• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Jujur Saja Belum Cukup

Yayan Musthofa by Yayan Musthofa
2023-09-07
in Opini, Pendidikan
0
Jujur Saja Belum Cukup

Ilustrasi santri mengaji. (Ist)

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

“Apa tugas dari bagian keuangan?” salah satu pertanyaan yang pernah dilontarkan oleh almaghfurlah KH Salahuddin Wahid dalam pertemuan terbatas. “Mencatat sirkulasi keuangan”, jawab salah seorang dalam forum. “Jujur. Ya, mencatat dengan jujur. Nilai apa lagi yang harus dimiliki?”, lanjut Gus Sholah. Semua diam berpikir agak lama, hingga beliau menjelaskan, “Kemampuan untuk mengelola dana”. Untuk meyakinkan donatur, jujur saja tidak cukup. Pengemban amanah dari dana harus membuktikan bahwa uang yang diterima itu bisa dikelola dengan baik, berkembang dan bermanfaat. Ada grafik yang menunjukkan kepada donatur bahwa dananya tidak sia-sia, melainkan berkembang lebih baik dan bermanfaat bagi khalayak luas.

Capacity building adalah salah satu modal dalam menjalankan roda usaha. Apapun bentuknya, baik yang bersifat ekonomis maupun yang non-ekonomis, termasuk dalam mengelola lembaga pendidikan. Dalam Adabul Alim wal Muta’allim, Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari menukil ucapan Said bin Jubair, bahwa “Seorang disebut alim ketika ia masih mau belajar. Ketika sudah tidak mau belajar dan mengira sudah cukup mumpuni dengan ilmunya (kapasitasnya), maka dia berarti orang terbodoh yang pernah ada”.

Human resource development, pengembangan sumber daya manusia selalu ada dalam setiap lembaga agar bisa tetap eksis dan semakin berkembang. Banyak program untuk mewujudkan secara riil, antara lain studi banding, menyekolahkan pegawai lembaga ke jenjang lebih lanjut, traning of trainer (ToT), mengalokasikan CSR sebagai beasiswa pendidikan, magang, dan lain sebagainya. Meski nama lembaga sudah besar dan menjadi rujukan, akan tetapi selalu terus berusaha meningkatkan kualitas diri adalah kunci utama. Tanpa itu, bersandar pada nama besar saja akan menjadi jalur kehancuran. Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari memberikan contoh para sahabat dan para ulama salaf yang masih terus belajar meski kepada para santrinya tanpa merasa hina atau rendah.

Maqāṣid as-syarī’ah pun kini ada usaha menekankan poin pengembangan SDM. Bahwa salah satu upaya merawat akal (ḥifẓ al-‘aql) adalah meningkatkan kualitas keilmuan melalui pendidikan. Dalam ranah praktis, hukum keluarga di negara Qatar mem-back up nafkah pendidikan bagi istri yang menjadi tanggung jawab suami. Bahwa keluarga adalah lembaga terkecil yang juga tidak lepas dari peningkatan kualitas diri bagi masing-masing individu yang ada di dalamnya. Mengelola keuangan keluarga belum cukup hanya bermodal jujur, bahwa keuangan tidak digunakan foya-foya, melainkan ilmu tata kelola keuangan dan pengembangannya juga penting. Untuk meraih itu, pendidikan menjadi kunci utama. Yang demikian juga dalam upaya mencegah terjadinya tingkat perceraian dengan alasan ekonomi.

Dengan kecanggihan teknologi yang terus berkembang dan keterbukaan akses keilmuan digital, memang masing-masing individu dapat dengan mudah mengembangkan diri. Hanya saja, tanpa wa irsyādu ustādzin, tanpa dampingan fasilitator atau guru, proses pengaplikasian dan penerapan informasi ilmu pengetahuan yang didapatkan mengalami pelambatan. Trial and error tanpa panduan guru membutuhkan waktu yang tidak sebentar, tenaga dan finansial yang tidak sedikit. Keterlibatan irsyādu ustādzin mempercepat proses eksperimen dan mengurangi masa kegagalan. Pengalaman orang yang berilmu, berpengetahuan, dan berpengalaman dapat memotong masa waktu bagi masing-masing individu yang ingin mengembangkan diri. Kata kunci yang dituangkan di dunia maya memberikan banyak gambaran, akan tetapi yang mendampingi dan mengarahkan mana saja yang lebih cocok, sesuai, dan lebih cepat fungsi fasilitator pendidikan di sini menjadi penting.

Keduanya, baik jujur dalam proses atau mengemban amanah dan kapasitas diri yang terus berkembang adalah bentuk tanggung jawab terhadap diri sendiri maupun lembaga; wujud menjaga dari kerusakan dan kehancuran (dar’ul mafāsid) juga menggapai kemanfaatan (jalbul maṣāliḥ), bagaikan dua sayap yang tidak bisa dipisahkan.

Baca Juga: Pemikiran Pendidikan Islam KH Salahuddin Wahid

Tags: KH. M. Hasyim Asy’ari
Previous Post

Ma’had Aly, Upaya Mencetak Ulama di Setiap Generasi

Next Post

Slow Living, Jadi Pilihan Hidup?

Yayan Musthofa

Yayan Musthofa

Pengasuh Harian Ma'had al-Jami'ah Unhasy Tebuireng.

Next Post
Slow Living, Jadi Pilihan Hidup

Slow Living, Jadi Pilihan Hidup?

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Kemenhaj Resmi Rilis Desain Batik Baru untuk Penyelenggaraan Haji 2026
  • Berdakwah Ala Jek: Penuh Humor tapi Teguh Syariat
  • Hati-Hati Bahaya Maghrur, Tertipu Oleh Kebaikan Diri Sendiri
  • Manusia dalam Pancasila: Makhluk Monoplural yang Menyatu dalam Keberagaman
  • Menjadi Mandiri: Seni Berdiri di Atas Kaki Sendiri

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng