Bulan Rajab termasuk pada salah satu bulan haram yang disebutkan dalam Al-Qur’an. Banyak ulama yang telah menjelaskan terkait keutamaan bulan ini,salah satunya oleh Shultonul Auliya’ Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitabnya Al-Ghunyah Li Thalibi Thariqi Haq Azza Wajalla.
Kemuliaan terkait 4 bulan haram ( Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab) bahkan telah dikenal oleh bangsa Arab sebelum Islam datang. Penjelasan dalam Al-Qur’an sebagaimana tertera dalam surah At-Taubah ayat 36 tentang kemuliaan bulan haram ini semakin memperkuat adat dan kebiasaan yang telah dilakukan sebelumnya.
Menurut Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani, kemuliaan bulan Rajab bisa diketahui melalui filosofi huruf pada nama bulan tersebut. Dalam Bahasa Arab, kata Rajab terdiri dari tiga huruf yakni Ra’ Jim dan Ba’.
Pertama, huruf Ra’ berarti Rahmatullah yang dimaksudkan bahwa Allah banyak melimpahkan Rahmat dan kasih sayang-Nya di bulan Rajab melebihi dari bulan biasanya. Oleh karenanya, dianjurkan untuk banyak melakukan amal saleh di bulan Rajab sebagai upaya mendapat banyak karunia-Nya. Dalam hadis disebutkan
-عن محمد بن مسلمة قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم (ﺇﻥ ﻟﺮﺑﻜﻢ ﻓﻲ ﺃﻳﺎﻡ ﺩﻫﺮﻛﻢ ﻧﻔﺤﺎﺕ ﻓﺘﻌﺮﺿﻮا ﻟﻬﺎ ﻟﻌﻞ ﺃﻥ ﻳﺼﻴﺒﻜﻢ ﻧﻔﺤﺔ ﻣﻨﻬﺎ ﻓﻼ ﺗﺸﻘﻮﻥ ﺑﻌﺪﻫﺎ ﺃﺑﺪا
Artinya: “Sesungguhnya Tuhan kalian memiliki beberapa karunia dalam setiap tahunnya, maka carilah karunia itu, barangkali kalian mendapatkan satu karunia sehingga kalian tidak akan celaka selamanya.”
Kedua, huruf Jim yang berarti Judullah (kedermawanan Allah) yakni rajab menjadi bulan mulia sebagai perantara terijabahnya do’a-do’a. Diantara do’a yang dipanjatkan Rasulullah bulan Rajab sebagai berikut
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
Artinya: “Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadlan.”
Ketiga, huruf Ba’ yang berarti Birrullah (kebaikan Allah) bahwa di bulan Rajab Allah melimpahkan kebaikannya salah satunya dengan melipatgandakan pahala dari amal saleh yang dilakukan di bulan tersebut. Rasulullah bersabda
أَيُّهَا النَّاسُ! إِنَّهُ قَدْ أَظَلَّكُمْ شَهْرٌ عَظِيْمٌ، شَهْرُ رَجَبَ، شَهْرُ الله تُضَاعَفُ فِيْهِ الْحَسَنَاتُ وَتُسْتَجَابُ فِيْهِ الدَّعَوَاتُ وَيُفَرَّجُ عَنْ الْكُرْبَاتِ، لَا يُرَدُّ فِيْهِ
Artinya, “Wahai manusia! Sungguh telah menaungi kepada kalian semua, bulan yang agung, yaitu bulan Rajab yang merupakan bulan Allah, setiap kebaikan akan dilipatgandakan di dalamnya dan doa-doa akan diterima, kegelisahan akan dihilangkan, doa-doa orang beriman tidak ditolak. Siapa saja yang melakukan kebaikan di dalamnya, maka akan dilipatgandakan menjadi berlipat-ganda, dan Allah bisa melipatgandakan (pahala) bagi siapa saja yang Dia kehendaki.” (HR Anas bin Malik).
Tiga keutamaan sebagaimana yang dijelaskan Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani melalui filosofi bulan Rajab tersebut menjadi pengingat untuk kita tidak menyia-nyiakan kehadiran bulan Rajab dengan melakukan hal yang sia-sia dan tidak bermanfaat.
Penulis: Thowiroh
Baca juga: Penjelasan Hadist Keistimewaan Puasa di Bulan Rajab