Slow Living atau gaya hidup yang memberi ruang sederhana dan santai. Pola hidup yang mendorong kesadaran diri untuk tujuan hidup yang lebih bahagia. Slow living merupakan sebuah gerakan dimana gerak hidup diupayakan untuk tidak terlalu terburu-buru dalam mengejar sesuatu dan lebih menekankan kualitas dibandingkan kuantitas.
Perlu ditekankan bahwa slow living ini bukanlah kegiatan untuk bermalas-malasan atau hidup mengalir saja seperti air. Meskipun pada dasarnya gaya hidup slow living ini terdengar seperti hidup melambat, tapi maksud dari konsep ini sejatinya ialah bagaimana setiap individu bisa menghargai dan menikmati proses untuk menuju tujuan hidup dan berfokus segala sesuatu yang baik.
Sebagai gambaran, di negara Jepang penduduknya banyak yang lebih memilih tinggal di kota sehingga kehidupan di kota mengalami overpopulation sedangkan di desa mengalami depopulasi sebab minimnya penduduk yang memilih tinggal di desa. Namun beberapa tahun terakhir muncul fenomena baru di mana penduduk Jepang yang tinggal di kota memilih untuk menjalani pola hidup dengan konsep slow living, sehingga meskipun tinggal di kota mereka mengondisikan diri seperti hidup di desa.
Sebenarnya pola hidup slow living ini terus berkembang dari sisi pengertiannya tapi intinya ada pada pola hidup yang santai dan menekankan pada efektivitas kerja. Banyak yang menjadi kekhawatiran bila seseorang memilih hidup dengan pola ini seperti bagaimana menjaga pendapatan untuk menopang hidup dan bagaimana menjaga keamanan bahan makanan untuk dikonsumsi, namun pengertian slow living di sini sekali lagi bukanlah menurunkan produktivitas, tapi lebih kepada bagaimana upaya seseorang bisa mengondisikan dirinya lebih fokus pada apa yang bisa dikerjakan dan tidak tergerus ke dalam situasi yang serba cepat dan melelahkan.
Banyak kegiatan dalam pola slow living yang bisa dilakukan, seperti me time atau memberikan waktu untuk diri sendiri dan melepaskan kejenuhan sehingga hidup tidak hanya soal bekerja melebihi batas waktu dan juga adanya upaya menjalani hidup dalam kesederhanaan, seperti tidak berlebihan dalam belanja atau berlebihan dalam memenuhi selera makan dan minum.
Selain me time, merencanakan perjalanan sederhana atau bahasa anak muda saat ini adalah healing menjadi salah satu cara slow living, dengan perjalanan sederhana ini tidak mengharuskan untuk persiapan banyak hal secara detail.
Perlu diketahui juga dengan menerapkan konsep hidup ini nantinya, tentu akan memberikan hasil yang berbeda dengan orang lain, jadi tak dapat dibandingkan hasil prosesnya dengan orang lain, sebab pola ini lebih menekankan pada menikmati proses dengan santai dan tak terbuiru-buru bukan pada hasilnya.
Pilihan hidup seperti ini juga tak selamanya salah, lambat tidak selalu buruk dan cepat juga tak selamanya baik, dalam pepatah Jawa dikatakan alon-alon asal klakon (pelan-pelan yang penting sukses). Maka kembali lagi pada pilihan individu, bagaimanapun yang tahu baik atau buruknya pilihan adalah kembali pada dirinya sendiri.
Penulis: Maulida Fadhilah Firdaus
Editor: Zainuddin Sugendal
Baca juga: Frugal Living, Gaya Hidup Bikin Kaya?