tebuireng.co– Dalam terjemah bahasa Arab kucing disebut الهر (Al-Hirr) , السنور ( As-Sinnaur) Dan القط (Al-Qitt) ketiganya sama-sama berarti kucing. Imam ad-Darimi menyebutkan bahwa hewan ini memiliki sifat mutawadi’ (rendah hati), sifat aluf (penyayang), dzarif ( cerdas) dan latif (lembut).
Ada beberapa hal menarik tentang kucing yang dijelaskan dalam kitab Hayatul Hayawan al-Kubro karya imam ad-Darimi sebagai berikut:
1. Hewan yang disukai nabi
Diriwayatkan dari Sayyidina Salman al-Farisi bahwa Nabi Saw memerintahkan untuk berbuat baik kepada kucing. Nabi juga menjelaskan tentang kedzaliman seorang wanita terhadap kucing yang ia ikat dan tidak diberinya makan. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar dalam Shahih Bukhori:
عن ابن عمر رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: | دخلت امرأة النار في هرة ربطتها فلم تطعمها ولم تدعها تأكل من خشاش الأرض
Diriwayatkan dari Ibnu Umar ra. Bahwa Nabi SAw bersabda: “seorang perempuan masuk ke neraka, sebab seekor kucing yang ia ikat. Ia tidak memberinya makan dan ia juga tidak membiarkannya makan dari serangga yang melata di atas bumi.” Hadis riwayat Al-Bukhari.
Baca juga: Kemuliaan Seorang Penggembala Kambing
2. Hewan yang suci
Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Imam Hakim dan Imam Baihaqi dari Abi Hurairah bahwa nabi bersabda:
من حديث ابي هريرة أن النبي ﷺ دعي إلى دار قوم فأجاب ، وإلى دار آخرين فلم يجب ، فقيل له فيذلك . فقال : « إن في دار فلان كلباً » . فقيل له : وإن في دار فلان هزة ، فقال ﷺ : « الهرة ليست بنجسة ، إنما هي من الطوافين عليكم والطوافات »
Diriwayatkan dalam sebuah hadis dari sahabat Abu Hurairah: “bahwa pada suatu hari Nabi Saw diundang ke rumah sekelompok kaum, akan tetapi Nabi menolak undangannya. Kemudian Nabi diundang oleh kaum yang lain, dan Nabi mendatanginya. Nabi pun ditanya perihal menolak undangan yang pertama, Nabi menjawab: karena di rumah itu ada seekor anjing. Kemudian Nabi ditanya “Lantas mengapa engkau mendatangi rumah yang kedua sedangkan di sana ada seekor kucing?”. Nabi menjawab “Kucing tidaklah najis. la termasuk dari hewan yang berkeliling di antara kalian”
3. Hewan yang memiliki kemampuan merekam jejak
Dalam suatu riwayat diceritakan bahwa Ruknud Daulah (Seorang pemimpin di masa Khilafah dulu) memiliki seekor kucing yang selalu hadir di ruangannya. Sebagian para pejabat yang kesulitan bertemu dengan Ruknud Daulah cukup menuliskan keperluannya di sebuah kertas, kemudian mengikatnya di leher si kucing kemudian Ruknud Daulah akan mengambilnya, membacanya dan membalasnya dengan cara yang sama. Kemudian si kucing akan menyampaikan balasannya ke orang yang berkeperluan tadi.
4. Hewan yang memiliki kepedulian terhadap sesama
Sebagaimana riwayat tentang seorang ulama’ Nahwu bernama Al-Imam Abul Hasan Tohir bin Ahmad bin Babsyadz yang mana pada suatu hari ia sedang nongkrong dan makan-makan bersama para sahabatnya di lantai atas masjid Jami’ Mesir. Kemudian ada seekor kucing. Mereka pun melemparinya makanan. Kucing itu mengambilnya, lalu pergi entah ke mana. Sesaat kemudian kucing itu datang lagi, dilempari makanan lagi, kemudian pergi. Hal itu terjadi berkali-kali. Akhirnya mereka heran dan curiga. Mereka mengikutinya, ternyata si kucing masuk ke puing-puing bangunan yang sudah runtuh untuk mengantarkan makanannya kepada seekor kucing yang buta di rumah itu.
Baca juga: Keutamaan dari Nama-Nama Allah