• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Tokoh Salafi Kontroversi, Abu Bakar Ba’asyir

Syarif Abdurrahman by Syarif Abdurrahman
2022-08-03
in Tokoh
0
Tokoh Salafi Kontroversi, Abu Bakar Ba'asyir

Tokoh Salafi Kontroversi, Abu Bakar Ba'asyir (ist)

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Tokoh salafi kontroversi Jombang dipegang oleh Abu Bakar Ba’asyir. Nama lengkapnya Abu Bakar Ba’asyir bin Abu Bakar Abud, ia adalah tokoh Islam di Indonesia keturunan Arab beraliran Salafi Jihadi yang dianggap memiliki keterkaitan dengan beberapa peristiwa dan aksi terorisme di Indonesia.

Ba’asyir adalah antitesis dari tokoh kontroversi asal Jombang lainnya bernama Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid) dan Cak Nur (Nurcholish Madjid).

Ba’asyir lahir di Jombang pada 17 Agustus 1938. Tahun 1959, Ba’asyir pernah menjalani pendidikan sebagai santri Pondok Pesantren Gontor, Ponorogo, Jawa Timur dan menjabat Sekretaris Pemuda Al-Irsyad Solo, Jawa Tengah.

Tahun 1961, Ba’asyir terpilih menjadi Ketua Gerakan Pemuda Islam Indonesia, sebelumnya sebagai aktivis Himpunan Mahasiswa Islam Solo. Tahun 1963, Ba’asyir juga dikenal sebagai alumni Fakultas Dakwah Universitas Al-Irsyad, Solo, Jawa Tengah.

10 Maret 1972, Ba’asyir mendirikan Pesantren Al-Mu’min di Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah, bersama dengan Abdullah Sungkar, Yoyo Roswadi, Abdul Qohar H. Daeng Matase dan Abdllah Baraja.

Pesantren ini berlokasi di Jalan Gading Kidul 72 A, Desa Ngruki, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. persisnya 2,5 kilometer dari Solo.

Benarkah Abu Bakar Ba’asyir mengakui Pancasila?

Ba’asyir menjelaskan Pancasila sebagai dasar negara. Penjelasan Ba’asyir tersebut viral dalam sebuah video berdurasi 41 detik yang disebarkan akun Twitter, salah satunya lewat @Khoirudin_26 pada Senin (1/8/2022).

Video ini juga bisa dijumpai di platform media sosial lainnya.   Dalam sebuah pertemuan, pemilik Pesantren Ngruki Solo itu menjelaskan mengapa para ulama dahulu menerima Pancasila.

Ba’asyir mengakui bahwa dirinya memahami hal itu belakangan ini. Ia menyadari bahwa para ulama dulu tidak mungkin menerima dasar negara syirik.

“Indonesia berdasar Pancasila, mengapa disetujui ulama? Karena dasarnya Tauhid, Ketuhanan Yang Maha Esa. Ini pun pengertian saya terakhir. Dulunya saya (menyatakan), Pancasila itu syirik. Saya begitu dulu. Tetapi setelah saya pelajari selanjutnya, tidak mungkin ulama menyetujui dasar negara syirik, itu ndak mungkin,” jelasnya.

Pernyataan yang hampir sama dari Ba’asyir muncul di akun Youtube Cek Ombak Channel dengan durasi 2.06 menit yang diunggah pada 14 April 2022. Menurutnyam jika Pancasila itu sendiri diamalkan secara jujur, katanya, Indonesia ini seharusnya diatur dengan hukum Islam.

“Karena itu tuntunan, apa, Tuhan Yang Maha Esa. Jadi tidak cukup Tuhan, Tauhid, diucapkan dengan mulut sampai seribu kali, Lailahaillah…Lailahailallah… tapi hidupnya tidak diatur dengan hukum Allah,” ujar Bakar Ba’asyir.

Bagi Ba’asyir, Pancasila sendiri sebenarnya mengharuskan Indonesia ini diatur dengan hukum Allah. “Itu, itulah tujuan ulama, itu, tapi pengamalannya, sejak mulai Sukarno sampai hari ini, dibelokkan, dikhianati. Pancasila itu hanya diucapkan dalam mulut tapi aturannya menyalahi Pancasila,” imbuh Ba’asyir.  

Dia mengatakan, pemerintah sejak mulai Sukarno sampai hari ini menyalahi Pancasila. “Bahkan hari ini bukan menyalahi saja, ada usaha mau diubah Trisila sehingga Ketuhanan Yang Maha Esa itu tidak diadakan lagi,” tandasnya.

Bagaimana pendapat kalian, benarkah Abu Bakar Ba’asyir mengakui Pancasila? Apakah ada tokoh salafi kontroversi Jombang lainnya?

Tags: Abu Bakar Ba'asyirIndonesiatokoh salafi
Previous Post

Pesantren Tebuireng Masih NU?

Next Post

Doa Mengendalikan Hawa Nafsu

Syarif Abdurrahman

Syarif Abdurrahman

Santri Pondok Pesantren Tebuireng.

Next Post
Doa Mengendalikan Hawa Nafsu

Doa Mengendalikan Hawa Nafsu

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Alumni Pesantren Gelar Aksi Damai di Depan Gedung Trans7, Tanggapi Tayangan Xpose Uncensored
  • Sigap, Menag Bakal Libatkan Pimpinan Pesantren Bahas Standar Bangunan
  • Lima Prinsip Dasar Menjaga Lingkungan Menurut Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi
  • Buka MQK 2025, Menag Dorong Eksplorasi Turats untuk Pelestarian Lingkungan
  • Erick Thohir: Sport Tourism Memiliki Peran Vital Pembangunan Bangsa

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng