• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Ittiba’ Rasul dalam Menyayangi Hewan

Syarif Abdurrahman by Syarif Abdurrahman
2022-09-19
in Tokoh
0
Ittiba' Rasul dalam Menyayangi Hewan

Ittiba' Rasul dalam Menyayangi Hewan (ist)

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

tebuireng.co – Ittiba’ Rasul dalam menyayangi hewan perlu dilakukan oleh masyarakat Islam bila melihat laporan terbaru dari Social Media Animal Cruelty Coalition (SMACC) Report 2021 yang menyatakan Indonesia sebagai negara penghasil konten penyiksaan hewan terbanyak di dunia.

Pemberitaan semacam ini harusnya sangatlah miris didengar oleh masyarakatnya. Alih-alih konten lucu, konten yang dihasilkan lebih merujuk pada tindak kekejaman terhadap sesama makhluk hidup.

Padahal, dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Abdullah bin Umar, Rasulullah telah menjelaskan bahwa sikap dan tindakan manusia terhadap hewan akan menentukan nasibnya di akhirat.

“Seorang wanita disiksa oleh Allah (pada hari kiamat) lantaran mengurung seekor kucing sehingga kucing itu mati. Karena itulah Allah memasukkannya ke neraka. Kucing itu dikurungnya tanpa diberi makan dan minum, dan tidak pula dilepaskannya supaya kucing itu makan serangga-serangga bumi (dengan sendirinya)”

Untuk itulah Rasulullah melarang manusia berlaku kejam terhadap binatang. Lantaran hewan memiliki interaksi dengan dunia lain yang tidak bisa dilakukan manusia. Seperti dalam suatu kesempatan, Rasulullah mengajarkan doa ketika ada ayam berkokok.

Dalam hadis Abu Hurairah r.a. dijelaskan, “apabila kamu mendengar ayam berkokok, maka mohonlah kemurahan dari Allah, karena pada saat itu, ayam tersebut melihat seekor malaikat.”

Tidak hanya itu, dalam praktiknya, Rasulullah pun menunjukkan betapa istimewanya hewan sama dengan istimewanya manusia. Bahkan, hak-hak hewan pun harus dipenuhi oleh manusia. Seperti kisah ketika Rasulullah menyelamatkan seekor anjing yang sedang menyusui anaknya.

Kala itu, Rasulullah bersama dengan umat Islam tengah dalam perjalanan dari Madinah menuju Makkah saat misi Fathu Makkah. Di tengah perjalanan, Rasulullah melihat seekor anjing betina yang tengah menggonggong lantaran menyusui anak-anaknya.

Melihat fenomena itu, Rasulullah dengan segera meminta seorang sahabatnya untuk berdiri di depan anjing tersebut. Maksud dari perintah tersebut adalah agar para tantara umat Islam tidak mengganggu anjing yang tengah menyusui tersebut.

Di dalam Al-Quran pun Allah telah menceritakan bahwa di akhirat nanti, manusia dan hewan-hewan akan dikumpulkan bersama dalam suatu keadaan.

وَمَا مِنْ دَآ بَّةٍ فِى الْاَ رْضِ وَلَا طٰٓئِرٍ يَّطِيْرُ بِجَنَا حَيْهِ اِلَّاۤ اُمَمٌ اَمْثَا لُـكُمْ ۗ مَا فَرَّطْنَا فِى الْـكِتٰبِ مِنْ شَيْءٍ ثُمَّ اِلٰى رَبِّهِمْ يُحْشَرُوْنَ

“Dan tidak ada seekor binatang pun yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan semuanya merupakan umat-umat (juga) seperti kamu. Tidak ada sesuatu pun yang Kami luputkan di dalam Kitab, kemudian kepada Tuhan mereka dikumpulkan.” (QS. Al-An’am 6: Ayat 38)

Begitu tegas Rasulullah mengajarkan kepada umatnya agar senantiasa menyayangi sesama makhluk Allah, termasuk hewan. Dengan ittiba’ kepada Rasul, harapanny perilaku kekejaman atau penganiayaan terhadap hewan tidak terus menjadi normalisasi, apalagi hanya demi sebuah konten.

Wallahua’lam

Oleh: Dinnatul Lailiyah

Tags: Ittiba' RasulMenyayangi HewanTebuireng
Previous Post

BBM Naik, Ini Pengelolaan Ala Nabi

Next Post

Hakikat Sabar menurut Ning Imaz Fatimatuz Zahra

Syarif Abdurrahman

Syarif Abdurrahman

Santri Pondok Pesantren Tebuireng.

Next Post
Hakikat Sabar menurut Ning Imaz Fatimatuz Zahra

Hakikat Sabar menurut Ning Imaz Fatimatuz Zahra

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Kemenhaj Resmi Rilis Desain Batik Baru untuk Penyelenggaraan Haji 2026
  • Berdakwah Ala Jek: Penuh Humor tapi Teguh Syariat
  • Hati-Hati Bahaya Maghrur, Tertipu Oleh Kebaikan Diri Sendiri
  • Manusia dalam Pancasila: Makhluk Monoplural yang Menyatu dalam Keberagaman
  • Menjadi Mandiri: Seni Berdiri di Atas Kaki Sendiri

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng