tebuireng.co- Batik Muslimat NU dengan perpaduan warna hijau muda, kuning muda, biru, hitam, dan ungu sudah sangat fenomenal dan tak asing lagi dalam pandangan. Batik tersebut adalah seragam muslimat yang biasa dikenakan para anggota muslimat ketika menghadiri acara.
Di antara beberapa warna tersebut, warna hijau adalah yang paling dominan. Warna tersebut melambangkan kesejukan dan kedamaian sebagaimana yang diharapkan bahwa adanya Muslimat NU adalah untuk membumikan Islam Rahmatan Lil’Alamin sebagai gerakan moral dakwah Muslimat Nahdlatul Ulama
Desain batik tersebut pertama kali diciptakan dan diperkenalkan oleh perusahaan batik ternama yaitu perusahaan batik Danar Hadi di Solo milik pasangan suami istri Santosa Doellah dan Danarsih Hadipriyono.
Keduanya merupakan pewaris perusahaan batik keluarga. Santoso adalah cucu dari pemilik WS Batik di Laweyan, Solo. Sedangakan Istrinya Danarsih Hadipriyono merupakan anak dari perajin dan produsen batik yang sukses.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menjelaskan bahwa seragam batik muslimat memiliki ke-khasan tersendiri bagi Anggota muslimat. Hal tersebut diharapkan menjadi borderles yaitu tiadanya pembatas dalam setiap anggota ketika menghadiri acara.
Batik tersebut juga menggambarkan semangat solidaritas semua anggota, baik anggota dari kalangan ekonomi ke atas maupun ke bawah semua mengenakan pakaian yang sama sehingga dapat menciptakan satu rasa yang sama untuk bersama-sama menjalankan misinya yakni melaksanakan tujuan Jam’iyah NU untuk mewujudkan masyarakat adil, makmur, bermartabat dan diridlai Allah Swt.
Muslimat NU merupakan organisasi kemasyarakatan yang bersifat sosial keagamaan dan merupakan salah satu Badan Otonom dari Jam’iyah Nahdlatul Ulama. Awalnya organisasi tersebut bernama Nahdlatoel Oelama Moeslimat (NOM).
Gagasan adanya organisasi tersebut pertama kali dicetuskan oleh Ny R Djuaesih pada Muktamar NU ke-13 di Menes, Banten pada tahun 1938 dan baru disetujui pada Muktamar NU ke-16 di Purwokerto. Tepatnya pada tanggal 29 Maret 1946 M yang bertepatan tanggal 26 Rabiul Akhir 1365 H.
Dikutip dari Malang Times, Desainer anggota Indonesian Fashion Chamber (IFC) Chapter Malang, Elma Faricha menjelaskan bahwa perpaduan busana batik muslimat sudah tepat, pemilihan warna kerudung Muslimat sudah pas karena dicocokkan dengan warna yang paling dominan.
Baca juga: Tebuireng Konsisten Melawan PKI