan Pulang ke Indonesia

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng