tebuireng.co- Menulis merupakan salah satu pekerjaan yang banyak dilakukan oleh manusia. Tujuannya beragam. Ada yang berangkat dari keinginan untuk mencatat materi di sekolah, kampus, atau forum-forum belajar lainnya. Sesuai dengan lingkungan dan tujuannya, kegiatan menulis yang pertama ini banyak dilakukan oleh kaum pelajar. Di samping itu ada juga yang menulis karena ingin mencatat keuangan. Biasanya, ini dilakukan oleh kasir, pedagang atau masyarakat umum yang hendak mengendalikan sirkulasi keuangan. Tentu, masih banyak pihak lainnya yang tidak bisa lepas dari kegiatan menulis.
Berangkat dari sini, kita sepakat bahwa kegiatan menulis dan produk berupa tulisan merupakan satu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Bisa dibayangkan, jika seandainya para ilmuwan tidak menulis dan mempublikasikan hasil belajarnya, akan menjalani hidup seperti apakah kita hari ini? Atau, bisa dibayangkan juga, ketika manusia dari masa ke masa telah menulis namun dalam waktu tertentu semua tulisan yang ada di buku-buku, bungkus makanan, tempat umum (sebagai petunjuk jalan atau petunjuk tempat tertentu), hingga tulisan-tulisan yang masih berbentuk kalimat tidak sempurna tiba-tiba lenyap begitu saja. Apa yang terjadi? Tiada lain, tentu kebingungan dalam masa panjang yang akan kita hadapi.
Puthut EA, mengatakan bahwa menulis bukan pekerjaan yang sulit, tapi rumit. Senada dengan judul bukunya ‘Menjadi Penulis Itu Tidak Sulit, Tapi Rumit’.
Dalam bukunya yang agak tipis itu, ia panjang lebar berbicara seputar dunia kepenulisan. Tentu, dengan bahasa singkat dan padat. Sebab, tidak mungkin bila menggunakan bahasa mendetail kemudian hanya akan melahirkan buku yang terdiri dari 200 halaman. Mulai dari apa itu dunia menulis? Seperti apakah kriteria penulis ideal? Hingga macam-macam tantangan bagi orang yang bergelut dalam dunia kepenulisan juga ia sebutkan dalam buku tersebut.
Pertama-tama, ia menuliskan tentang prinsipnya memilih jalan menulis sebagai salah satu kegiatan yang akan terus ia lakukan hingga akhir hayatnya. Bahkan, ia juga menyatakan “seandainya hidup ini pillihan bebas, saya memilih hanya menjadi seoranh penulis saja, tidak melakukan hal lain,” tulisnya. Bukan soal materi atau soal apa pun. Bagi Puthut, ini murni sebuah pilihan hidup yang ia pilih.
Kriteria penulis yang baik bagi Puthut tidak hanya cukup pada kualitas karya yang ia lahirkan. Lebih dari pada itu, kuantitas tulisan yang dihasilkan juga tidak kalah penting untuk menjadi tolok ukur kesungguhan proses menulis. Sehingga, yang dibutuhkan setelahnya ialah konsistensi penulis untuk tetap menulis dalam keadaan dan kondisi apa pun dalam kesehariannya.
Meskipun demikian, tantangan yang dihadapinya juga beragam. Mulai dari serangan kebosanan, tekanan ekonomi, hingga kemelut ketika tulisan masuk tahap selanjutnya untuk diterbitkan.
Akan tetapi, kepada anda yang ingin menjadi penulis saya sarankan untuk tidak takut terlebih dahulu dengan seabrek tantangan yang menunggu. Sebab, di samping itu mas Puthut ini juga menyisipkan tips-tips menulis bagi pemula serta bagaimana menghadapi dengan mulus tantangan yang datang silih berganti selama berproses menjadi penulis.
Adapun kiat-kiat menulis, salah satu yang ditawarkan oleh Puthut adalah kiat yang ia sebut “Rumus Tiga”. Sebuah latihan menulis konsisten yang dilakukan setiap hari dengan patokan hitungan pada jam. Sebelum menjadikan kegiatan menulis sebagai profesi yang ia pilih, Puthut terlebih dahulu membiasakan dirinya setiap hari menulis selama tiga jam dalam jangka tiga bulan. Atau, sehari menulis tulisan Panjang yang terdiri dari 3000 kata. Dalam rumus tiga ini, Puthut menyebut bahwa para calon penulis akan mendapatkan sesuatu yang sangat berarti dalam dunia kepenulisan. Seperti kebiasaan produktif menulis dan juga ilmu dasar menulis.
Identitas Buku
Judul : Menjadi Penulis Itu Tidak Sulit, Tapi Rumit
Penulis : Puthut EA
Penerbit : Buku Mojok
Tahun Terbit : 2020
Tebal : viii+196 halaman
Peresensi : A. Fikri
Baca juga: Resensi Buku: Sejarah Otentik Politik Nabi Muhammad