• Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik
Tebuireng Initiatives
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
No Result
View All Result
Tebuireng Initiatives
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Politik
Tebuireng Initiatives

Hukum Sepakbola Menurut Buya Yahya

Syarif Abdurrahman by Syarif Abdurrahman
2022-12-12
in Fiqih
0
Hukum Sepakbola Menurut Buya Yahya

Hukum sepakbola menurut Buya Yahya (ist)

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

tebuireng.co – Hukum Sepakbola menurut Buya Yahya atau Yahya Zainul Ma’arif bisa mengarah ke haram dan mubah. Tergantung niat dan cara bermain sepakbola dan hal yang mengiringinya.

Menurutnya, olahraga apa saja yang dapat bermanfaat untuk kesehatan badan diperbolehkan dengan syarat tidak melanggar syariat yang ada. Begitu pula dengan sepakbola, olahraga ini diperkenankan karena dapat menyehatkan badan.

Namun, ia menjelaskan bahwa hukum asal bermain sepakbola diperbolehkan dalam Islam. Hal ini disampaikannya dalam salah satu video yang diunggah di kanal Youtube “Buya Yahya” (28/02/2021).

“Semua jenis olahraga yang bermanfaat untuk jasad dan dengan cara yang tidak melanggar syariat itu diperkenankan. Main bola adalah jenis olahraga yang bisa menjadikan orang berkeringat, baik untuk kesehatan, ya sudah (boleh) main (sepakbola),” jelasnya.

Hukum sepakbola menurut Buya Yahya bisa merubah menjadi haram jika ada tambahan kegiatan yang dilarang syariat menyertainya. Karena sebagian masyarakat melakukan taruhan yang masuk kategori judi dalam bermain sepakbola.

“Melanggar syariat biasanya dengan cara berjudi, membuka aurat, laki-laki dan perempuan berbaur, meninggalkan waktu salat dan masih banyak lagi. Maka ini olahraga yang melanggar syariat dan menjadi haram,” imbuhnya.

Oleh karena itu, olahraga apa saja yang kita lakukan (termasuk sepakbola) harus sesuai dengan syariat Islam, tidak boleh melanggar aturan agama. Jangan sampai olahraga yang awalnya kita lakukan untuk menjaga salah satu pemberian Tuhan yakni kesehatan, justru menjadi faktor terjerumusnya kita kedalam neraka-Nya.

Dalam video tersebut, Buya Yahya juga mengingatkan untuk mengatur waktu dalam berolahraga. Menurutnya olahraga itu dilakukan sesuai dengan porsi yang kita butuhkan.

“Olahraga itu seperti garam dalam menu makanan. Tidak usah banyak-banyak. Olahraga itu sesaat. Olahraga terus pagi siang dan malam itu tidak benar. Ada saat beribadah, berdzikir, dan berolahraga,” katanya.

Buya Yahya mengingatkan hal lebih penting dalam hidup adalah bagaimana aktivitas yang dilakukan, termasuk olahraga dapat mendekatkan diri kepada Allah Swt.

Ia mencontohkan orang barat, mereka meniatkan segala aktivitasnya untuk olahraga. Jalan kaki niatnya olahraga, membersihkan dapur niatnya olahraga, akitivitas apapun yang mengeluarkan keringat mereka niatkan untuk olahraga.

“Kita sebagai muslim, lebih hebat lagi bagaimana aktivitas yang kita lakukan dapat mendekatkan diri kepada Allah. Caranya adalah dengan niat, misalnya ‘Nawaitu jalan kaki karena Allah’, maka bukan hanya sehat badan yang kita dapatkan, tapi juga pahala,” pungkasnya.

Oleh: Ach Syifa’ Qolby

Tags: Buya YahyaHukum main sepakbolaMekanisme taruhan sepakbolaSepakbolaSyiar Islam lewat sepakbola
Previous Post

Tujuan Bahtsul Masail Kurikulum Ma’had Aly?

Next Post

Tetap Menulis Meskipun Rumit

Syarif Abdurrahman

Syarif Abdurrahman

Santri Pondok Pesantren Tebuireng.

Next Post
Tetap Menulis Meskipun Rumit

Tetap Menulis Meskipun Rumit

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

Pos-pos Terbaru

  • Kemenhaj Resmi Rilis Desain Batik Baru untuk Penyelenggaraan Haji 2026
  • Berdakwah Ala Jek: Penuh Humor tapi Teguh Syariat
  • Hati-Hati Bahaya Maghrur, Tertipu Oleh Kebaikan Diri Sendiri
  • Manusia dalam Pancasila: Makhluk Monoplural yang Menyatu dalam Keberagaman
  • Menjadi Mandiri: Seni Berdiri di Atas Kaki Sendiri

Komentar Terbaru

  • Yayat.hendrayana pada Surat Yasin dan Amalan Segala Hajat
  • Universitas Islam Sultan Agung pada Pentingnya Bahtsul Masail sebagai Ruh Pesantren
  • Thowiroh pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Dodi Sobari pada Dauroh Badlan Al-Masruriyy Cetak Santri Bisa Bahasa Arab 2 Bulan
  • Tri Setyowati pada Ijazah Wirid dari Kiai Abdul Wahab Hasbullah
  • About
  • Kontak
  • Privacy & Policy
  • Terms and Conditions
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Pedoman Media

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng

No Result
View All Result
  • Tebuireng
  • News
  • Keislaman
  • Pesantren
  • Kebangsaan
  • Galeri
  • Kolom Pakar
  • Politik

© 2021 Tebuireng Initiatives - Berkarya Untuk Bangsa by Tebuireng