Tsaniyatul Wada’ adalah tempat bersejarah karena menjadi tempat dimana Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya disambut oleh para penduduk Madinah yang dikenal dengan sahabat Ansor setelah perjalanan hijrah.
Di kalangan masyarakat Arab, tempat ini dikenal sebagai tempat untuk berpisah dengan orang-orang yang akan pergi ke luar kota ataupun menyambut orang-orang yang hendak datang. Secara bahasa Tsaniyatul Wada’ berarti jalan setapak diantara dua bukit.
Sebelum datangnya Nabi Muhammad ke Madinah, orang jahiliyah memiliki tradisi untuk melakukan ritual meringkik seperti halnya keledai ketika hendak memasuki Madinah melalui tempat ini’.Mereka (orang jahiliyah) berkeyakinan bahwa siapapun yang memasuki Madinah dan tidak melakukan ritual tersebut ia akan terserang wabah berupa demam yang bisa berakhir dengan kematian.
Di Madinah, terdapat dua tempat yang disebut sebagai Tsaniyatul Wada’ yakni pertama adalah tempat yang berada di arah utara Madinah menuju Syam. Kedua adalah tempat yang berada di arah selatan Madinah menuju Mekah. Oleh karena itu, terdapat perbedaan pendapat ulama mengenai Tsaniyatul Wada’ yang manakah yang menjadi tempat penyambutan yang pernah dilewati oleh Nabi beserta sahabatnya.
Dalam sejarahnya, terdapat lantunan nasyid yang di bacakan ketika menyambut Nabi dan para sahabatnya yakni
طلع البدر علينا # من ثنيات الوداع
Telah nampak purnama pada kita, dari Tsaniyatil Wada’
Imam Al Baihaqi dalam Dalailun Nubuwwah mengatakan bahwa hal ini telah disampaikan oleh para ulama kami (bahwa nasyid tersebut dilantunkan) saat kedatangan Nabi dari Makkah ke Madinah yang tentunya melewati Tsaniyatul Wada’ dari arah selatan Madinah karena menghadap ke arah Makkah sebagaimana Nabi hijrah datang dari Makkah.
Hal ini juga sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Dr. Nizar Mahmud Gosim (Seorang Ahli Geografis dan Sirah Nabawiyah) dalam bukunya bahwa Tsaniyatul wada’ yang dimaksud dalam nasyid tersebut adalah yang terletak di arah selatan Madinah
Meski begitu, Ibn Qayyim dalam Zaadul Ma’ad berpendapat bahwa nasyid tersebut dilantunkan ketika menyambut Nabi dari perang tabuk dengan melalui Tsaniyatil Wada’ yang terdapat di sisi utara Madinah yang menghadap ke arah Syam.
Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa Nabi pernah disambut dengan melewati kedua Tsaniyatul Wada’ dengan dua momen yang berbeda. Wallahua’lam bisshowab.
Baca juga: Prof Quraish Shihab: Hijrah adalah Membangun Peradaban