• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Kisah Luhut Binsar Pandjaitan Ditawari Menteri Gus Dur Sebelum Jabat Presiden

Syarif Abdurrahman by Syarif Abdurrahman
2024-11-19
in Nasional, Tokoh
0
Kisah Luhut Binsar Pandjaitan Ditawari Menteri Gus Dur Sebelum Jabat Presiden. Foto: YouTube Ruang Sahabat

Kisah Luhut Binsar Pandjaitan Ditawari Menteri Gus Dur Sebelum Jabat Presiden. Foto: YouTube Ruang Sahabat

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Menteri Perindustrian dan Perdagangan era Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yaitu Luhut Binsar Pandjaitan menceritakan kisah uniknya sebelum menjabat kursi menteri.

Luhut menceritakan kalau dirinya sudah dikabarkan jauh hari oleh Gus Dur sebelum ditawarin menjadi menteri. Bahkan Gus Dur memintanya secara langsung, meskipun saat itu Gus Dur masih menjabat Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Cerita ini disampaikannya saat mengobrol santai dengan sahabatnya bernama Mahfud MD di kanal youtube Mahfud MD Official dalam acara ‘Ruang Sahabat’.

“Saat puasa, saya diatur buka puasa bersama beliau (Gus Dur) di Jatinegara. Beliau kan kiai besar. Belum buka puasa, beliau bilang, Pak Luhut tidak usah duta besar lah, di sini saja. Sebentar lagi saya jadi presiden,” jelasnya seperti dikutip dari akun youtube Mahfud MD official, Selasa (19/11/2024).

Luhut mengaku sempat ragu dengan ucapan Gus Dur, karena saat itu Gus Dur masih belum menjabat di pemerintahan. Selain itu, ada beberapa calon kuat yang sudah menyiapkan diri jadi presiden.

Namun, Luhut tetap mengiyakan ucapan Gus Dur karena sopan santun. Namun, dalam hati ia berkata bahwa ucapan Gus Dur ini tidak masuk akal ini. Ia berpikir rasional, di mana jalannya Gus Dur bisa jadi presiden.

“Saya tanya, masak (jadi presiden) Gus? Beliau jawab, Pak Luhut, puasa saya ini belum batal lho. Saya langsung mengkerut saja. Takut tersinggung beliau,”imbuhnya.

Tidak hanya saat di Jatinegara, Gus Dur juga mengulang permintaannya ke Luhut saat di Singapura. Ketika Luhut menjadi duta besar RI untuk Singapore, ia mengadakan acara yang dihadiri oleh Gus Dur.

Setelah dilantik oleh Presiden Habibie, Luhut punya tugas membawa balik konglomerat ke Indonesia yang pergi ke Singapura. Ia mendengar, yang paling mereka hormati yaitu Gus Dur. Kemudian ia menghubungi Alwi Shihab agar Gus Dur bisa datang ke Singapura.

“Di sana Gus Dur bilang, di aula kedutaan RI. Di depan orang banyak bilang, kalian tahu tidak, saya akan jadi presiden. Duta besar Singapore (Luhut) akan saya panggil pulang ke Indonesia untuk jadi menteri,” ungkap Luhut.

Mendengar ucapan Gus Dur, Luhut langsung diam dan menundukkan kepala. Tanpa bisa berkata-kata. Lalu pada 1999 sidang pemilihan presiden, lalu Gus Dur menang. Luhut pun merasa kaget, ternyata ucapan Gus Dur beberapa waktu lalu benar-benar terjadi di kemudian hari.

“Saya kaget. Saya panggil isteri. Lalu saya telfon Pak Alwi Shihab, minta membawa Gus Dur ke Pak Habibie, ternyata mereka sedang jalan ke sana. Lalu Gus Dur ngomong lewat telfon ke saya, Pak Luhut, saya jadi presiden kan. Saya lalu mengucapkan selamat,” katanya.

Tak berselang lama kemudian, Luhut dipanggil oleh Gus Dur ke istana untuk membahas jabatan menteri. Namun, karena jabatan yang ditawarkan adalah menteri Perindustrian, Luhut merasa tidak memiliki kemampuan di sana, ia menolak sampai tiga kali.

“Beberapa waktu kemudian saya dipanggil, ditawarin jadi menteri perindustrian dan perdagangan. Saya menolak tiga kali. Saya tidak tahu Pak Presiden. Pak Luhut bisa. Minggu depan saya lantik. Akhirnya saya dilantik,” katanya.

Dalam catatan Luhut, ia mengenal Gus Dur setelah dikenalkan oleh seniornya bernama Benny Moerdani. Saat itu ia mengenal Gus Dur sebagai tokoh besar Nahdlatul Ulama, Ulama besar, dan tokoh pesantren.

Persahabatan tersebut berlanjut hingga Gus Dur wafat tahun 2009. Bahkan keduanya sering bertemu dan ngobrol santai tentang berbagai isu di Indonesia.

“Saya dikenal oleh Pak Benny Moerdani, jauh sebelum kegiatan buka puasa di Jatinegara. Kalau waktu ketemu Gus Dur di rumah, menu khususnya yaitu telo dan pisang,” tandasnya.

Penulis: Syarif Abdurrahman

Editor: Thowiroh

Baca juga: Ruang Gus Dur di Museum Islam Indonesia, Ada Kaset-Kopiah

Previous Post

Biopori, Solusi Pembuangan Sampah Organik yang Unik dan Bermanfaat

Next Post

Luhut Binsar Pandjaitan: Gus Dur yang Mengangkat Derajat Saya

Syarif Abdurrahman

Syarif Abdurrahman

Santri Pondok Pesantren Tebuireng.

Next Post
Luhut Binsar Pandjaitan: Gus Dur yang Mengangkat Derajat Saya (Ist)

Luhut Binsar Pandjaitan: Gus Dur yang Mengangkat Derajat Saya

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Jalanan dan Kaitannya dengan Karakter
  • Santri Ikuti Seleksi CBT MQKN 2025, Tujuh Kode Ujian Catat Skor Sempurna
  • Serangan Iran Dinilai Jadi Babak Baru dalam Sejarah Israel
  • Ferry Irwandi: Logical Fallacy Argumen Gus Ulil
  • Gus Ulil Sebut Platform X sebagai Medan Penting dalam Perang Narasi Global

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng