tebuireng.co – Ruang Gus Dur di Museum Islam Indonesia berisi banyak koleksi barang pribadi Gus Dur.
Kisah perjuangan Gus Dur sebagai tokoh Jombang diabadikan di Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang dengan cara dibuatkan ‘Ruang Gus Dur (K.H Abdurrahman Wahid).
Museum tersebut berada di sisi barat Pesantren Tebuireng, Jombang.
Kabupaten Jombang dikenal sebagai Kota Santri dan menyimpan banyak kisah heroik masyarakatnya, salah satunya yaitu KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Presiden ke-4 RI tersebut begitu membanggakan bagi warga Jombang.
Menurut Humas dan Kemitraan Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy’ari, Ari Setiawan, pihak museum membuat ruang khusus Gus Dur karena banyak pengunjung yang mencari Gus Dur.
Umumnya para pengunjung yang datang adalah peziarah dari makan Gus Dur.
Ruang Gus Dur berada di lantai satu sisi sebelah kanan pintu masuk museum.
Para pengunjung langsung bisa melihat ruang tersebut karena di pintu depan ada panduannya. Begitu juga di pintu ruang tersebut ada tulisan ‘Ruang Gus Dur (K.H Abdurrahman Wahid).
Di sisi berlawanan dari ruang tersebut ada dinding harapan dan dinding alamat. Pengunjung bisa menulis harapannya di sana.
Sedangkan dinding sebelah baratnya bisa digunakan untuk menempel nama sekaligus alamat.
“Ruang ini baru diresmikan oleh Mbak Inayah Wahid, putri Gus Dur pada bulan Desember 2023. Bertepatan dengan bulan Gus Dur,” jelas Ari ke NU Online, Sabtu (23/3/2024).
Ari menjelaskan, di ruang tersebut berisi hal-hal yang berkaitan dengan Gus Dur, meliputi keluarga, kegemaran Gus Dur, iformasi Gus Dur saat jadi presiden, koleksi Gus Dur, bendera negara yang dikunjungi Gus Dur serta peta negara yang pernah dikunjungi cucu KH M Hasyim Asy’ari tersebut.
Ada juga barongsai yang digunakan menyambut Gus Dur setelah mengizinkan perayaan imlek dan seni barongsai tampil dalam perayaan tersebut. Peristiwa ini terjadi pada tahun 2000.
“Barang-barang yang ada di ruang Gus Dur ini berasal dari kolega,” imbuhnya.
Ari menambahkan, di sini juga ada mesin ketik Gus Dur. Mesin ketik adalah salah satu alat yang cukup penting bagi Gus Dur untuk menyuarakan keadilan, pembelaan kelompok minoritas.
Selain itu, pengunjung juga dapat melihat kaset musik koleksi dari Gus Dur. Gus Dur dikenal menggemari beragam musik mulai Mozart, Bethoven, Janis Joplin, hingga Ki Narto Sabdo, Ki Anom Suroto, Ki Enthus, Waldjjnah hingga AI DI Meola dan Umi Kulsum.
Di dalam ruang tersebut juga terdapat infografis tentang Gus Dur yang ditampilkan lewat televisi yang berisi keluarga, pendidikan, jabatan, penghargaan, dan kegemaran.
Di tembok bagian barang ruangan juga ada tulisan perjalanan Gus Dur dari tahun ke tahun.
“Pengunjung bisa memutarkan musik kesukaan Gus Dur lewat televisi yang ada di ruang Gus Dur secara langsung,” kata Ari.
Selanjutnya, di dalam ruangan kaca terdapat buku biografi karangan Greg Barton, buku tentang Gus Dur karya Buya Husein dan buku kumpulan essay di Majalah Tempo yang berjudul ‘Melawan Melalui Lelucon’.
“Ada peci khas Gus Dur. Dikarenakan Gus Dur nampak sering menggunakan Upiah Karanji (peci keranjang), kopiah yang terbuat dari anyaman pohon minthu. Peci keranjang yang dipakai pertama kali oleh Gus Dur adalah pemberian ulama Gorontalo,” tandasnya