tebuireng.co– KH. Achmad Chalwani, pengasuh Pondok Pesantren An-Nawawi Berjan, Gebang, Purworejo, Jawa Tengah memberikan pesan agar hati-hati dalam memilih rumah tahfidz dan pondok pesantren. Hal itu beliau sampaikan saat mengisi pengajian di Pondok Pesantren Assunniyyah Kencong, Jember Jawa Timur dengan tajuk Ngaji bareng KH. Achmad Chalwani Nawawi (8/10/21).
Menurutnya penting sekali mondok atau memondokkan anak-anak ke pesantren namun harus betul-betul mengetahui latar belakang dan silsilah pondok pesantren yang dituju sebelum masuk ke sana.
“Penting sekali masuk pesantren, namun diingat, akhir-akhir ini ada pesantren yang betul-betul pesantren dan ada yang casing-nya saja pesantren tapi software-nya bukan pesantren. Maka saya ingat pesan Kiai Chudlori Tegalrejo. Kata beliau, pesantren ada dua: ada pesantren plastik dan ada pesantren besi. Pesantren besi adalah pesantren Ahlussunah wal Jamaah.” Tutur Kiai Chalwani.
“Kalau mau masuk pesantren jangan asal lihat ada tulisan pesantren terus kamu masuk, jangan begitu. Tanya dulu sama pengurus NU, tanya sama kiai,” lanjutnya.
Menurut Kiai Chalwani di kota-kota besar banyak dijumpai rumah-rumah tahfidz yang tidak jelas sanad keilmuannya dari mana, sehingga harus betul-betul teliti supaya tidak terkecoh.
Baca juga: Herry Wirawan Bukan Ustadz, ‘Pesantrennya’ Kini Diblacklist Kemenag
“Di kota-kota besar banyak rumah-rumah tahfidz yang plastik-plastik. Hati-hati jangan terkecoh dengan istilah rumah tahfidz. Perlu diingat, di Indonesia ini, sanad al-Quran, sanad Qiraah Sab’ah hanya dari Mbah Munawir Krapyak, dan satu-satunya murid Kiai Munawir yang khatam Qiraah Sab’ah hanya Kiai Arwani Kudus . Maka kalau masuk rumah tahfidz tanya dulu sanadnya dari mana, jangan terkecoh dengan istilah rumah tahfidz. Tanya. Sebab silsilah itu penting,” terang Kiai Chalwani.
“Maka Mbah Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang dalam Qanun Asasi Nahdlatul Ulama menyebutkan i’lam inna hadza al-ilma dinun, fa undzuru ‘amman ta’khudzuna dina-kum, ketahuilah ilmu agama adalah agama maka jika kalian mengambil ilmu agama harus jelas dari siapa kalian mengambilnya jangan asal ambil.” Jelas Kiai Chalwani sambil lalu menjelaskan sanad keilmuan KH. Hasyim Asy’ari.
“Seperti Mbah Hasyim Asy’ari, ia punya silsilah keilmuan jelas, di bidang ilmu syariat, Mbah Hasyim adalah murid Syaikhona Kholil, Mbah Hasyim murid Sayyid Abbas Makkah. Di bidang thariqah, mbah Hasyim Asy’ari talqin Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah kepada Syaikh Mahfudz bin Abdullah bin Abdul Mannan Dipomenggolo, Tremas Pacitan, Jawa Timur.”
“Mbah Mahfudz talqin kepada Syaikh Nawawi Banten dan Syaikh Nawawi talqin kepada Syaikh Ahmad Khotib bin Abdul Ghaffar Sambas, Kalimantan Barat terus sampai kepada Syaikh Abdul Qadir al-Jilani.” Ungkap Kiai Chalwani yang juga merupakan seorang mursyid Thariqah Qadiriyah Naqsyabandiyah dengan ratusan ribu anggota tersebut.