Syiar Islam lewat sepakbola di Eropa adalah hal yang menjadi perhatian publik saat ini, salah satunya Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Lembaga Pembinaan Pendidikan dan Pengembangan Ilmu Al-Qur’an (LP3IA) KH A Bahauddin Nursalim (Gus Baha).
Gus Baha bicara isu ini dalam salah satu video berjudul “Gus Baha Bicara Sepakbola dan Agama” yang diupload oleh kanal Youtube “NU Online” pada tanggal 14 Agustus 2020.
Gus Baha mengatakan bahwa sepakbola adalah salah satu kuasa Allah dalam menyebarkan dan menjaga agama Islam di berbagai belahan bumi.
“Allah itu Maha Kuasa إن الله على كل شيئ قدير. Dalam menyebarkan Islam, Allah punya banyak cara. Seperti orang Inggris, mereka mengenal Islam lewat Mohammad Salah. Hal ini terjadi karena mereka memang tidak mengamati seorang kiai atau ulama, tapi yang mereka amati pemain bola itu”, jelas Gus Baha.
Mohammad Salah merupakan salah satu pemain bola beragama Islam asal Mesir yang sekarang bermain di salah satu klub bola di Inggris, Liverpool FC. Mohammad Salah atau yang akrab disapa dengan Mo Salah memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk pandangan baru publik Inggris terhadap Islam.
Bahkan, striker Liverpool ini menempati posisi ke-41 dalam daftar tokoh muslim paling berpengaruh di dunia yang dirilis oleh situs The Muslim 500. Hal ini menandakan bahwa syiar Islam lewat sepakbola di Eropa diakui banyak kalangan.
Mo Salah cukup populer di Inggris setelah ia membantu Liverpool FC merebut titel liga Inggris setelah puasa gelar cukup lama. Namanya dieluk-elukan oleh pendukung Liverpool di berbagai belahan dunia.
Pengaruh Mo Salah ini dapat dilihat dari perkembangan populasi muslim di Inggris. Dengan popularitasnya, secara tidak langsung penganut agama Islam di sana mengalami pertambahan yang signifikan.
Bahkan, pada tahun 2019 populasi muslim di Inggris mencapai 3 juta jiwa yang merupakan terbanyak dalam sejarah. Hal ini merupakan bukti bahwa sepakbola merupakan salah satu cara kekuasaan Allah Swt dalam menyebarkan agama-Nya.
“Sepakbola menjadi perantara mengenalkan Islam ke mata dunia. Bahkan, sepakbola dapat mengikis islamophobia (kebencian terhadap agama Islam) yang hari ini terjadi di dunia barat,” tegas Gus Baha.
Gus Baha lalu mencontoh kasus lain, beberapa masyarakat Prancis merasa takut dan cenderung benci terhadap Islam. Hal ini bisa dilihat cara publik menyikapi kartun nabi yang dimuat oleh surat kabar mingguan satir di Prancis bernama Charlie Hebdo.
Namun, dengan adanya seorang pemain bola beragama Islam, yakni Zinadine Yazid Zidane (mantan pemain Timnas Prancis) maka anggapan mereka terhadap Islam-pun sedikit berubah. Islam tidak dikaitkan dengan terorisme.
Zidane merupakan pemain sepakbola yang memiliki darah dari Aljazair, ia sempat dibenci oleh publik Prancis. Namun, setelah seorang Zidane berhasil membawa Prancis juara dunia, mereka menjadi tidak benci Zidane dan malahan memperjuangkan hak-hak Islam
“Dulu, dikiranya orang Prancis bisa tidak benci Islam karena toleransi beragama atau lewat buku-buku toleransi yang mereka baca. Ternyata tidak, tapi lewat pemain bola. Itulah kalau Allah sudah menghendaki,” tutup Gus Baha.
Oleh: Ach Syifa’ Qolby