• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Kedustaan Perdukunan Berdasarkan Hadis

Oleh: Dinnatul Lailiyah

Syarif Abdurrahman by Syarif Abdurrahman
2022-09-12
in Hadits
0
Kedustaan Perdukunan Berdasarkan Hadis

Kedustaan Perdukunan Berdasarkan Hadis (ist)

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

tebuireng.co – Kedustaan perdukunan ramai dibicarakan masyarakat setelah pesulap merah membongkar beberapa praktik perdukunan, lalu bagaimana hadis memandang hal ini?

Kontroversi antara Pesulap Merah dengan praktik perdukunan modern di Indonesia hingga kini masih ramai diperbincangkan. Berbagai kalangan pun turut menanggapi perseteruan tersebut. Namun, sebenarnya bagaimana praktik perdukunan ini masih dipercaya oleh sebagian masyarakat Indonesia?

Pada kenyataannya, perkembangan praktik perdukunan turut mengalami pertumbuhan seiring dengan serentetan kemajuan teknologi. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya praktik perdukunan yang juga memanfaatkan layanan sosial media untuk meraih target pelanggannya.

Apalagi, seiring berkembangnya zaman, maraknya praktik perdukunan berkedok Islami membuat persoalan ini semakin samar di tengah masyarakat. Maka, tak heran ketiika banyak orang yang menjadi korban karena secarik surban dan tasbih yang dikenakannya.

Padahal, secara lantang, Islam melarang adanya praktik perdukunan tersebut.

مَنْ أَتَى كَاهِناً أَوْ عَرَّافاً فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ

“Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal dan dia membenarkan ucapannya, maka dia berarti telah kufur pada Al-Quran yang telah diturunkan pada Muhammad.” (HR. Ahmad, hasan).

Tak hanya itu, Rasulullah pun bahkan mengecam umatnya yang hanya sekedar datang dan bertanya kepada dukun tentang suatu hal.

                                               مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَىْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً


“Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal dan bertanya kepadanya tentang suatu perkara, maka shalatnya tidak akan diterima selama empat puluh hari” (HR. Muslim).

Lantas, kemudian timbul pertanyaan, apabila perdukunan itu adalah praktik kebohongan, mengapa seolah apa yang dikatakan oleh dukun secara tidak langsung terbukti? Hal tersebut pernah dijelaskan oleh Rasulullah, yakni mengenai cara dukun untuk mendapatkan bisikan berita ghaib.

Dalam kitab Al Jami’ Ash Shahih Al Mukhtashar dijelaskan suatu riawayat dari Aisyah radhiyallahu ‘ahna bahwa para sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah tentang dukun.

‘Wahai Rasulullah sesungguhnya mereka kadang-kadang memberitahu kita sesuatu yang benar terbukti?’

Lantas, Rasulullah menjawab,‘Itu adalah sebuah kalimat yang benar yang dicuri oleh jin, lalu ia bisikkan ke telinga pembantunya (dukun) kemudian ia campur dengan serratus kebohongan.’

Dalam hadis tersebut terdapat penjelasan bahwa apa yang dikatakan sang dukun kadangkala terbukti karena bisikan setan yang mencuri kabar langit. Namun, dibanding dengan kebenarannya, kebohongannya sungguh lebih banyak.

Terkait praktik kedustaan tersebut, Ibnu Bathal, dalam Syarah Sahih Al Bukhary mengatakan, ‘adapun larangan Nabi tentnag upah perdukunan, maka umat telah Ijma’ tentang keharamannya, karena mereka mendapat upah dengan cara yang tidak dibolehkan

Yaitu dengan cara mencampur kebohongan dengan berita yang dicuri Jin, di mana mereka merusak berita yang benar dengan serratus kebohongan. Maka, tidaklah pantas mendengarkan omongan mereka.’

Wallahua’lam

Oleh: Dinnatul Lailiyah

Tags: perdukunanpesulap merah
Previous Post

Teladan Sukses Sahabat Abdurrahman bin Auf dalam Berniaga

Next Post

Menolak Insecure dengan Bersyukur

Syarif Abdurrahman

Syarif Abdurrahman

Santri Pondok Pesantren Tebuireng.

Next Post
Menolak insecure dengan bersyukur

Menolak Insecure dengan Bersyukur

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Kemenhaj Resmi Rilis Desain Batik Baru untuk Penyelenggaraan Haji 2026
  • Berdakwah Ala Jek: Penuh Humor tapi Teguh Syariat
  • Hati-Hati Bahaya Maghrur, Tertipu Oleh Kebaikan Diri Sendiri
  • Manusia dalam Pancasila: Makhluk Monoplural yang Menyatu dalam Keberagaman
  • Menjadi Mandiri: Seni Berdiri di Atas Kaki Sendiri

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng