• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Tsaniyatul Wada’, Tempat Sahabat Ansor Sambut Nabi saat Hijrah

Oleh: Thowiroh

tebuireng.co by tebuireng.co
2023-09-24
in Keislaman
0
Tsaniyatul Wada', Tempat Sahabat Ansor Sambut Nabi saat Hijrah

Tsaniyatul Wada', Tempat Sahabat Ansor Sambut Nabi saat Hijrah (Ist)

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Tsaniyatul Wada’ adalah tempat bersejarah karena menjadi tempat dimana Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya disambut oleh para penduduk Madinah yang dikenal dengan sahabat Ansor setelah perjalanan hijrah.

Di kalangan masyarakat Arab, tempat ini dikenal sebagai  tempat untuk berpisah dengan orang-orang yang akan pergi ke luar kota ataupun menyambut orang-orang yang hendak datang. Secara bahasa Tsaniyatul Wada’ berarti jalan setapak diantara dua  bukit.

Sebelum datangnya Nabi Muhammad ke Madinah, orang jahiliyah  memiliki tradisi untuk melakukan ritual meringkik seperti halnya keledai ketika hendak memasuki Madinah melalui tempat ini’.Mereka (orang jahiliyah) berkeyakinan bahwa siapapun yang memasuki Madinah dan tidak melakukan ritual tersebut ia akan terserang wabah berupa demam yang bisa berakhir dengan kematian.

Di Madinah, terdapat dua tempat yang disebut sebagai Tsaniyatul Wada’ yakni pertama adalah tempat yang berada di arah utara Madinah menuju Syam. Kedua adalah tempat yang berada di arah selatan Madinah menuju Mekah. Oleh karena itu, terdapat perbedaan pendapat ulama mengenai Tsaniyatul Wada’ yang manakah yang menjadi tempat penyambutan yang pernah dilewati oleh Nabi beserta sahabatnya.

Dalam sejarahnya, terdapat lantunan nasyid yang di bacakan ketika menyambut Nabi dan para sahabatnya yakni

طلع البدر علينا # من ثنيات الوداع

Telah nampak purnama  pada kita, dari Tsaniyatil Wada’

Imam Al Baihaqi dalam Dalailun Nubuwwah mengatakan bahwa hal ini telah disampaikan oleh para ulama kami (bahwa nasyid tersebut dilantunkan) saat kedatangan Nabi dari Makkah ke Madinah yang tentunya melewati Tsaniyatul Wada’ dari arah selatan  Madinah karena menghadap ke arah Makkah sebagaimana Nabi hijrah datang dari Makkah.

Hal ini juga sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Dr. Nizar Mahmud Gosim (Seorang Ahli Geografis dan Sirah Nabawiyah) dalam bukunya bahwa Tsaniyatul wada’ yang dimaksud dalam nasyid tersebut adalah yang terletak di arah selatan Madinah

Meski begitu, Ibn Qayyim dalam Zaadul Ma’ad berpendapat bahwa nasyid tersebut dilantunkan ketika menyambut Nabi dari perang tabuk dengan melalui Tsaniyatil Wada’ yang terdapat di sisi utara Madinah yang menghadap ke arah Syam.

Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa Nabi pernah disambut dengan melewati kedua Tsaniyatul Wada’ dengan dua momen yang berbeda. Wallahua’lam bisshowab.

Baca juga: Prof Quraish Shihab: Hijrah adalah Membangun Peradaban

Tags: Sahabat Ansor Sambut Nabi HijrahTsaniyatul Wada'
Previous Post

Pesan Rais Aam PBNU kepada Sarjana Hadis Tebuireng

Next Post

Transgender dalam Konteks Agama Islam

tebuireng.co

tebuireng.co

tebuireng.co adalah Media Tebuireng Initiatives yang bertujuan untuk meneruskan cita-cita besar Gus Sholah dan para masyayikh tebuireng

Next Post
Transgender dalam Konteks Agama Islam

Transgender dalam Konteks Agama Islam

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Kemenhaj Resmi Rilis Desain Batik Baru untuk Penyelenggaraan Haji 2026
  • Berdakwah Ala Jek: Penuh Humor tapi Teguh Syariat
  • Hati-Hati Bahaya Maghrur, Tertipu Oleh Kebaikan Diri Sendiri
  • Manusia dalam Pancasila: Makhluk Monoplural yang Menyatu dalam Keberagaman
  • Menjadi Mandiri: Seni Berdiri di Atas Kaki Sendiri

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng