Terobosan baru dari Kementerian Kesehatan RI, yakni peluncuran pendidikan dokter spesialis berbasis Rumah Sakit Pendidikan Penyelenggara Utama (RSP-PU). Terobosan yang dianggap sebagai solusi dari minimnya dokter spesialis di berbagai daerah ini telah disetujui dan diresmikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo di Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta, Senin (6/5/24).
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyampaikan program ini akan bekerja sama dengan 420 rumah sakit pendidikan yang akan mendampingi 24 fakultas kedokteran yang sudah melakukan pendidikan spesialis untuk bisa mencetak lebih banyak lagi dokter spesialis. Sehingga diharapkan bisa memenuhi kebutuhan dokter spesialis hingga di daerah-daerah pelosok.
Presiden Jokowi menyambut baik terobosan baru tersebut karena baginya hal ini bisa membantu Indonesia untuk sukses dalam meraih bonus demografi pada 10-15 tahun mendatang. Menurutnya, pelayanan kesehatan yang baik menjadi hal yang paling penting dalam menyiapkan “Indonesia Emas” yang diperkirakan terjadi pada tahun 2045 mendatang.
Ia juga menjelaskan bahwa fakultas kedokteran dan rumah sakit adalah dua mesin yang harus berjalan secara bersama-sama demi mencetak dokter spesialis yang dibutuhkan dengan kuantitas yang banyak dan kualitas yang bagus sesuai dengan standar Internasional seperti yang berlaku di negara-negara maju.
Menurutnya, peluncuran program pendidikan dokter spesialis berbasis RSP-PU sangat membantu dalam menjawab keluhan mengenai minimnya dokter spesialis dari berbagai rumah sakit yang pernah ia kunjungi.
Ia juga mengungkapkan, bahwa di Indonesia alat-alat kesehatan yang dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan dirasa sudah cukup lengkap dan memadai, baik di Puskesmas ataupun Rumah Sakit Umum (RSU) di berbagai daerah. Namun, kelengkapan tersebut menjadi sia-sia jika tidak ada dokter spesialis yang bisa mengaplikasikannya.
Presiden Jokowi juga menjelaskan bahwa faktor lain dari minimnya dokter spesialis utamanya di daerah pelosok adalah karena pendistribusiannya yang kurang merata. Sehingga masih banyak daerah pelosok maupun kepulauan kesulitan dalam menjangkau keberadaan dokter spesialis yang dibutuhkan.
Menurutnya, 59 persen penempatan dokter spesialis berada di pulau Jawa sehingga fokus tersebut harus diubah. Keberadaan dokter spesialis harus disebar secara merata utamanya di daerah-daerah terpencil yang susah dijangkau.
Presiden Jokowi berharap terobosan yang telah direncanakan bisa segera dimulai dengan sikap berani dan percaya diri demi mewujudkan kenyamanan dalam pelayanan kesehatan oleh masyarakat Indonesia.
Penulis: Thowiroh
Editor: Ikhsan Nur Ramadhan