tebuireng.co – Ittiba’ Rasul dalam menyayangi hewan perlu dilakukan oleh masyarakat Islam bila melihat laporan terbaru dari Social Media Animal Cruelty Coalition (SMACC) Report 2021 yang menyatakan Indonesia sebagai negara penghasil konten penyiksaan hewan terbanyak di dunia.
Pemberitaan semacam ini harusnya sangatlah miris didengar oleh masyarakatnya. Alih-alih konten lucu, konten yang dihasilkan lebih merujuk pada tindak kekejaman terhadap sesama makhluk hidup.
Padahal, dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Abdullah bin Umar, Rasulullah telah menjelaskan bahwa sikap dan tindakan manusia terhadap hewan akan menentukan nasibnya di akhirat.
“Seorang wanita disiksa oleh Allah (pada hari kiamat) lantaran mengurung seekor kucing sehingga kucing itu mati. Karena itulah Allah memasukkannya ke neraka. Kucing itu dikurungnya tanpa diberi makan dan minum, dan tidak pula dilepaskannya supaya kucing itu makan serangga-serangga bumi (dengan sendirinya)”
Untuk itulah Rasulullah melarang manusia berlaku kejam terhadap binatang. Lantaran hewan memiliki interaksi dengan dunia lain yang tidak bisa dilakukan manusia. Seperti dalam suatu kesempatan, Rasulullah mengajarkan doa ketika ada ayam berkokok.
Dalam hadis Abu Hurairah r.a. dijelaskan, “apabila kamu mendengar ayam berkokok, maka mohonlah kemurahan dari Allah, karena pada saat itu, ayam tersebut melihat seekor malaikat.”
Tidak hanya itu, dalam praktiknya, Rasulullah pun menunjukkan betapa istimewanya hewan sama dengan istimewanya manusia. Bahkan, hak-hak hewan pun harus dipenuhi oleh manusia. Seperti kisah ketika Rasulullah menyelamatkan seekor anjing yang sedang menyusui anaknya.
Kala itu, Rasulullah bersama dengan umat Islam tengah dalam perjalanan dari Madinah menuju Makkah saat misi Fathu Makkah. Di tengah perjalanan, Rasulullah melihat seekor anjing betina yang tengah menggonggong lantaran menyusui anak-anaknya.
Melihat fenomena itu, Rasulullah dengan segera meminta seorang sahabatnya untuk berdiri di depan anjing tersebut. Maksud dari perintah tersebut adalah agar para tantara umat Islam tidak mengganggu anjing yang tengah menyusui tersebut.
Di dalam Al-Quran pun Allah telah menceritakan bahwa di akhirat nanti, manusia dan hewan-hewan akan dikumpulkan bersama dalam suatu keadaan.
وَمَا مِنْ دَآ بَّةٍ فِى الْاَ رْضِ وَلَا طٰٓئِرٍ يَّطِيْرُ بِجَنَا حَيْهِ اِلَّاۤ اُمَمٌ اَمْثَا لُـكُمْ ۗ مَا فَرَّطْنَا فِى الْـكِتٰبِ مِنْ شَيْءٍ ثُمَّ اِلٰى رَبِّهِمْ يُحْشَرُوْنَ
“Dan tidak ada seekor binatang pun yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan semuanya merupakan umat-umat (juga) seperti kamu. Tidak ada sesuatu pun yang Kami luputkan di dalam Kitab, kemudian kepada Tuhan mereka dikumpulkan.” (QS. Al-An’am 6: Ayat 38)
Begitu tegas Rasulullah mengajarkan kepada umatnya agar senantiasa menyayangi sesama makhluk Allah, termasuk hewan. Dengan ittiba’ kepada Rasul, harapanny perilaku kekejaman atau penganiayaan terhadap hewan tidak terus menjadi normalisasi, apalagi hanya demi sebuah konten.
Wallahua’lam
Oleh: Dinnatul Lailiyah