• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Riwayat di Balik Kekhasan Batik Muslimat NU

Oleh: Thowiroh

Zainuddin Sugendal by Zainuddin Sugendal
2022-12-12
in Kebangsaan, Seni & Budaya, Tokoh
0
Riwayat di Balik Kekhasan Batik Muslimat NU

Riwayat di Balik Kekhasan Batik Muslimat NU (Ist)

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

tebuireng.co- Batik Muslimat NU dengan perpaduan warna hijau muda, kuning muda, biru, hitam, dan ungu sudah sangat fenomenal dan tak asing lagi dalam pandangan. Batik tersebut adalah seragam muslimat yang biasa dikenakan para anggota muslimat ketika menghadiri acara.

Di antara beberapa warna tersebut, warna hijau adalah yang paling dominan. Warna tersebut melambangkan kesejukan dan kedamaian sebagaimana yang diharapkan bahwa adanya Muslimat NU adalah untuk membumikan Islam Rahmatan Lil’Alamin sebagai gerakan moral dakwah Muslimat Nahdlatul Ulama

Desain batik tersebut pertama kali diciptakan dan diperkenalkan oleh perusahaan batik ternama yaitu perusahaan batik Danar Hadi di Solo milik pasangan suami istri Santosa Doellah dan Danarsih Hadipriyono.

Keduanya merupakan pewaris perusahaan batik keluarga. Santoso adalah cucu dari pemilik WS Batik di Laweyan, Solo. Sedangakan Istrinya Danarsih Hadipriyono merupakan anak dari perajin dan produsen batik yang sukses.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menjelaskan bahwa seragam batik muslimat memiliki ke-khasan tersendiri bagi Anggota muslimat. Hal tersebut diharapkan menjadi borderles yaitu tiadanya pembatas dalam setiap anggota ketika menghadiri acara.

Batik tersebut juga menggambarkan semangat solidaritas semua anggota, baik anggota dari kalangan ekonomi ke atas maupun ke bawah semua mengenakan pakaian yang sama sehingga dapat menciptakan satu rasa yang sama untuk bersama-sama menjalankan misinya yakni melaksanakan tujuan Jam’iyah NU untuk mewujudkan masyarakat adil, makmur, bermartabat dan diridlai Allah Swt.

Muslimat NU merupakan organisasi kemasyarakatan yang bersifat sosial keagamaan dan merupakan salah satu Badan Otonom dari Jam’iyah Nahdlatul Ulama. Awalnya organisasi tersebut bernama Nahdlatoel Oelama Moeslimat (NOM).

Gagasan adanya organisasi tersebut pertama kali dicetuskan oleh Ny R Djuaesih pada Muktamar NU ke-13 di Menes, Banten pada tahun 1938 dan baru disetujui pada Muktamar NU ke-16 di Purwokerto. Tepatnya pada tanggal  29 Maret 1946 M yang bertepatan tanggal 26 Rabiul Akhir 1365 H.

Dikutip dari Malang Times, Desainer anggota Indonesian Fashion Chamber (IFC) Chapter Malang, Elma Faricha menjelaskan bahwa perpaduan busana batik muslimat sudah tepat, pemilihan warna kerudung Muslimat sudah pas karena dicocokkan dengan warna yang paling dominan.

Baca juga: Tebuireng Konsisten Melawan PKI

Tags: Batik Muslimat NU
Previous Post

Tetap Menulis Meskipun Rumit

Next Post

Mengenal Ikigai, Konsep Hidup Bahagia Ala Jepang

Zainuddin Sugendal

Zainuddin Sugendal

Next Post
Mengenal Ikigai, Konsep Hidup Bahagia Ala Jepang

Mengenal Ikigai, Konsep Hidup Bahagia Ala Jepang

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Menata Ulang Relasi Rumah Tangga Antara Laki-laki dan Perempuan
  • Profil Gus Irfan, Menteri Haji dan Umrah Pertama di Indonesia
  • 21 Dalil Merayakan Maulid Nabi Menurut Sayyid Muhammad al-Maliki
  • Pendapat Gus Baha Terkait Demontrasi: Boleh Dilakukan Asal Tidak Mudarat
  • Pesan PCNU Jombang kepada Aparat Keamanan dan Masyarakat

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng