• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Makam Gus Dur dan Sembilan Fakta Uniknya

Syarif Abdurrahman by Syarif Abdurrahman
2021-10-06
in Kiai, News, Tebuireng, Tokoh
3
Makam Gus Dur dan Sembilan fakta uniknya

Makam Gus Dur dan Sembilan fakta uniknya, makam tersebut dikunjungi ribuan orang setiap hari (Ist)

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

tebuireng.co – Sembilan fakta unik makam Gus Dur atau Abdurrahman Wahid ditulis sebagai bentuk penghormatan atas tanggal kelahiran Presiden ke-4 RI ini yaitu 7 September 1940.

Makam  Gus Dur  sejak 31 Desember 2009, terus dikunjungi ribuan peziarah setiap harinya. Sebelum Abdurrahman Wahid meninggal, sudah ada makam dua pahlawan nasional di kompleks tersebut, yakni KH Hasyim Asy’ari dan KH Abdul Wahid Hasyim. Dahulu, jumlah peziarah memang sudah banyak, tapi tak sebanyak sekarang. 

[Tweet “Kotak amal di sekitar makam Gus Dur bisa mengumpulkan dana sumbangan Rp. 300 juta”]

Ketika masuk di area makam Gus Dur, peziarah bakal disambut lorong panjang yang disamping kanan-kirinya ada puluhan pedagang oleh-oleh. Dahulu, lorong itu merupakan kamar-kamar para santri namun kini berubah menjadi lorong yang dilewati peziarah untuk menuju makam Gus Dur. Lokasinya sendiri terletak di sebelah pojok utara.

Baca Juga : Istana Merdeka dan Presiden Keempat RI Gus Dur

  • Makam Gus Dur dan Sembilan fakta uniknya
    Makam Gus Dur dan Sembilan fakta uniknya. Setiap hari bisa dikunjungi 10 ribu orang (Ist)

Sembilan fakta unik terkait makam Gus Dur yaitu:

  1. Gus Dur disemayamkan satu lokasi dengan sang kakek, KH M Hasyim Asy’ari dan ayahnya yaitu KH Wahid Hasyim di komplek Pondok Pesantren Tebuireng. Gus Dur wafat pada 31 Desember 2009.
  2. Komplek Makam Gus Dur (KMGD) merupakan destinasi wisata religi bertaraf nasional bahkan internasional. Kawasan wisata religi ini ditetapkan menjadi yang terbaik pada Anugerah Wisata Jawa Timur (AWJ) 2017 untuk kategori Daya Tarik Wisata Budaya. Kawasan Wisata Religi andalan Jombang ini menyisihkan dua nominasi lain yakni Kampung Wisata Tanoker Jember dan Destinasi Wisata Ngrayudan Ngawi.
  3. Wisata religi ini dikunjungi setiap hari oleh 1.000-2.000 orang peziarah. Pada hari libur pengunjung bisa mencapai 10.000 orang.
  4. Di makam Gus Dur ada jadwal kunjungannya, pintu masuk ditutup saat menjelang magrib. Setelah shalat isya, pintu menuju ke makam kembali dibuka, sehingga peziarah bisa menuju ke makam. Menuju ke tempat makam, peziarah juga bisa dengan leluasa duduk berdoa. Sebelum subuh pintu makam akan ditutup kembali dan baru dibuka setelah santri berangkat ke sekolah. Jadi, pertama makam dibuka mulai pukul 07.00 hingga 16.00 WIB dan sesi kedua mulai pukul 20.00 hingga 03.00 WIB.
  5. Di makam Gus Dur ada tulisan berbahasa China dan bahasa Indonesia yang berbunyi “Di sini berbaring seorang pejuang kemanusiaan (here rests a humanist).” Tulisan ini dalam empat bahasa. Yakni bahasa Indonesia, Arab, Inggris dan China.
  6. Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng (LSPT) mengelola dana ratusan juta yang didapatkan dari para pengunjung makam Gus Dur. Setiap bulan dana sumbangan yang dikumpulkan dari kotak amal mencapai Rp. 250-300 juta.
  7. Beberapa peziarah menyempatkan diri menjumput tanah dan bunga di atas gundukan makam Gus Dur sebelum dipagar. Mereka percaya, bunga dan tanah itu mengandung berkah dan tuah. Mereka mengambil bunga dan tanah untuk dibawa pulang. Dia percaya, tanah dan bunga tersebut memiliki barokah. Melihat ulah peziarah itu, Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang (2006-2020), Kiai Haji Shalahudin Wahid langsung bersikap. Dia meminta peziarah agar bersikap wajar dan meninggalkan hal-hal yang tak rasional. “Itu tidak rasional, jadi tidak usah dilakukan,” tegas dia.
  8. Makam Gus Dur dikunjungi oleh politikus, masyarakat biasa, lintas agama, lintas ormas dan menjadi wisata religi teramai di Kabupaten Jombang.
  9. Sepanjang jalan menuju ke makam Gus Dur dipenuhi dengan kios. Isinya beragam produk. Ada warung makan, penjualan baju muslim, aksesori, sampai berbagai macam kaset. Selain pertokoan masih ada berbagai fasilitas yang menjual jasa seperti kamar mandi dan tempat penginapan.

Baca juga: Tempat Istimewa di Tebuireng

Tags: Bandara Gus durGus DurGus SholahKH. M. Hasyim Asy’ariTebuirengTebuireng Initiatives
Previous Post

Malik bin Nabi: Islam akan Bergantung Ke Indonesia

Next Post

Bulan Safar Bulan Sial, Benarkah?

Syarif Abdurrahman

Syarif Abdurrahman

Santri Pondok Pesantren Tebuireng.

Next Post
Bulan Safar Bulan Sial, Benarkah?

Bulan Safar Bulan Sial, Benarkah?

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Mubeng Beteng, Tradisi Masyarakat Yogyakarta Memasuki Bulan Muharam
  • Jalanan dan Kaitannya dengan Karakter
  • Santri Ikuti Seleksi CBT MQKN 2025, Tujuh Kode Ujian Catat Skor Sempurna
  • Serangan Iran Dinilai Jadi Babak Baru dalam Sejarah Israel
  • Ferry Irwandi: Logical Fallacy Argumen Gus Ulil

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng