tebuireng.co – Kehebatan lafaz Basmalah tidak perlu diragukan lagi. Lafaznya pendek, bismillahirrahmanirrahim dan hampir semua umat Islam hafal. Dalam keterangan lain, yang menglafazkan bismillahirrahmanirrahim maka perbuatannya akan penuh keberkahan.
Adapun dalil yang menunjukkan tentang memulai sesuatu dengan bismillâh:
كُلُّ أَمْرٍ ذِيْ بَالٍ لاَ يُبْدَأُ فِيْهِ ببسم الله فهو أبتر
“Segala urusan penting yang tidak diawali bismillah, maka akan berkurang (atau bahkan hilang) keberkahannya”. (HR. Ibnu Hibban).
كُلُّ أَمْرٍ ذِيْ بَالٍ لاَ يُبْدَأُ فِيْهِ بِـ : بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ فَهُوَ أَبْتَرُ
Setiap perkara penting yang tidak dimulai dengan bismillahirrahmanirrahim amalan tersebut terputus berkahnya.” (HR. Al-Khatib )
Al-Bayhaqi menceritakan dari A’masy RA dalam kitab Dala’il-nya diceritakan dalam salah satu penyerbuan ke Madain Romawi, tentara muslim yang dipimpin Sa’ad RA menyusuri perjalanan yang cukup panjang dalam pengejaran musuh.
Pasukan kebingungan saat sampai di pinggiran sungai Dijlah (Tigris: sungai sepanjang 1.900 km yang membelah Turki, Syria, Iraq dan Iran). Mereka bingung cara menyebrang karena tidak melihat ada perahu.
Baca Juga: Basmalah, Surat Cinta Tuhan
Di bibir sungai mereka termangu, sedang-waktu itu mereka sama sekali belum memiliki armada ataupun perahu. Kavaleri Romawi yang berada di sebrang, menurut pehitungan mereka (pasukan muslim), akan lolos.
Sampai kemudian seorang tentara muslim yang semenjak tadi berdiri di pinggir sungai, menurunkan kudanya ke sungai seraya mengucap Bismillahirrahmanirrahim , ia menceburkan kudanya.
Ajaibnya, kuda itupun berdiri di atas permukaan air, terus berlari menyeberang. Pasukan yang lain lantas mengikutinya, mengucap basmalah. Atas kehendak Allah, kuda-kuda mereka berlari di atas sungai itu.
Tentara Romawi yang melihat kejadian itu, terlolong-lolong, “dywan-dywan (gila gila..),” ucap mereka. Sejurus kemudian, kavaleri Romawi lari ketakutan. Kehebatan lafaz basmalah terlihat di sini, di depan semua orang. Karena semua mengalaminya.
Dalam penyerbuan ini pasukan muslim tidak kehilangan sedikit harta pun, melainkan salah satu pasukan yang kehilangan satu gelas ternyata tergantung di celana. Dengan mendapat rampasan yang berlimpah, ia pun berkata: “Siapakah Dzat yang telah mengganti logam kuning dengan logam putih”
Dalam kisah lain ada seorang istri yang memiliki kebiasaan membaca bismillah ketika memulai sebuah pekerjaan. Suatu hari sang suami ingin menguji istrinya.
Suami tersebut menitipkan sekantung uang kepada istrinya untuk disimpan. Lalu istri menyimpan uang tersebut dalam brankas besi dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim saat membuka brankas, baca basmalah lagi saat meletakkan barang, ia kembali membaca basmalah saat mengunci dan mengalungkan kunci brankas tersebut.
Baca Juga: Kehebatan Gus Dur menurut Gus Baha
Di malam hari saat sang istri tertidur pulas, si suami mengambil kunci brankas lalu mengambil sekantung uang yang dititipkan ke istrinya. Kemudian ia membuang kantong uang tersebut ke sumur dan mengembalikan kunci brankas ke leher istrinya.
Di pagi hari, si suami menanyakan ke istrinya kantong uang yang ia titipkan. Kemudian sang istri segera menuju branksa. Ia membuka brankas dengan bacaan basmalah lagi.
“Bismillahirrahmanirrahim,” tangannya menggapai ke dalam dan mengeluarkan sekantung emas yang basah kuyup dan meneteskan air. Melihat itu, si suami langsung jatuh pingsan.
Gus Baha atau KH A Bahauddin Nursalim juga menceritakan, suatu hari ada seorang wali diundang untuk mendoakan mayit. Keluarga mayit menyiapkan acara dengan menyembelih sapi.
Namun saat wali itu datang, ia hanya membaca bismillahirrahmanirrahim lalu pulang. Tuan rumah agak kecewa. Lalu wali tersebut memanggil tuan rumah dan meminta ia memotong pohon kelapa lalu dijadikan timbangan.
Satu sisi diletakkan seekor sapi dan satu sisinya akan dinaiki oleh sang wali. Sebelum naik ia membaca biss…tiba-tiba sapi tersebut terangkat. Lalu wali tersebut bilang, baru kata biss… saja sudah lebih berat dari sapimu.
Maknanya Al-Quran dikumpulkan di Al-Fatihah, makna Al-Fatihah dikumpulkan di bismillahirrahmanirrahim dan makna basmalah dikumpulkan dalam titik ba’.
Kisah pertama ini dicatat dalam Hikayatus Sholihin. Kisah kedua dikutip dari Robert Frager, Ph. D., Obrolan Sufi, (Zaman; Jakarta), h.:104 -5