tebuireng.co – Tujuan Bahtsul Masail kurikulum Ma’had Aly yakni meningkatkan kualitas Mahad Aly. Hal ini disampaikan Ketua Asosiasi Ma’had Aly Indonesia (Amali) KH Nur Hannan. Ia berharap hasil keputusan Bahtsul Masail kurikulum Ma’had Aly bisa dijadikan pedoman seluruh Ma’had Aly di Indonesia.
Bahtsul Masail kurikulum ini digelar oleh Amali dan Direktorat PD Pontren Kementerian Agama Republik Indonesia. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, tepatnya pada tanggal 11-12 Desember 2022 di Gedung Yusuf Hasyim lantai tiga Pondok Pesantren Tebuireng.
“Harapannya, hasil keputusan dari Bahtsul Masail ini dijadikan standar kurikulum Ma’had Aly seluruh Indonesia,” kata Kiai Hanan.
Kiai Hannan menambahkan bahwa secara garis besar ada dua tema pembahasan yang urgent untuk segera dibahas oleh Ma’had Aly di seluruh Indonesia. Pertama, pengembangan kurikulum.
Sebagai perguruan tinggi khas pesantren yang memiliki visi besar utama mencetak ulama yang berwawasan kebangsaan dan keislaman. Ma’had Aly ditugaskan agar menyelenggarakan pendidikan dengan nuansa kajian keislaman yang inklusif.
Kedua, tentang regulasi penyelenggaraan Ma’had Aly. Mengaca pada Undang-undang (UU) nomor 18 tahun 2019 tentang pesantren, Ma’had Aly mengemban tugas untuk mencetak ulama yang mutafaqqih fii din dan mutafaqih fii mashalihil khalqi. Yakni, ulama yang mumpuni dalam kajian keislaman serta memiliki kepekaan sosial untuk kesejahteraan umat di Indonesia.
Maka dari itu, Kiai Hannan berharap agar Bahtsul Masail ini bisa menghasilkan keputusan bersama di antara Ma’had Aly yang menyelenggarakan takhasus ilmu hadis dan ilmu hadis serta Mahad Aly yang menyelenggarakan takhasus sejarah peradaban Islam.

Peserta kegiatan tersebut berasal dari Mahad Aly yang menyelenggarakan dua takhasus di atas. Hadir dalam forum tersebut delapan Ma’had Aly dari berbagai daerah yang menyelenggarakan takhasus hadis dan ilmu hadis dan takhasus sejarah peradaban Islam.
Di antaranya, Ma’had Aly Zainul Hasan Probolinggo, Ma’had Aly Darul Ihya Li Ulumiddin Pasuruan, Ma’had Aly Balekambang, Ma’had Aly As-Sunniyah Jember, Ma’had Aly Al-Hidayah Tuban, Ma’had Aly As-Shiddiqiyyah Jakarta, Ma’had Aly Al Musyaffa’ Kendal dan Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng sekaligus sebagai tuan rumah.
Ketua Amali tersebut juga mengaku, Bahtsul Masail kurikulum Ma’had Aly ini merupakan konsep baru Bahtsul Masail yang dilaksanakan di Tebuireng. Sebab, dari banyak pelaksanaan Bahtsul Masail yang diselenggarakan selama ini membahas tema-tema keagamaan.
“Ini merupakan yang pertama kali dilaksanakan di Pesantren Tebuireng,” ujarnya.
Sekretris Pesantren Tebuireng KH Abdul Ghofar memberikan apresiasi atas digelarnya Bahsul Masail tersebut. Kiai Ghofar berharap apa yang dihasilkan dalam Bahsul Masail bisa melahirkan kurikulum yang dibutuhkan. Baik dalam segi pendidikan, penelitian, maupun segi pengabdian masyarakat.
“Kalau di Mahad Aly Tebuireng, yang sudah lulus kita terjunkan ke masyarakat. Sehingga ilmu mereka bisa terserap ke masyarakat secara langsung. Terutama masyarakat di luar Pulau Jawa. Sekali lagi kami sangat mengapresiasi acara ini. Semoga menjadi langkah awal untuk menyempurnakan kurkulum di Ma’had Aly,” tandasnya.
Oleh: Ahmad Fikri.